Youngmin merasa gemas sendiri, saat menghadapi beberapa pertanyaan Minji yang sebenarnya tak perlu itu. Sesekali ia menghela nafas, mencoba bersabar menghadapi gadis ini.
"Sunbae, aku tak mengerti yang ini?" Ujar Minji sambil menunjuk sebuah soal latihan dari buku paket fisika yang dibawanya, membuat Youngmin melihat soal itu.
"Eoh, yang ini harusnya dikalikan lalu dibagi, coba kau kerjakan?"
"Kenapa harus dikali? Kenapa tak dijumlahkan saja? Kan lebih mudah..."
"Minji, ini bukan pelajaran kelas 6, kamu sudah kelas 10." ujar Youngmin, membuat Minji terdiam. "Kerjakan!"
"Baiklah, aku akan mencoba."
Youngmin menghela nafas, lalu membaca bukunya untuk mengusir rasa bosan.
"Sunbae, buku apa itu? Sunbae terlihat serius sekali, apa isi buku itu?" tanya Minji, penasaran.
"Kau takkan mengerti, meskipun aku menceritakannya. Apa kau sudah selesai?" tanya Youngmin, pelan.
"Aku bosan, aku juga tak mengerti soalnya." ujar Minji, sebal.
"Kau hanya tak mau berusaha, Minji."
"Rasanya percuma, ini takkan membuatku mengerti semua ini." ujar Minji, menyerah.
Youngmin tersenyum, lalu ia memanggil pelayan. tak lama, seorang pelayan datang dengan dua mangkuk besar ice cream.
Minji langsung menatap Youngmin, berbinar. "ice cream?"
"Ya, kita makan ice cream dulu." ujar Youngmin, tersenyum.
"Baiklah, aku akan memakannya." ujar Minji sambil menyingkirkan beberapa buku itu, lalu memakan ice cream miliknya. "Ini enak, terimakasih." Ujarnya, membuat Youngmin tersenyum.
"Makanlah, aku traktir."
***
Kwangmin menatap Youngsun yang tengah duduk di hadapannya, gadis itu tampak gelisah. Tak lama, Mrs.Lee muncul dengan minuman ditangannya.
"Youngsun sangat jarang membawa temannya kemari, hanya Minji yang selalu bermain disini." ujar Mrs.Lee, membuat Kwangmin tersenyum. Wanita itu duduk disamping Youngsun, lalu menaruh minuman itu dihadapan mereka.
"terimakasih, Ahjumma." ujar Kwangmin sambil mengambil minuman berupa teh itu, lalu meminumnya.
"Eomma, nanti..."
"Eomma kebelakang dulu, kalian mengobrol saja." ujar Mrs.Lee sambil beranjak pergi, membuat Youngsun menghela nafas.
"Appa pulang, Sunny." teriak seorang pria, membuat ketiganya berdiri. "Siapa ini?" tanya pria itu, saat melihat Kwangmin.
"Lee Ahjussi, apa kabar?" tanya Kwangmin, membuat Youngsun kaget.
"eh, Tuan Kwangmin, ada apa ini?" tanya Mr.Lee, ayah Youngsun.
"Appa mengenal Kwangmin Sunbae?" tanya Youngsun, kaget.
"Tentu saja, dia adalah anak direktur tempat Appa bekerja." ujar Mr.Lee, tersenyum. "Duduklah." Ujarnya, ramah. "Ada urusan apa Tuan datang kemari?"
"Tak usah seformal itu, Ahjussi. Saya kemari karna mengantar Youngsun."
"Oh, jadi kalian sudah saling mengenal?" tanya Mr.Lee, kaget.
"Appa, kenapa Appa pulang cepat hari ini?" tanya Youngsun, buru-buru.
"Oh, itu. Appa sengaja pulang cepat, karna ingin makan malam bersamamu." ujar Mr.Lee, tersenyum.
"Hm... Appa sebaiknya ganti baju dulu, ya." ujar Youngsun sambil menarik ayahnya itu, mendorongnya pergi.
"Youngsun, kau ini kenapa?"
"Appa..." ujar Youngsun sambil menampilkan puppy eyes miliknya, membuat ayahnya itu tak mampu menolak.
"Baiklah, Kwangmin, Ahjussi pergi dulu."
"Baik, Ahjussi." ujar Kwangmin, tersenyum.
Youngsun menghela nafas, lega. "Hm... Maaf ya, Sunbae. Appa dan Eomma memang seperti itu." Ujarnya, membuat Kwangmin tersenyum.
"bukankah itu sangat menyenangkan? Memiliki keluarga seperti itu pasti sangat membahagiakan." ujar Kwangmin, tulus.
Youngsun terdiam, lalu tersenyum. "Ya, begitulah."
Kwangmin melihat jam tangannya, menghela nafas. "aku harus pergi, nanti Youngmin Hyung mencariku." Ujarnya, beranjak.
"baiklah, kuantar kau kedepan." ujar Youngsun, pelan. "Eomma, Appa, Kwangmin Sunbae akan pulang."
Tak ada sahutan.
"Ayo!!"
***
Minwoo menghela nafas, ia melemparkan bola basket ke dalam ring dihadapannya. Ia tersenyum miris, saat bola itu tak masuk. Minwoo mendengus, kesal. Ia mengambil bola basket itu, lalu melemparkannya asal.
"Kau kenapa?" tanya Youngmin sambil menangkap bola basket itu, tiba-tiba muncul.
"Sudah selesai mengajarnya? Bagaimana?" tanya Minwoo sambil merebut bola itu dari Youngmin, membuat Youngmin melepaskan tasnya.
"Bagaimana denganmu? Kencan hari ini lancar? Apa kau bertengkar lagi?" tanya Youngmin sambil merebut bola itu, lalu melemparnya ke ring. Masuk!!!
"Aku putus dengan Jihyun..." ujar Minwoo, membuat senyuman Youngmin menghilang.
"Apa? Bagaimana bisa?"
"Dia bilang, dia sudah tak tahan padaku lagi. dia bahkan sudah menggandeng pria lain didepanku, calon tunangannya."
"Benarkah?" ujar Youngmin, kaget.
"Hei, kalian!!!" ujar Kwangmin sambil melempar bola basket itu pada Minwoo, tapi pria itu tak menangkapnya. "Ada apa denganmu? Hyung?" tanyanya, heran.
Youngmin menghela nafas, lalu menepuk bahu Minwoo. "Sudahlah, nanti kau akan mendapatkan yang lebih baik dari Jihyun."
"Memangnya ada apa dengan Jihyun? Kalian bertengkar lagi?" tanya Kwangmin sambil berjalan, menghampiri keduanya.
"Mereka putus, Kwang." ujar Youngmin, membuat Kwangmin terdiam.
"Apa? Kenapa? Bagaimana mungkin?"
Hai, I'm back. Maaf ya, agak telat ceritanya. Soalnya lagi stuck, kehabisan ide Cerita buat yang ini. Malah muncul ide cerita lain, maaf sekali lagi.
Makasih yang udah baca cerita ini, apalagi pake vomment. Makasih ya...

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY DESTINY (END)
FanficBerawal dari kejadian masa lalu, Minji bertekad untuk mencari pangeran impian yang dulu pernah ia temui. Dengan temannya, ia pun menemukan sang pangeran itu. Pada awalnya semua berjalan lancar, Minji mulai dekat dengan sang pangeran masa kecilnya it...