Youngmin menghela nafas, pelan. Sesekali ia melirik ponselnya yang tak berhenti bergetar, ia menatap buku dihadapannya. Ia menatap ponselnya, Kwangmin kembali menelponnya untuk yang kesekian kalinya. Ia tau, Kwangmin pasti ingin memberitahunya tentang sakitnya Minji. Ia sudah menduga hal seperti itu terjadi, karna bukan hanya Minji yang ia sakiti. Banyak gadis lain yang telah ia sakiti dengan penolakan yang tegas dan tak berperasaan, tapi Youngmin mencoba tak memperdulikan itu. Toh ini tak ada hubungannya, salah mereka sendiri menyukainya sampai seperti itu.
Ia menatap keluar kafe itu, hujan cukup deras diluar sana. Ia menghela nafas, pelan. Apa aku salah? Kenapa aku seperti ini? Apa aku salah bersikap seperti ini? Kenapa mereka tak berhenti saja?
Youngmin menghela nafas, lalu mengemasi barang-barangnya. Ia akan pergi untuk menjenguk Minji, ia pun mengambil ponselnya. "Kwang..."
***
Kwangmin mendengus, Youngmin menutup pembicaraannya secara sepihak. Ia menatap ponselnya, kesal. "Kenapa kau selalu bersikap seperti ini? Setelah menolak seorang gadis dengan tanpa perasaan, kau selalu seperti ini. Aish... Aku yang repot, kan?"
Youngsun tersenyum melihat Kwangmin tengah mengomel pada ponselnya sendiri, ia menghampiri pria itu. "Ada apa?"
Kwangmin menatap Youngsun, lalu tersenyum manis. "Youngmin Hyung baru menjawab telponnya, setelah beberapa jam aku mencoba menghubunginya."
"Apa dia akan kemari?"
"Iya, dia juga terdengar khawatir pada kondisi Minji." ujar Kwangmin, membuat Youngsun menghela nafas. Kwangmin menatap calon tunangannya itu, heran. "Kenapa?"
Youngsun hanya tersenyum, lalu ia menggandeng Kwangmin. "Masuk yuk, disini dingin."
"Baiklah..." ujar Kwangmin sambil mengusap rambut Youngsun, pelan.
Youngsun tersenyum, tapi diam-diam ia menghela nafas. Ia tak bisa bertemu Youngmin untuk sekarang, perasaannya bisa-bisa langsung tertuju pada pria itu.
Bel berbunyi, membuat Minwoo yang tengah membantu Jeongmin menoleh kearah pintu. "Aku akan buka pintu." ujarnya sambil melesat menuju pintu, lalu membukanya. "Young..."
"Hai, maaf telat!" ujar Youngmin dengan baju sedikit basah, membuat Minwoo menatapnya tajam.
"Kau basah, kenapa kau hujan-hujanan?" ujar Minwoo sambil menarik tangan Youngmin untuk masuk, lalu ia menutup pintu.
"Siapa?" tanya Jeongmin sambil menatap Youngmin, membuat pria itu juga menatapnya penuh selidik.
Minji tampak kaget melihat Youngmin, lalu ia berusaha tak memperdulikan kehadiran pria itu.
"Dia adalah kakak Minji, Young." ujar Minwoo sambil menepuk bahu Youngmin, membuat Youngmin langsung membungkukkan badannya.
"Maafkan aku, aku tak sopan. Aku adalah Youngmin, guru les Minji." ujar Youngmin, sopan.
Jeongmin terdiam, lalu menatap Minji. "Sejak kapan kau les padanya, Minji?"
"Sejak aku mengajaknya, Hyung. Young, masuk saja! Hyung, kau punya baju ganti?"
"Tentu saja, aku punya."
"Maksudku, kau punya baju ganti yang besar tidak? Tidak lihat perbedaanmu dengan Youngmin?" ujar Minwoo sambil menaruh tangannya diatas kepalanya dan Youngmin, membuat Jeongmin segera melemparkan bantal padanya.
"Kau sendiri juga sama, masih meledekku." ujar Jeongmin sambil berjalan menuju kamarnya, membuat Minwoo tertawa.
"Setidaknya aku masih lebih tinggi darimu, Hyung." ujar Minwoo, meledek.
"Aish... Diam kau! Ini bajunya, ganti dikamarku." ujar Jeongmin sambil menatap tajam Minwoo, lalu menyerahkan satu set baju pada Youngmin.
"Terimakasih, Hyung." ujar Youngmin sambil membungkuk sebentar, lalu berjalan menuju kamar Jeongmin.
Kwangmin dan Youngsun muncul dari dapur, mereka membawa makanan dan minuman. Minwoo dan Jeongmin segera duduk disamping kanan-kiri Minji, membuat Minji hanya tersenyum.
"Apa Youngmin Hyung sudah datang? Kudengar tadi kalian heboh, kenapa?" tanya Kwangmin sambil mengambil salah satu snack dan membukanya.
"Youngmin datang dengan baju basah, dia sedang ganti dikamar Jeongmin Hyung." jawab Minwoo sambil menyerahkan buah dikupasnya pada Minji, membuat Jeongmin segera merampas buah itu. "Aish..."
"Biar aku saja, aku kan kakaknya." ujar Jeongmin, membuat Minwoo kesal.
"Oh, begitu." ujar Kwangmin sambil memakan snacknya, ia mulai terbiasa dengan Minwoo dan Jeongmin yang sering berantem didepannya. Karna sepertinya ia mulai menyadari perasaan Minwoo telah berubah pada Minji, ia telah berhasil melupakan masa lalunya.
Youngsun menatap Minwoo yang mencoba merebut perhatian Minji dengan memberinya minum, tapi Jeongmin mencegahnya. Ia terdiam, sepertinya ia mengerti apa yang terjadi.
Tiba-tiba Youngmin membuka pintu kamar Jeongmin, membuat semua perhatian mengarah padanya. Youngmin keluar dengan kaos tanpa lengan dan jeans pendek milik Jeongmin, membuatnya semakin terlihat bersinar. Tangan pria itu tengah merapikan rambutnya yang sedikir basah, membuatnya semakin terlihat menarik.
"Ini tidak adil!!!" teriak Jeongmin, membuat semua orang menatapnya kaget. "Bagaimana bisa kau begitu tampan dan cantik?" Ujarnya, sebal.
"Kau bicara apa sih, Hyung?" tanya Kwangmin yang paling biasa, karna dia sudah sering melihat Youngmin yang seperti itu.
"Kau juga sama, Kwang. Wajah kalian sangat mirip, tapi dia terlihat lebih cantik." ujar Jeongmin, mendengus kesal.
Youngmin hanya diam, lalu ia duduk disamping Kwangmin. "Minji, bagaimana kabarmu?"
"A-aku baik-baik saja, Sunbae. Terimakasih sudah menyempatkan untuk datang, maaf merepotkan." ujar Minji, canggung.
Youngmin terdiam, lalu tersenyum. "Tidak masalah, kau kan muridku." ujarnya, membuat Minwoo mendelik padanya.
Minji tersenyum, mencoba bersikap seperti biasanya pada pria itu.
Hai, ketemu lagi. Ada yang masih setia nungguin ff ini? Kalau ada, makasih atas dukungannya. Mungkin ff ini gak akan terlalu panjang, beberapa chapter lagi mungkin selesai.
Jangan lupa vomment ya, ditunggu lho!!! Haha, bye, see you soon!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY DESTINY (END)
FanfictionBerawal dari kejadian masa lalu, Minji bertekad untuk mencari pangeran impian yang dulu pernah ia temui. Dengan temannya, ia pun menemukan sang pangeran itu. Pada awalnya semua berjalan lancar, Minji mulai dekat dengan sang pangeran masa kecilnya it...