Youngmin, Kwangmin, dan Minwoo tengah bermain basket di lapangan umum, sesekali mereka bercanda. Kwangmin mencetak angka, sedangkan Youngmin dan Minwoo hanya mengobrol tak jelas.
Minwoo tiba-tiba diam, ia duduk di lapangan. Tak berbeda dengan Kwangmin, ia tiduran di lapangan itu.
"Kalian lelah, aku akan beli minuman." ujar Youngmin, membuat keduanya menunjukkan jempolnya. "Baiklah, aku pergi." ujarnya sambil berjalan, pergi.
Youngmin menghela nafas, sesekali ia menatap jalanan. Ditangannya telah ada beberapa botol minuman dingin, membuatnya harus sedikit bergegas.
Youngmin tiba-tiba terdiam, ia melihat seorang gadis tengah berdiri ditepi jalan. Gadis itu tampak akan menyebrang, sedangkan di kejauhan sana ada sebuah mobil melaju kencang ke arahnya.
"Hei, minggir!!!" teriak Youngmin, tapi gadis itu tak mendengarnya. Tanpa pikir panjang, Youngmin segera berlari menghampiri gadis itu. Ia segera memeluk gadis itu, lalu mendorongnya.
Bruk!!!
Youngmin membanting tubuhnya dan gadis itu, membuat mereka terjatuh terkena aspal. Youngmin meringis, lalu melihat mobil itu. Mobil itu malah pergi, tanpa memperdulikan keadaan korbannya.
Ringisan pelan dari gadis itu, membuat Youngmin menoleh. Ia segera melepas pelukannya, lalu melihat keadaan gadis itu. "Kau tak apa?" tanyanya, khawatir.
Beberapa orang segera menghampiri mereka, membuat suasana sedikit ramai. "Kalian tak papa?" tanya salah satu dari mereka sambil membantu keduanya berdiri.
"Apa kita perlu panggil ambulance?"
"Tidak usah, aku baik-baik saja." jawab gadis itu, pelan. Youngmin tersenyum, ia dan gadis itu segera dituntun untuk berjalan ke tepian.
"Terimakasih banyak..." ujar Youngsun sambil membungkukkan badannya, saat mereka pamit pergi.
Youngmin menatap gadis itu, lalu luka-lukanya. "Kau yakin tak mau ke rumah sakit?" tanyanya, khawatir.
Youngsun melihat pria yang menyelamatkannya itu, lalu menunduk. "Maaf, Sunbae. Aku tak mengenalimu..." ujarnya, kaget.
Youngmin tak memperdulikan kecanggungan mereka, ia segera menarik Youngsun duduk di sebuah kursi besi. "Lukamu sangat banyak, bagaimana kalau kuobati?"
"Tidak usah, lukamu lebih parah."
"Tunggu disini, aku akan membeli plester dan obat merah. Jangan kemana-kemana, mengerti?" ujarnya sambil berjalan, meskipun sedikit pincang. Youngsun ingin mencegahnya, tapi Youngmin keburu jauh.
Tak lama, pria itu kembali dengan plester dan obat merahnya. Ia pun mengobati sendiri luka Youngsun, membuat gadis itu semakin tak enak hati.
"Sudahlah, Sunbae. Aku akan..."
"Diamlah." ujar Youngmin, pelan. "Ini sedikit perih, tapi tahan ya..."
Youngsun langsung diam, Youngmin pun jongkok di hadapannya. Youngsun meringis pelan, membuat Youngmin sedikit memelankan gerakannya.
Youngsun menatap Youngmin, ia sedikit kagum pada pria itu. Pantas saja Minji menyukainya, dia adalah pria yang baik.
Setelah selesai, Youngmin kembali duduk disamping Youngsun. "Agak baikan?"
Youngsun mengangguk, tapi ia melihat luka ditangan pria itu. "Sunbae, aku akan mengobati lukamu."
"Tidak usah, aku bisa obati sendiri."
"Tidak, kau sudah sangat baik mengobati lukaku. Sekarang giliranku untuk mengobatimu, ya?" ujar Youngsun sambil mengambil obat merahnya, lalu mulai mengobati luka Youngmin.
Youngmin hanya diam, sesekali ia menatap gadis yang tengah serius pada lukanya itu. Cantik, pantas saja semua orang memperhatikannya.
Youngsun tersenyum, saat menangkap tatapan Youngmin padanya. Ia pun menutup luka Youngmin dengan plester, membuat pria itu memalingkan wajahnya.
"Kenapa kau ada disini?" Tanya Youngmin, sesaat setelah mereka diam.
"Hm... Aku harus... Ya tuhan, aku harus mengantarkan pesanan kue. Apa yang harus kulakukan sekarang?" ujar Youngsun, panik. "Apa yang harus kukatakan pada Eomma? Bagaimana ini?" ujarnya, lalu ia memeriksa tubuhnya. "Ponselku? Ponsel..."
"Tenang, tenang dulu." ujar Youngmin sambil mengusap bahu Youngsun, membuat gadis itu menatapnya. Youngmin terdiam, lalu segera menarik tangannya kembali. "Maaf..."
Tiba-tiba ponsel Youngmin berbunyi, ia segera mengambil ponselnya. "Hallo..."
"Apa yang kau lakukan? Kenapa lama sekali?" ujar Kwangmin, di ujung sana.
"Hm... Maafkan aku, ada sedikit kecelakaan disini." ujar Youngmin, pelan.
"Kecelakaan? Apa kau terluka?"
"Sedikit, tapi Youngsun..."
"Youngsun? Kau bertemu Youngsun?"
"Ya, dia terluka."
"Kalian ada dimana?" tanya Kwangmin, panik.
"Hm... Kami ada dijalan, dekat minimarket terdekat."
"Baiklah, kami kesana." ujar Kwangmin sambil mengambil tasnya, lalu bergegas pergi.
"Kwang, kau mau kemana? Aku ditinggal, nih." teriak Minwoo, tapi Kwangmin tak memperdulikannya. "Aish..." Minwoo berdecak, lalu bergegas menyusul Kwangmin.
"Hyung..." teriak Kwangmin sambil berlari, menghampiri Youngmin dan Youngsun yang tengah mengobrol. "kau tidak papa? Youngsun, kau baik-baik saja kan?" Tanyanya, tanpa jeda.
"Ya! Kau berlari sangat cepat, aish..." ujar Minwoo sambil mengatur nafasnya, kesal.
"Kami tidak papa, hanya terluka sedikit."
"Youngmin Sunbae menyelamatkanku tadi, jadi ia terluka." ujar Youngsun sambil mengusap luka Youngmin, membuat Kwangmin terdiam.
Youngmin menyadari perubahan raut wajah adiknya itu segera menjauh, mendekat pada Minwoo.
"Kau ingin kuantar pulang? sepertinya kau tak bisa berjalan dalam keadaan seperti itu." ujar Kwangmin, berusaha melupakan hal tadi.
"Iya, lebih baik Kwangmin mengantarmu pulang." ujar Youngmin, tersenyum.
Youngsun sedikit kecewa, tapi dia segera tersenyum. "aku bisa pulang sendiri, aku takut ada yang salah paham."
"Eoh, apa kau punya pacar?"
"Tidak, tapi aku takut merepotkan."
"Ah, tidak juga. Daripada kau berjalan pincang begitu, lebih baik kutemani. Iya, kan?"
"Baiklah, kalau Sunbae memaksa." ujar Youngsun, mengalah.
"Baiklah, ayo!!!" ujar Kwangmin sambil membantu Youngsun berjalan, membuat Youngmin tersenyum miris.
"Kau tidak papa? Apa kau bisa berjalan normal?" tanya Minwoo, jahil. "Kau ingin kugendong?" tanyanya, lagi.
"Apa maksudmu? Memangnya kau kuat menggendong aku?"
"Kalau kau ingin kulempar ke jalanan, boleh saja." ujar Minwoo sambil mengulurkan tangannya, tapi Youngmin hanya menatapnya kesal.
"kau ini berniat membantu atau membuatku tambah sakit?"
"Kau pikir..." ujar Minwoo, lalu ia berlari.
"Awas kau ya..." teriak Youngmin, membuat Minwoo tertawa.
Tanggung, gak? Maaf, lagi gak mood nulis soalnya. Maklum ya, soalnya lagi agak BT. Makasih yang udah mau baca sampai part ini, maaf kalo ceritanya agak gaje. haha, sekali lagi terimakasih 😀😊😄
![](https://img.wattpad.com/cover/114736848-288-k138419.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY DESTINY (END)
FanfictionBerawal dari kejadian masa lalu, Minji bertekad untuk mencari pangeran impian yang dulu pernah ia temui. Dengan temannya, ia pun menemukan sang pangeran itu. Pada awalnya semua berjalan lancar, Minji mulai dekat dengan sang pangeran masa kecilnya it...