Sejak Inggris memulai revolusi industri, London perlahan menjelma menjadi kota metropolitan. Pabrik-pabrik yg menjamur mengakibatkan urbanisasi besar-besaran terjadi. Pemukiman penduduk semakin padat. Menyebabkan sanitasi menjadi buruk. Sungai Thames pun semakin tercemar. Hampir segalanya dibuang di sungaipaling terkenal se-Britania Raya itu.
Seingat Lily dulu waktu ia masih kecil sungai Thames tidak sekotor sekarang. Sejenak tadi sempat terlintas di otaknya untuk menceburkan diri ke sungai Thames. Tapi pasti akan sangat menjijikkan jika seluruh air kotor itu membasahi tubuhnya, lagipula dirinya akan terlihat sangat konyol jika tidak segera mati. Mungkin saja esok di surat kabar akan termuat namanya. "Lady Hamsford mencoba bunuh diri di sungai Thames, tapi gagal?" oh...itu memalukan.
Lalu cara mati seperti apa yang menyenangkan? Rasanya tidak ada.
Liliane mengusap air mata yang sedari tadi menetes pipinya. Pikiran-pikiran suram tentang mengakhiri hidup meletup-letup di otaknya. Karena ia sudah tak sanggup menerima cemoohan. Ia juga tak ingin menerima kenyataan jika seandainya yg dilahirkannya nanti adalah bayi lelaki. Maka dari itu Ia berniat membawa bayinya ke alam baka. Agar ia bisa memilikinya selamanya.
"Hidup ini memang kadang terasa sangat sulit, my lady."
Seorang wanita tua tiba-tiba mengagetkannya. Seingatnya tadi tak ada siapa pun di dekat sini.
"Jika masalah anda berhubungan dengan bayi dalam kandungan anda, saya bersedia membantu my lady." tawar wanita itu.
Bagai ditiup angin yang sejuk, Liliane merasa tertarik dengan penawaran wanita tua disampingnya. Liliane menoleh untuk memberi perhatian penuh kepada wanita itu.
"Nama saya Amelia Dyer. Saya menampung wanita hamil yang putus asa dan bayi-bayi malang untuk kemudian di adopsi."
"Oh, Mrs. Dyer. Maafkan aku. Aku tak bermaksud memberikan bayiku kepada orang lain. Aku hanya...ingin bersembunyi dari ayah bayi ini."
"Anda bisa bersembunyi di tempatku. Kujamin tak akan ada yang tahu. Semua rahasia pasti saya jaga dengan baik. Anda hanya perlu menggantinya dengan sedikit imbalan."
"Berapa?"
"£80 harga spesial kutawarkan kepada anda, my lady."
"Tapi aku kebetulan tak membawa apapun dari rumah. Dan aku sudah tak ingin lagi kembali ke rumah suamiku."
Amelia menyunggingkan senyum di antara kulit bibirnya yang sudah mengeriput.
"Bukankah anda memakai sebuah kalung mutiara my Lady. Kurasa kalung itu lebih dari cukup untuk membiayai hidup anda selama beberapa bulan juga biaya persalinan."
Liliane berpikir sejenak. Menimbang apakah wanita tua ini hanya berniat merampoknya? Liliane segera menepis jauh-jauh pikiran buruknya.
"Baiklah. Saya bersedia." Liliane mengiyakan. Karena Ia sudah tidak bisa memikirkan cara lain untuk lolos dari masalahnya. Ia hanya ingin pergi dari William dengan membawa serta bayinya apapun jenis kelaminnya. Ia sudah tidak tahan menjadi bahan cemooh dan gunjingan para lady. Dan tak ingin anaknya kelak mendapat perlakuan yang sama.
Liliane mencopot kalung mutiaranya untuk diberikan kepada Mrs. Dyer.
"Aku mohon bantuanmu."
"Dengan senang hati saya akan melayani anda dengan baik, my Lady."
Sesaat tadi Liliane melihat seringai di bibir Mrs. Dyer sebelum wanita itu menunduk untuk menjinjing kopernya. Tapi Liliane segera mengabaikannya.
"My Lady, kuharap anda tidak keberatan untuk menunggu disini. Karena saya ada sedikit urusan yang harus diselesaikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be His Countess (END)
Fiksi Sejarah#7 in Historical Fiction (9.11.17) #4 in Historical Fiction (17.11.17) Liliane Green seorang gadis penjual bunga. Pertemuannya dengan William Huntley, Earl of Hamsford awalnya biasa saja layaknya seorang pembeli dan pedagang biasa. Seringnya sang ea...