Part 21

38 5 0
                                    

Minji berjalan perlahan menuju kelasnya, ia menunduk. Tampak sekali ia tengah berpikir, membuat Minwoo tersenyum dari arah belakangnya.

"Hei!!!" ujar Minwoo sambil memegang bahu Minji, membuat gadis itu terperanjat kaget.

"Ya! Berhenti membuatku kaget, kau ini." ujar Minji sambil memukuli Minwoo, tanpa henti.

"Ya! Ya! Hentikan, sakit..." ujar Minwoo, berusaha menghindari pukulan Minji. "Lagian pagi-pagi sudah bengong begitu, apa sih yang kau pikirkan?"

"Kepo!!!" ujar Minji sambil berjalan lebih dulu, meninggalkan Minwoo.

Minwoo menatap gadis itu, lalu memutar matanya. "Ya! Aku hanya bertanya, kau biasa saja kali." ujarnya sambil menyusul Minji, tapi Minji malah mempercepat jalannya.

Sebenarnya Minji bingung harus bersikap biasa atau merubah sikapnya, mengingat Minwoo adalah pria yang selama ini ia cari. Bagaimana dengan Youngmin? Haruskah ia bersikap biasa atau acuh tak acuh seperti yang biasa dilakukan pria itu?

Minwoo memegang lengannya, membuat Minji otomatis menoleh padanya. "Kenapa cepat sekali? Menghindariku?"

Minji terdiam, ia menunduk. "Aku hampir telat, jadi aku harus cepat."

Minwoo menatap jam tangannya, ini masih pagi kok. "Apa jadwal masuk sekolah telah berubah?" tanyanya, membuat Minji menunduk. "Temani aku sarapan, aku lapar." ujarnya sambil menarik tangan Minji, tanpa mendengar jawaban Minji.

Minji menghela nafas, pelan. Ia pasrah saja mengikuti Minwoo, tanpa perlawanan seperti biasa.

***

Youngmin menatap Minji yang membuatnya bingung, karna sikap acuh yang tak biasa dilakukannya. Ia menghela nafas, lalu melihat Minwoo yang tampak perhatian pada Minji sedari tadi. Ia mengerutkan keningnya, heran. Ia tau semua ini akan terjadi, tapi kenapa secepat ini?

"Young, betulkan begini?" tanya Minwoo, membuyarkan lamunan Youngmin.

Youngmin melihat hasil pekerjaan Minwoo, membuat Minwoo menatapnya penuh harap. "Lumayan, tapi ini masih salah rumus."

"Hanya lumayan, aku kan sudah mengerjakan semuanya dengan menguras otakku." protes Minwoo, tak terima.

"Tetap saja, rumus yang kau pakai salah. Harusnya---"

Minwoo berdecak, lalu merebut bukunya. "Iya, iya, akan kukerjakan kembali. Pusing aku mendengar permasalahan rumusmu itu, yang ada aku melupakan semuanya."

Minji tersenyum melihat Minwoo ngambek, Youngmin hanya terdiam.

"Eh, kalian ini kenapa sih?" tanya Youngmin, setelah beberapa saat.

"Apa? Apa yang terjadi padaku, memangnya?" tanya Minwoo, ketus. Ia masih ngambek, ia mengerjakan soal dihadapannya dengan serius.

Minji tak berani menjawab pertanyaan Youngmin, ia pura-pura sibuk dengan soalnya.

Youngmin menatap keduanya, penasaran. "Mungkinkah... Kalian pacaran?"

Uhuk! Uhuk!

Minji yang tengah minum langsung tersedak, karna kaget dengan ucapan Youngmin. Minwoo segera menepuk punggung Minji, perhatian.

"Kau ini bicara apa, Young? Tentu saja, kami tak pacaran." ujar Minwoo, kesal. "Dia kan--- aduh!!!" pekiknya, saat Minji mencubit pinggangnya. "Ya! Jangan disitu dong, sengaja banget." Ujarnya sambil mengusap pinggangnya, membuat Minji menatapnya tajam.

"Lalu, apa yang terjadi? Kalian sedari tadi bertingkah aneh, tau gak?"

"Benarkah? Aku kan hanya fokus pada soal ini, apanya yang aneh?"

Minji hanya mengibaskan tangannya, lalu tersenyum. "Kami tak ada hubungan apa-apa, hanya teman."

Minwoo menatap Minji, terdiam.

"Iya, kan?"

Minwoo tersenyum, lalu merangkul Minji. "Haha, tentu saja. Kau ini mikir apa sih, Young?"

Minji berdecak, lalu melepaskan rangkulannya. Ia mendorong Minwoo menjauh, lalu tersenyum pada Youngmin.

"Ya! Kau tak usah sekasar itu? Aish... Gadis menyebalkan, aku membencimu." ujar Minwoo, kesal.

"Memangnya aku menyuruhmu menyukaiku?" ujar Minji, membuat Minwoo semakin kesal.

"Apa kalian sedang main drama Full House?" tanya Youngmin sambil mengetukkan jarinya ke meja, membuat keduanya menyadari kehadiran pria itu.

"Haha, maafkan kami." ujar Minwoo dengan senyuman manisnya, tapi ia mendelik tajam pada Minji. Gadis itu tak membalasnya, ia malah kembali fokus pada pelajarannya.

Youngmin menghela nafas, panjang. Sepertinya ia menyadari situasinya, dimana keduanya adalah orang yang saling suka tapi masih malu untuk mengatakannya. Tapi, apa secepat itu Minji move on darinya?

Youngmin menghela nafas, ia berusaha membuang perasaan itu. Ia merasa senang, kalau Minwoo bisa move on pada gadis selugu Minji. Ia menatap keduanya yang sedari tadi membuang tatapan, diam-diam ia tersenyum.

YOU ARE MY DESTINY (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang