part 21

802 24 3
                                    

     Syifa yang mendengar teriakan Arnold pun kaget, tapi ia belum menyadari jika becca akan berniat jahat padanya.

     "SYIFA AWAS DIBELAKANG LO!!" teriakan Arnold semakin keras, karena Syifa belum menyadari hal itu.

     Syifa pun langsung melihat ke belakang walapun itu sulit. Dan betapa terkejutnya Syifa saat ia baru sadar jika becca sudah bersiap untuk membunuhnya dengan pisau tajam di tanganya.

     "Aaa...!"

     Syifa sangatlah takut ketika melihat pisau tajam yang sedang becca pegang sekarang. Ia hanya bisa berteriak meminta tolong, dan berharap ada yang menolongnya.

     Saat pisau itu sudh mulai menggores dan menusuk lengan Syifa, tiba-tiba Becca tergelatak tak berdaya di lantai. Entah apa sebabnya. Tetapi yang jelas ia melihat lelaki yang sedang membawa balok kayu. Mungkin lelaki itu yang membuat becca tergeletak di lantai.

     "Syif lo gk pp?"

     Suara lelaki itu terdengar samar di telinga Syifa, saat semua pandangan Syifa blur, lalu belum sempat Syifa jawab pertanyaan lelaki itu tiba tiba semuanya gelap...

***

      Pantulan cahaya luar mulai memasuki celah kelopak matanya. Ia mengerjap beberapa kali, untuk menyesuaikan cahaya luar dengan matanya. Lalu ia membuka matanya.

     Yang pertama kali ia lihat adalah para sahabatnya, amanda, elina, Angga, bryan, dan tunggu bisma?

     "Alhamdulillah Syifa udh sadar." kata Elina dan dibarengi dengan yang lainya.

     Syifa masih melihat sekelilingnya, "udh sadar? Emang aku kenapa?" tanyanya bingung, menyadari dirinya sedang berbaring di kasur rumah sakit.

     "Kamu tadi pingsan, terus lengan kamu sobek, jadi aku bawa ke rumah sakit" jawab bisma.

     "Ouh..makasih ya" ucap Syifa tersenyum pada Bisma. Dan dibalas senyum oleh Bisma.

     "Oh iya kok kalian bisa ada disini?" tanya Syifa sambil melihat sahabatnya.

     "Em Bisma udh cerita semuanya sama kita. Dan kenapa kamu gk bilang sama kita? Kan kita bisa bantu syif." jawab Amanda.

     "Iya Syif kita kan sahabat, kamu minta tolong apapun sama kita, kita bakal bantu semampu kita Syif." kata Elina.

     "Maaf ya semuanya, bukanya Syifa gk mau minta tolong sama kalian. Tapi disitu keadaan Syifa bener-bener panik, dan siapapun kontak yang Syifa hubungin, Syifa harap dia bisa bantu Syifa. Dan ternyata itu...." ucapan Syifa terhenti entah kenapa, lalu tiba-tiba matanya melebar membuat semuanya heran.

     "Arnold mana!? Pila! Pila mana!?" tanya Syifa panik. Kini Syifa ingin mencabut invusanya dan pergi mencari mereka. Namun dicegah oleh Bisma dan para sahabantnya.

      "Syif, Syifa, Syifa!"

     Syifa mulai terbaring lagi di kasur, tetapi air matanya keluar deras karena khawatir terjadi apa apa dengan ponakanya dan Arnold.

     "Pila mana?" tanya Syifa lirih sambil terus menangis.

     "Pila ada Syif, dia ada di rumah gue, lo tenang yah, lo gk ush panik dia aman kok dirumah gue. Dan dia sedang istirahat." jawab Bisma.

     "Arnold?"

     "Kalo Arnold....."

     "Arnold kenapa?"

     "Em dia......"
    
     "Arnold kenapa!?"
   
     "Dia kritis Syif"

    Syifa menangis semakin menjadi

    

    

Seketika Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang