Part 1

102 8 1
                                    

Seorang gadis tampak menggayuh sepedanya, ia terlihat panik. Hari ini adalah hari pertama ia bersekolah dan ia lupa, karna itulah ia sedikit terlambat. Ia terus menggayuh sepedanya tanpa henti, sampai sebuah sepeda motor tiba-tiba menghalangi jalannya.

"Hei, minggir!!!" teriak gadis itu, membuat sang pengendara motor menoleh.

Tanpa bisa mengerem, gadis itu segera berpindah haluan. Ia membanting setir sepeda, sampai akhirnya ia menabrak pagar pembatas trotoar jalan.

Sang pengendara motor segera melepas helmnya, lalu segera turun dari motornya. Ia menghampiri gadis itu, lalu menyingkirkan sepedanya. "Apa kau tidak papa?" tanya pria itu, khawatir.

Gadis itu meringis, pelan. Lututnya terluka, ia segera berdiri dengan susah payah. "Aku baik..." ucapan gadis itu menggantung, ia terlihat kaget menatap pria itu.

"Hallo, Nona. Kau tak apa? Kenapa kau diam? Apa yang kau pikirkan?"

"Ah, maafkan aku!" ujar gadis itu sambil menunduk, pelan.

"Apa kau baru saja mengagumiku?" tanya pria itu, membuat gadis itu melotot tak percaya. "Ah sudahlah, aku menyesal turun tadi." ujarnya sambil berjalan, pergi.

"Apa? Siapa yang mengagumimu? Kau ini kepedean sekali, aku tak mengagumimu."

Pria itu hanya memutar matanya, lalu kembali naik motor.

"Ya! Kau harus tanggungjawab, aku terjatuh karenamu." teriak gadis itu, kesal.

"Bukan urusanku." ujar pria itu sambil melajukan motornya, pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

"Awas kau ya, aku akan membalasmu." teriak gadis itu, kesal.

"Ya tuhan, Minji. Kau kenapa lagi?" tanya seorang gadis cantik, tiba-tiba muncul dihadapan gadis itu.

"Sunny, lututku terluka." ujar gadis bernama Minji itu, manja.

"Kau ini benar-benar ceroboh, kita sudah terlambat." ujar Youngsun sambil melihat jam tangannya, lalu ia melihat sekelilingnya. "Tak ada waktu lagi, ayo berangkat."

"Tapi, Sunny..."

"Berhenti mengeluh, kita akan terlambat. Siapa suruh kau tadi lama sekali, eoh?" ujar Youngsun, kesal.

Minji mendengus, kesal. "Baiklah, kau duluan saja." Ujarnya, membuat temannya itu mengangguk dan mulai menggayuh sepedanya. "Ini semua karna pria menyebalkan itu, awas saja kalo ketemu." gumamnya, sebal. Ia pun mengambil sepedanya, lalu pergi menyusul temannya yang bernama Youngsun tadi.

***

Minji Dan Youngsun membawa sepedanya masuk kedalam halaman parkir sekolah, sesekali mereka bercanda. Beberapa pria tampak memperhatikan mereka, terutama Youngsun. Gadis cantik itu menarik begitu banyak perhatian, sejak pertama kali ia mendaftar di sekolah ini.

Tak terkecuali dua pria kembar yang tengah duduk santai di taman sekolah, mereka menatap kedua gadis itu. Mereka mendengar bisik-bisik temannya, lalu kembali memperhatikan kedua gadis itu lagi.

"Bukankah mereka cantik, Hyung?" tanya salah satu pria itu pada brother twinsnya, membuat pria itu tersenyum.

Minji dan Youngsun pun segera memarkirkan sepedanya, lalu berjalan masuk kedalam sekolah itu.

"Hyung, aku akan mendekati yang cantik itu. Apa Hyung setuju? Dia cantik, bukan?"

Senyuman pria itu menghilang, saat mendengar rencana brother twinsnya itu. "Apa?"

"Iya, aku akan mendekati Youngsun."

"Siapa?"

"Namanya Youngsun, gadis cantik itu."

"Oh ya?"

"Hai, kalian berdua. Sedang apa kalian? Apa kalian tak bosan berduaan begitu?" tanya seorang pria, membuat keduanya menoleh.

"Eoh, Minwoo." ujar mereka, bersamaan.

"Wah, kalian kompak sekali. Apa kalian selalu memikirkan aku yang tampan ini?"

Salah satu dari mereka memutar matanya, membuat Minwoo tertawa puas.

"Apa yang kalian lihat? Sepertinya sangat serius." tanya Minwoo, kemudian.

"Lihatlah, ada salah satu gadis begitu menarik perhatian kami." ujar pria itu sambil menunjuk kedua gadis yang sedang berjalan menuju mereka dengan dagunya, membuat Minwoo melihat kedua gadis itu juga.

"Apa kau tertarik pada mereka, Kwang? Apa kau yakin?" tanya Minwoo, pelan. "Mereka tak menarik, menurutku."

"Aku tak percaya pada penilaianmu, Bodoh." ujar pria bernama Kwangmin itu sambil menjitak Minwoo, membuat pria imut itu memekik pelan.

Minji dan Youngsun melewati mereka, membuat mereka menutup mulutnya. Berbeda dengan Minwoo, ia mengeluarkan seringaiannya. Ia segera mengeluarkan sesuatu dari tasnya, lalu melemparkannya pada Minji.

"Ah, Sunny. Ada ular..." teriak Minji sambil meloncat memeluk Youngsun, membuat gadis itu kaget.

Seluruh siswa kaget, lalu tertawa. Pasalnya mereka menyadari bahwa ular itu hanya mainan, hal itu tentu saja membuat Minji malu. Minwoo tertawa dengan suara paling keras, membuat Minji menoleh kearahnya. Gadis itu segera mengambil ular itu, lalu menghampiri pria imut itu. "Apa ini pekerjaanmu?" tanyanya, membuat Minwoo menghentikan tawanya.

Minwoo menatap gadis itu, geli. "Kau ini sungguh konyol, kau takut pada ular mainan?"

"Apa ini terlihat lucu untukmu?"

"Tentu saja, aku takkan tertawa kalau tak lucu. Kenapa? Apa kau keberatan?"

Minji akan menjawab, tapi Youngsun menarik tangannya.

"Sudahlah, Minji. Ayo kita ke kelas, kita bisa terlambat." ujar Youngsun sambil melirik dua pria yang berdiri dibelakang Minwoo, takut-takut.

"Tapi..."

"Nanti akan kujelaskan, ayo sekarang kita pergi." ujar Youngsun sambil menarik Minji, tak sabaran.

Minji hanya pasrah, lalu ia menatap Minwoo. "Awas kau ya..." ujarnya, membuat Minwoo tertawa meledek.

"Minwoo, bagaimana kau mengenal mereka?" tanya Kwangmin, kemudian.

"Tadi pagi aku hampir bertabrakan dengan gadis itu, begitu saja." ujar Minwoo, acuh.

"Benarkah? Minji?"

"Yap, tapi gadis itu malah menatapku dengan wajah bodohnya." ujar Minwoo, lagi.

"Jangan terlalu keterlaluan mengerjainya, Minwoo. Nanti kena karma, baru tau rasanya." ujar pria lainnya, membuat Minwoo tersenyum.

"Tenang, Young." ujar Minwoo sambil memasukkan kedua tangannya disaku, lalu berjalan pergi.

Kwangmin hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu, pria bernama Youngmin itu menggelengkan kepalanya pelan.

YOU ARE MY DESTINY (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang