part 17

996 35 2
                                    

"Lo serius syif!?" tanya elina sembari tanganya menggeprak meja bersamaan dengan kagetnya. Sehingga membuat suasana kelas yang tadinya berisik sekarang jadi hening tak bersuara. Mata para siswa dan siswi menatap elina dengan penuh tanda tanya.

"Elina! Lo apa-apaan sih? Biasa ajh kali el. Untung jantung gue gk copot!" kesal manda.

"Y maaf. Gue kan kaget manda....." jawab el.

"Emm maaf yah gk ada pp kok. Lanjutin ajh" ucap manda.

"Iya maaf yah" kata elina.

Para siswa dan siswi pun melanjutkan aktivitas mereka masing-masing. Dan sama halnya dengan syifa manda dan elina mereka mengobrol kembali.

"Lo serius gk sih syif? Masa iya dia balik lagi?" tanya manda.

"Gue serius manda......dan gue juga gk tau kenapa dia balik lagi. Padahal, gue lagi berusaha move on dari dia. Eh....malah dianya balik lagi kehadapan gue. Kurang ajar banget gk sih tu anak! Pengen gue penyek2 trus di bikin sambel sekalian!" ucap Syifa kesal.

"Udh2. Emang lo udh move on belum sih dari dia?" tanya elina.

"Sebenernya sih, gue belum sepenuhnya move on dari dia." jawab Syifa.

"Trus lo masih sayang sama dia?" tanya elina.

"Kalo lo tanya sayang sih. Kalo boleh jujur gue masih sayang sama dia. Udh banyak kenangan gue bareng dia. Dan itu yang buat gue gk bisa move on dari dia." jawab syifa.

"Udh lah syif. Move on syif move on. Kan lo udh ada arnold. Ayolah lo harus berusaha move on dari dia." kata manda sembari menepuk pundak syifa.

"Apaan sih lu man. Gue sama arnold itu gk ada apa2" tegasnya.

"Syifa....syifa. Kita tau kok, dari tatapan lo kemarin ajh kita udh tau kalo lo suka kan sama arnold." ucap elina sambil menggelitiki Syifa.

"Apah!? Gue? Suka sama arnold? Halu lo pada. Mana ada seorang Syifa Savira Hadju suka sama Arnold Ulat!"katanya.

"Iya iya deh terserah lu ajh. Kita mah cuma mau yang terbaik buat lu" ucap manda sambil kembali duduk ke posisinya.

Tiba2 arnold datang dengan becca. Mereka datang dengan bergandeng tangan seakan ada hubungan diantara mereka. Tapi terlihat dari raut muka arnold yang sangat tidak senang di gandeng oleh becca dan berusaha melapaskan gandenganya.

"Bebeb, kamu udh baikan kan?" tanya becca membuat arnold geli dengan nada bicaranya.

"Iya udh baikan " jawabnya datar.

"Ini pasti gara si cupu itu yah. Kamu jadi sakit gini kan. Emang dia itu orangnya cuma bisa bikin orang celaka!" ucapan becca membuat pipi syifa memerah menahan amarah, dan langsung menghampiri becca.

"Eh maksud lo apa ngomong kayak gitu!? Arnold sakit itu bukan karena gue!!. dan arnold sakit juga karena udh takdirnya." cetus Syifa dan mendorong becca.

Sontak semua terkaget termasuk sahabatnya yang berusaha menyabarkan Syifa.

"Oh emang lo ngerasa cupu? Bagus deh kalo lo nyadar. Tapi arnold itu sakit pas di rumah lo kan?" tanya becca sambil mendorong syifa balik.

Syifa hanya bisa menahan amarah nya karena dia tahu apa yang di ucapkan becca ada benarnya juga. Arnold kan sakit pas dirumahnya. Tapi meski begitu syifa masih di selimuti rasa bersalah terhadap arnold Dan kini syifa telah berlalu sambil berlari menerobos sahabatnya. Menuju toilet.

"Syifa!" teriak arnold yang ingin mengejar syifa.

"Udh lah beb, kamu disini ajh. Mungkin dia lagi merenungkan apa yang dilakukanya." sambil kembali menggandeng tangan arnold.

"Lepasin gue!!!" kata arnold berusaha untuk mengejar Syifa tapi tetap di tahan oleh becca.

"Udh nold biar kita ajh. Lo kan baru sehat jadi lo mending masuk kelas ajh. Biar gue sama elina yang ngejar Syifa." manda pun pergi berlalu bersama elina mengejar syifa.

********
Pulang sekolah

"Syifa!!!," panggil seseorang dari belakang. Sontak Syifa berbalik dan ia melihat seseorang berlari ke arahnya. Tapi entah Syifa malah berlari menjauh dari seseorang itu. "Gue mau bicara sama lo!!!," teriaknya lagi, tapi tetap tidak dihiraukan lagi oleh syifa. Syifa hanya memilih utuk menjauh dari arnold untuk sesaat. Karena memang rasa bersalah itu masih menyelimutinya.

Cukup lama mereka berlari larian seperti ini, sekitar hampir 15 menitan. Membuat arnold lelah berkejar kejaran seperti ini, dan akhirnya ia bisa meraih tangan Syifa dan menariknya sehingga badan Syifa sontak ikut tertarik. Dan jatuh ke pelukan arnold.

Sejenak pandangan mereka bertemu. Dan akhirnya arnold sadar jarak antara mereka menipis. Untuk beberapa detik, tidak ada yang bergerak maupun bersuara. Hanya dua pasang mata yang saling menyiratkan rasa terkejut. Arnold pun mendorong pelan Syifa menjauh darinya.

"Gue cuma mau ngomong sama lo syif," nada bicara arnold kini pelan dan lembut. Dan menatap syifa begitu intens, tapi Syifa ia hanya menunduk menahan rasa bersalah itu. "Sebentar" seperti kata permohonan di ucapkan arnold. Jemarinya mulai meraih dagu Syifa dan mengangkatnya perlahan agar bisa menatap mata yang barusan ia lihat dengan begitu jelas.

"Syif, gue mohon lo jangan pernah merasa bersalah sama gue. Karena lo gk salah syif, gue yang terlalu keras kepala dan gk mau nurut apa kata lo. Dan jangan pernah dengerin apa kata becca. Dan sakit gue juga kan gk parah syif, dan sekarang gue bisa hadir lagi dihadapan lo. Y kan? Dan gue juga pengen buat lo tersenyum." perkataan arnold seperti tertuju pada sesuatu. Memang ada perkataan yang menyangkut perasaan bersalahnya, tapi perkataan terakhir yang diucapkan arnold seperti benar-benar tulus.

Tidak. Kenapa pikiran itu datang lagi! Menyebalkan. Dan sekarang harus bagaimana? Dan harus bicara apa?.

"Gue gk akan ngerasa bersalah kalo lo mau maafin gue" syifa mulai mengeluarkan suaranya.

"Tapi lo gk salah, yang salah itu-" entah dari mana datangnya tiba2 telunjuk syifa sudh berada di bibir arnold. Membuat arnold bungkam dengan kata-katanya.

"Kalo lo gk mau maafin gue. Gue tetep bakalan ngerasa bersalah dan gk mau ketemu lo" ancam syifa membuat arnold menggelengkan kepalanya tanpa bersuara karena telunjuk syifa masih berada di bibirnya. Lalu mulai dilepas perlahan.

"Kalo itu bisa menghilangkan rasa bersalah lo, ok gue maafin lo." kata arnold lalu senyum tulus mengembang di bibirnya, dan tanpa sadar Syifa pun membalas senyuman Arnold.

Seraya berkata." thank's ulat," katanya sambil berlalu tanpa pamit pada arnold yang masih berdiam diri menatap punggung syifa.

******

Panik. Itu yang sedang dirasakan oleh Syifa. Ia hanya muter-muter sekolah saja, lebih tepatnya sekolah TK ponakanya. Tapi ponakanya tidak ada di pekarangan TK nya. Syifa benar-benar panik saat ini, pasalnya ia takut terjadi sesuatu pada ponakanya.

Setiap orang yang lewat pasti ia tanya, dengan pertanyaan yang sama. Menanyakan keberadaan ponakanya, tapi hasilnya tetap sama. Nihil.

Dan ia duduk di bawah pohon yang berada di samping sekolah ponakanya. Karena ia merasa lelah, sambil mengibas ngibaskan tanganya begitu panik. Dan tak sengaja tangan satunya menyentuh sebuah kertas, kertas yang membuat mata Syifa terbelalak karena disitu bertuliskan 'PONAKAN LO AMAN DI SINI. JANGAN KHAWATIR.' dengan tulisan yang sangat tebal berwarna merah. Syifa langsung mengepalnya keras-keras dan membuangnya ke sembarang arah.

Dan langsung mengambil ponsel yang ada di sakunya, dan menggulir layar ponselnya. Lalu di sentuhkan pada telinganya.

"Please tolongin gue! Gue butuh bantuan! Buruan dateng ke sini. Gue bakal kasih alamatnya ke lo. Please tolongin gue!" ucapnya dengan nada terisak. Lalu Syifa kembali panik setelah membaca kertas yang tadi ia kepal dengan keras.

________________

Thanks buat yang baca 😘😘😘😘😘

Kecupan jarak jauh buat readers setiaku 💋💋💋.

Seketika Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang