Part 4

46 5 0
                                        

Kwangmin tersenyum, saat menatap Youngsun yang tengah berdiri disampingnya. Pria itu tampak gugup, Youngsun hanya tersenyum mengetahui hal itu.

"Jadi, dimana rumahmu?" tanya Kwangmin, pelan.

"Sebentar lagi juga sampai, maafkan aku."

"Maaf untuk apa?"

"Aku merepotkanmu dan kakakmu, aku minta maaf." Ujar Youngsun, membuat Kwangmin tertawa.

"Tenang saja, kami tak keberatan kok. Lagian Hyung tau aku menyukaimu, jadi dia takkan keberatan membantumu."

Youngsun terdiam, lalu menatap Kwangmin yang tampak malu. "Kenapa kau menyukaiku?"

"Kenapa kau bertanya? Tentu saja karna kau baik, cantik, manis lagi." puji Kwangmin, membuat pipi Youngsun memerah. "Kau memerah, kau malu ya..."

Youngsun langsung menutup kedua pipinya dengan tangan, membuat Kwangmin semakin gemas padanya. "Tidak, aku tak malu." Ujarnya, pelan.

Kwangmin hanya tertawa, lalu ia melihat sekeliling. "Rumah kalian dekat?"

"Siapa?"

"Minji, kalian bersahabat sejak kecil bukan?"

"Kok Oppa tau?"

"Ya... Bisa ditebak. kalian kan selalu lengket kemana saja, seperti orang yang berpacaran."

"Oppa bisa saja, Minji itu saudaraku."

"Apa?"

"Dia sepupuku, aku dan dia lahir hampir bersamaan."

"Oh, begitu." Kwangmin mengangguk, tanda mengerti.

"Eh, kita udah sampai." ujar Youngsun sambil berhenti didepan sebuah rumah, membuat Kwangmin ikut berhenti.

"Ini rumahmu? Wah, cantik sekali."

"Ya, Eomma itu seorang penyuka tanaman." ujar Youngsun, pelan. "Mau mampir?"

"Tidak usah, aku harus segera pulang." ujar Kwangmin, tersenyum.

"Baiklah, aku masuk dulu."

"Tunggu..." Kwangmin mencegah, membuat Youngsun menoleh. "Besok, bisakah kita berangkat bareng?"

Youngsun terdiam, lalu mengangguk. "Tentu saja, aku akan bilang pada Minji nanti." ujarnya, membuat mata Kwangmin berbinar.

"Baiklah, silahkan masuk." ujar Kwangmin, membuat Youngsun tertawa.

"Harusnya aku yang bicara, kalau Sunbae mau masuk."

"Ah, iya, aku lupa. Aku akan pergi, aku duluan ya..." ujar Kwangmin, salah tingkah

"Baiklah, sampai jumpa besok."

"Ah, baiklah. Bye..." ujar Kwangmin sambil berjalan mundur dan melambaikan tangannya. Hampir saja Kwangmin terjatuh, membuat Youngsun kaget.

"Hati-hati, Sunbae."

"Baiklah, bye..." ujar Kwangmin sambil berjalan menjauh, membuat Youngsun tersenyum geli.

***

Minji mengayuh sepedanya dengan cepat, ia sedikit sebal pada Youngsun. Tapi ia sadar, lambat laun Youngsun pasti akan mendapatkan pacar. Gadis itu cantik, membuatnya mendapatkan semua perhatian dengan mudah.

Minji memasuki halaman sekolahnya, ia segera memarkirkan sepedanya. Dengan buru-buru, ia segera pergi menuju kelasnya. "Sunny..." ujarnya, saat melihat Youngsun tengah menulis. "Kenapa kau tega sekali padaku?"

Youngsun menatap Minji, lalu tersenyum. "Kau bisa juga sendirian ke sekolah?"

"Ya! Kalau aku tak sekolah, kakakku bisa membunuhku." ujar Minji sambil duduk disamping Youngsun, sebal. "jadi, bagaimana bisa kau dijemput oleh Kwangmin Sunbae?"

"Ceritanya panjang, nanti akan kuceritakan." ujar Youngsun, tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.

Minji mengerucutkan bibirnya, lalu ia melihat luka di lutut dan lengan Youngsun. "Kau kenapa? Kapan kau terluka?"

"eoh, kemarin aku kecelakaan."

"Kecelakaan? bagaimana bisa? Apa kau terluka parah?"

"Tidak, Youngmin Sunbae menolongku." ujar Youngsun, pelan.

"Apa? Youngmin Sunbae?"

"Aku akan ceritakan nanti, kau bisa tenang kan?" ujar Youngsun, kesal.

"Memang kenapa? Apa yang kau kerjakan?" tanya Minji sambil mengintip pada catatan Youngsun, tapi gadis itu segera menyembunyikan catatannya itu. "Apa itu?"

"Bukan apa-apa, aku hanya... Sedang ingin mencatat saja."

"Eoh, baiklah." ujar Minji, mengerti.

Youngsun menghela nafas lega, lalu ia segera menaruh catatannya itu kedalam tasnya.

***

Bel istirahat telah berbunyi, Youngsun dan Minji segera berjalan keluar menuju kantin. Disana Kwangmin dan yang lain telah menunggu mereka, membuat kedua gadis itu bergegas ke kantin.

"Youngsun, disini!!!" ujar Kwangmin sambil melambaikan tangannya, membuat kedua gadis itu segera menghampirinya.

"Youngmin Sunbae, kudengar kau kecelakaan bersama Youngsun. Apa kau baik-baik saja?" tanya Minji, khawatir.

Youngmin tersenyum, ramah. "Aku baik-baik saja, hanya luka kecil."

"Ish... Dasar gadis bodoh, kau tak lihat ia masih bisa berdiri dan berjalan?" ujar Minwoo, membuat Minji mendelik padanya.

"Aku hanya khawatir, lagipula dia terluka karna menyelamatkan sahabatku." ujar Minji, kesal.

"Ya, tapi kau terlalu berlebihan."

"dih, bilang saja kau cemburu."

"Cemburu? Cemburu pada siapa? Aku tak mungkin cemburu padamu, Youngmin itu cuma milikku seorang." ujar Minwoo sambil merangkul Youngmin, lalu menepuk dadanya sendiri.

"Apa sih, Minwoo? Aku masih normal, kali." ujar Youngmin sambil bergidik, lalu menjauh dari Minwoo.

"Ya! Apa yang kau pikirkan, Young? Aish..." decak Minwoo sambil mengacak rambutnya, sebal.

"Eoh, jadi kau sudah lupa pada hasil ulanganmu tadi?" ujar Youngsun, saat Minji hanya tersenyum melihat tingkah Youngmin yang seolah jijik pada sahabatnya itu.

Minji melotot pada Youngsun, lalu menutup mulutnya.

"Ada apa memangnya? Apa hasil ulangannya jelek?" tanya Minwoo, penasaran.

"Bukan jelek lagi, sangat mengkhawatirkan." celetuk Kwangmin, membuat Minji menatapnya kaget.

"Youngsun, kau sudah bilang pada Kwangmin Sunbae?" tanyanya, membuat Youngsun tersenyum innocent.

"Ck... Kau benar-benar ingin membuatku malu, ya..." ujar Minji, kesal.

"Haha! Selain jelek, kau juga benar-benar bodoh ya..." ujar Minwoo, tertawa puas.

"Tertawa saja sepuasmu sekarang, nanti aku pasti akan mentertawakanmu." ujar Minji, sebal.

"Kapan itu akan terjadi, hmm?"

Minji memutar matanya, lalu menekuk wajahnya.

"Ya! Minji, kau tak usah malu begitu. Aku punya solusi, bagaimana kalau kau belajar bersama Youngmin Hyung? Dia sangat jago dalam pelajaran fisika, kau bisa mempelajari beberapa trik andalannya. benarkan, Hyung?" tanya Kwangmin, membuat Minji menatap Youngmin yang tengah membaca bukunya kembali.

"Apa?" tanya Youngmin, kaget.

"Iya, kau kan jago fisika." ujar Kwangmin sambil merangkul kakak kembarnya itu, membuat Youngmin mendesah.

"Baiklah, aku akan mencoba." Ujarnya, tersenyum.

Minji tersenyum, malu.

Youngsun menatap Minji, lalu tersenyum samar. Gadis itu sedikit tak rela melihat Youngmin tersenyum pada Minji, ia ingin senyuman itu hanya untuknya. Youngsun pun segera menepis pikiran itu jauh-jauh, bagaimanapun Minji adalah sahabatnya dan Youngmin adalah cinta pertama gadis itu.

YOU ARE MY DESTINY (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang