Part 14

39 3 0
                                    

Malam itu, keluarga Jo dan keluarga Lee berkumpul bersama untuk makan malam sekaligus membahas perjodohan putra-putri mereka, Kwangmin dan Youngsun.

Malam itu, Youngsun tampak cantik dengan mini dress berwarna pastel. Kwangmin mengenakan jas hitam, sedangkan Youngmin hanya mengenakan jasnya dengan asal. Mereka berdua sangat tampan, tapi Youngsun lebih tertarik pada penampilan Youngmin yang sedikit berantakan dari biasanya.

Youngmin pun tak banyak bicara malam itu, ia hanya menikmati hidangannya. Sesekali ia menimpali, saat diminta pendapatnya. Berbeda dengan Kwangmin yang selalu berbisik pada Youngsun, membuat gadis itu sesekali tertawa pelan.

Youngmin tersenyum, hambar. Sesekali ia menatap gadis yang duduk dihadapannya dan disamping Kwangmin itu, sesekali ia juga menangkap lirikan Youngsun padanya. Ia berusaha tak peduli, membuat Youngsun terlihat kecewa atau hanya perasaannya saja?

"Young, kau ada pendapat untuk tanggal pertunangan mereka?" tanya Mr.Jo, membuat Youngmin sedikit kaget.

"Eoh? Ah, maafkan aku!!!" ujar Youngmin, bingung. "Aku---"

"Bagaimana kalau bulan depan saja?" ujar Kwangmin, membuat Youngmin terdiam. Tak biasanya Kwangmin terburu-buru,  apa yang tengah ia lakukan?

"Apa kau setuju, Youngsun?" tanya Mrs.Jo, tersenyum ramah.

"Terserah kalian saja." ujar Youngsun sambil melirik Youngmin yang sedang makan, lalu menghela nafas.

***

Minji menatap keluar jendela, hari itu hujan. Ia memikirkan semua yang terjadi tadi siang, saat Kwangmin mengatakan tentang perjodohannya bersama Youngsun.

Jadi mereka akan dijodohkan? Lalu, bagaimana dengan perasaan Youngsun pada Youngmin? Apa ia merelakannya begitu saja? Apa yang harus kulakukan sekarang? Apa aku maju saja? Atau merelakan cinta pertamaku begitu saja?

Jeongmin muncul disamping gadis itu, ia tersenyum saat adiknya itu tak menyadari kehadirannya. Ia mengusap rambut gadis itu, membuat gadis itu terperanjat kaget.

"Ada apa? Apa ada yang kau pikirkan?" tanya Jeongmin, penasaran.

Minji hanya tersenyum, lalu memeluk kakaknya itu. "Entahlah, aku bingung."

"Bingung? Apa ini masalah Youngsun? Apa kalian belum berbaikan?"

"Oppa, Youngsun akan bertunangan dengan Kwangmin. Lalu, apa yang harus kulakukan?" tanya Minji, pelan.

Jeongmin tersenyum, lalu menaruh tangannya dikepala Minji. "Memang apalagi yang bisa kau lakukan? Minta maaf dan beri selamat padanya, bukankah itu yang harus kau lakukan?"

Minji menghela nafas, pelan. "Ini tak sesederhana itu, aku bingung. Youngsun memiliki perasaan pada orang lain, aku mungkin tak bisa mengucapkan kata selamat padanya."

"Lalu, apa masalahnya?"

"Youngsun menyukai orang yang kuanggap sebagai cinta pertamaku, Youngmin." ujar Minji, pelan.

"Apa? Kau tak salah?"

Minji mengangguk, pelan. "Apa yang harus kulakukan, Oppa? Mundur saja atau tetap mengejarnya?"

Jeongmin tertawa, pelan. "Oppa kan sudah bilang, jangan dulu memikirkan hal seperti itu." ujarnya sambil mengacak rambut Minji, gemas.

Minji menggembungkan pipinya, sebal. "Ah, Oppa... Aku kan ingin memiliki pacar, kelihatannya sangat menyenangkan."

"Kau terlalu banyak nonton drama sama baca novel. Lihat! Baru ada masalah kecil seperti ini saja, kau langsung mengeluh." ujar Jeongmin sambil mencubit hidung Minji, membuat Minji sebal.

"Aku tak mengeluh, hanya bertanya." ujar Minji, cemberut.

"Baiklah, terserah padamu." ujar Jeongmin, tersenyum. "Jadi, apa yang akan kau lakukan?"

"Entahlah, aku akan memikirkannya lagi." ujar Minji, membuat Jeongmin tersenyum.

"Apapun yang akan kau lakukan nanti, Oppa harap kalian berbaikan. Kau tau, Oppa sangat merindukan Youngsun."

"Oppa, dia kan mau bertunangan."

"Apa salahnya? Selama masih ada kesempatan, Oppa akan mengejarnya."

"Aish... Tadi saja bilang jangan pacaran, jangan melakukan hal itu. Lalu, Oppa sendiri?"

"Kamu kan masih kecil, lagian memang ada yang mau dengan badan anak kecil sepertimu?" tanya Jeongmin, membuat Minji segera melepaskan pelukannya.

"Oppa menyebalkan!!!" teriak Minji, membuat Jeongmin segera berlari, menjauh. "Awas ya, lihat saja!!!" Ujarnya sambil mengejar Jeongmin yang dibalas dengan ledekan oleh kakaknya itu, membuat Minji semakin kesal.

***

Minwoo menatap langit malam itu, ia menghela nafas pelan. Ia masih penasaran dengan perubahan raut wajah Minji dan Youngmin, mereka sepertinya menyembunyikan sesuatu.

Apa yang terjadi? Kenapa mereka seperti tidak senang dengan perjodohan itu? Apa ada yang mereka sembunyikan? Mungkinkah... Youngmin memiliki perasaan pada Youngsun? Hal itukah yang membuat Minji dan Youngsun bertengkar? Masa, sih? Youngmin type orang yang tertutup, haruskah aku bertanya padanya? Apakah ia bisa berkata jujur padaku?

Minwoo memijat kepalanya, pelan. Ia sedikit pusing dengan berbagai pertanyaan yang muncul dalam pikirannya, tanpa bisa ia kendalikan.

Kalau aku bertanya pada mereka, apa mereka akan menjawab dengan jujur? Tapi kalau tak bertanya, aku bisa mati penasaran. Kalau semuanya seperti itu, apa yang bisa kulakukan untuk menghibur Minji?

Minwoo mengacak rambutnya, lalu ia terdiam. Kenapa ia malah mulai memikirkan gadis itu? Apa urusannya gadis itu sedih atau tidak? Bukankah ia hanya ingin membalas budi? Tapi kenapa ia begitu berpikir keras seperti ini? Apa ia mulai bisa melupakan Jihyun? Apa yang sedang ia lakukan?

YOU ARE MY DESTINY (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang