Youngmin menunggu di lahan parkir sekolah, ia tengah menunggu Minji pulang. Ia sudah berjanji akan mengajari Minji di kafe dekat sekolah, sepulang sekolah.
"Sunbae..." teriak Minji sambil berlari, menghampiri Youngmin. "Apa kau sudah menunggu lama?"
"Tidak terlalu lama, apa kau membawa sepedamu?"
"Iya, kita memakai sepedaku kan?"
Youngmin terdiam, lalu mengambil ponselnya. "Tunggu sebentar, ya." ujarnya sambil menempelkan ponselnya di telinga, membuat Minji tersenyum. "Hallo, Ahjussi. Bisakah Ahjussi mengambil motorku? Ah, baiklah. Aku akan pergi, Ahjussi langsung ambil saja motornya." Ujarnya, lalu ia menutup ponselnya. "Ayo, dimana sepedamu?"
Minji berbalik, lalu menunjuk sepeda yang terparkir satu-satunya diujung lahan parkiran.
"Ayo!!!" ajak Youngmin sambil berjalan, disusul Minji dibelakangnya. Pria itu segera mengambil sepeda Minji, lalu menaikinya. "Ayo, naik!!!"
"Sunbae bisa sepeda?" tanya Minji, ragu.
"Tentu saja, aku takkan menjatuhkanmu." ujar Youngmin, tersenyum.
"Baiklah, ayo!!!" ujar Minji sambil berdiri duduk dibelakang Youngmin, lalu memeluk pria itu dari belakang.
"Kau siap?" tanya Youngmin yang dijawab anggukan oleh Minji, lalu sepeda pun melaju.
Tanpa mereka sadari, Youngsun melihat itu. Ia melihat pelukan Minji dan senyuman senang gadis itu, ia merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Harusnya ia senang melihat Minji bertemu dengan pangeran impiannya, tapi kenapa ia merasakan rasa sakit saat gadis itu memeluk pria yang merupakan cinta pertamanya itu?
"Sunny, kau akan pulang kan?" tegur Kwangmin, membuat Youngsun menatapnya.
"Ya, maafkan aku..." ujar Youngsun, tersenyum.
***
Kwangmin menghentikan laju motornya, sesaat setelah sampai di rumah Youngsun. Youngsun segera turun dari motornya, lalu menyerahkan helm yang dipakainya pada Kwangmin.
"Kenapa? Apa ada yang kau pikirkan?" tanya Kwangmin, membuat Youngsun menatapnya kaget.
"Apa?"
"Kau sedari tadi diam terus, apa yang terjadi?" tanya Kwangmin sambil melepas helmnya, membuat Youngsun tersenyum.
"tidak, aku hanya..."
"Sunny, kau sudah pulang?" tanya seorang wanita dari halaman rumah, membuat keduanya menoleh.
"Eomma..." ujar Youngsun, tersenyum.
Kwangmin segera turun dari motornya, lalu membungkukkan badannya. "Selamat siang, Ahjumma." sapanya, membuat wanita itu menatapnya.
"Siapa dia, Sunny?" tanya Mrs.Lee, ibunya Youngsun.
"Dia... Dia kakak kelasku, Eomma." jawab Youngsun sambil berjalan menghampiri ibunya, disusul Kwangmin dibelakangnya.
"Hallo, Ahjumma. Jo Kwangmin imnida." ujar Kwangmin, sopan.
"Ah, dia pria yang menyelamatkanmu dari kecelakaan itu?" tanya Mrs.Lee, membuat senyuman Kwangmin perlahan menghilang.
"Ah, bukan. Dia saudara kembar pria itu, Eomma." jawab Youngsun, buru-buru.
"Kembar? Berarti mereka berwajah sama, pria itu pasti juga sangat tampan kan?"
"Eomma, aku tak menyukai pria itu. Minji yang menyukainya, aku tidak..."
"Ah, sudahlah. Nak, kau ingin mampir sebentar?" tanya Mrs.Lee, membuat Kwangmin menatapnya.
"Baik..."
"Hm... Eomma, apaan sih? Dia sibuk..."
"Tidak papa, lagian ayahmu sedang tak ada dirumah."
"Eomma, bagaimana kalau ayah datang?"
"Ada apa?" tanya Kwangmin, bingung.
"Hm, tidak ada. Ayo masuk, Nak!!" ujar Mrs.Lee sambil menggandeng Kwangmin masuk, membuat pria itu tersenyum kikuk.
"Aish... Eomma, kenapa sih Eomma malah genit begitu?" gumam Youngsun sambil mengerucutkan bibirnya, sebal. Ia pun berjalan sambil menghentakkan kakinya, menyusul Kwangmin dan ibunya masuk kedalam rumah.
***
Minwoo menghela nafas, ia tengah menunggu seseorang di kafe itu. Ia melihat jam tangannya berkali-kali, lalu kembali menghela nafas. "Dimana dia?"
Seorang gadis tiba-tiba muncul didepan Minwoo, membuat Minwoo tersenyum. Pria itu segera berdiri, lalu memeluk gadis itu. "kau habis dari mana?"
Gadis itu diam, lalu melepas pelukan Minwoo. "Oppa, aku ingin putus." Ujarnya, pelan.
Minwoo terdiam, lalu menatap gadis itu. "Apa?"
"Ya, aku sudah tak tahan lagi."
"Kenapa kau ingin putus? Apa yang telah kulakukan?" tanya Minwoo, kaget.
"Aku sudah tak bisa menghadapi Oppa, sifat Oppa yang childish, plin-plan, dan tak punya pendirian. aku sudah lelah, maafkan aku!"
"Tapi, kenapa? Kau tak bisa memutuskan secara sepihak seperti ini, itu juga bukan alasan."
"Maaf, Oppa. Aku..."
"Hai, Jihyun!!!" sapa seorang pria tinggi sambil merangkul gadis itu, membuat Minwoo menatap pria itu.
"Siapa dia?" tanya Minwoo, tajam.
"Dia calon tunanganku, kami akan bertunangan minggu depan."
"Apa? Kenapa aku baru tau sekarang? Apa yang kau lakukan? Kenapa kau lakukan ini padaku?"
"Aku... Maafkan aku, aku sudah lama ingin memberitahumu. Tapi kau tak memberi kesempatan untukku bicara, aku... Bingung harus seperti apa lagi."
"Jihyun, aku..."
"Maafkan aku, Oppa. Maafkan aku..." Ujar gadis itu, memotong pembicaraan Minwoo. "Aku harus segera pergi, maafkan aku sekali lagi." Ujarnya sambil berjalan, pergi.
Pria itu menatap Minwoo, lalu menyusul gadis itu pergi.
Minwoo hanya diam, hatinya hancur sekarang. Apa yang harus kulakukan? Kau benar-benar menghancurkannya, Jihyun. aku mencintaimu, tapi ini balasannya?

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY DESTINY (END)
FanfictionBerawal dari kejadian masa lalu, Minji bertekad untuk mencari pangeran impian yang dulu pernah ia temui. Dengan temannya, ia pun menemukan sang pangeran itu. Pada awalnya semua berjalan lancar, Minji mulai dekat dengan sang pangeran masa kecilnya it...