[05] What Are You Doing, Agam?!👿👿👿
"La, sebenarnya hubungan lo sama Agam itu apa, sih?"
Hening di sekitar meja itu pecah ketika Rika melemparkan pertanyaan ke Lamia. Dua pasang mata yang lain kini ikut memusatkan perhatian ke Lamia lagi.
Akhirnya, salah satu di antara mereka bertiga ada yang menyuarakan rasa penasaran yang telah lama terpendam, rasa penasaran yang sepertinya nyaris berada di benak seluruh penghuni sekolah ini.
Ehm minus Tisa sebenarnya. Cewek itu tidak terlalu penasaran apa hubungan duo sejoli itu. Selama masih bisa berhubungan baik dengan Lamia, ya terserah dengan Agam.
Lamia yang awalnya sudah kembali fokus mengerjakan tugas kelompok, kini mengangkat pandang. Ditatapnya Rika dengan sorot mata ramah--seperti biasa.
Untung si Rika bertanya pada Lamia. Kalau sama Agam mah, boro-boro dapat jawaban. Yang ada malah dapet sergakan.
"Kenapa tiba-tiba nanya gitu, Rik?" Lamia balas bertanya.
Rika sekilas melirik Okta yang duduk di sebelahnya, sebelum menjawab, "Ya, penasaran aja." Rika berdeham sebentar. "Ralat. Penasaran banget! Kalian itu apa sih? Pacaran? Tunangan? Atau gimana? Ah, atau jangan-jangan kalian ini pasangan suami istri, kalian sebenarnya udah melangsungkan pernikahan. Gitu, ya??"
Tisa yang turut mendengar itu jadi memutar kedua bola mata. Sementara Lamia, cewek itu malah tertawa kecil.
"Kok lo ketawa sih, La?" timpal Okta.
Lamia berhenti tertawa. "Abisnya kalian lucu deh. Masa ngira gue sama Agam itu udah nikah. Kita masih sekolah, gak boleh nikah-nikah dulu." Ia kembali tertawa geli.
"Abisnya kalian itu lengkeeet banget. Jam istirahat kayak gini aja, Agam tadi sampe nyamperin lo. Lo pingsan kemaren aja, Agam sampe segitunya."
Yup, lima menit yang lalu, Agam memang baru aja ke kelas mereka. Untuk apa? Ya jelas mencari Lamia lah.
Yaaa walau ujungnya tetap disuruh pergi oleh Lamia.
Agam langsung menurut? Enggak! Itu cowok tadi sempat ngotot mau nempelin Lamia terus, walau sudah dikasih penjelasan kalau Lamia mau mengerjakan tugas kelompok yang belum kelar. Tugas itu mesti dikumpul setelah jam istirahat habis, sehingga membuat semua penghuni XII IPA 1 masih bercokol di kelas.
Tapi Lamia tidak kehabisan akal. Ia bilang, "Gue gak bakal buka pintunya entar malem kalo lo masih ngotot mau di sini."
Dan, strike! Agam langsung menurut. Meski berat hati, akhirnya cowok itu pergi juga dari kelas Lamia, membiarkan ia mengerjakan tugas dengan damai.
Ucapan Lamia itu jelas mengundang rasa penasaran setengah mampus bagi warga kelas. Apa? Gak dibukakan pintu entar malem? Maksudnya apa?? Dan kenapa Agam langsung nurut?
Oleh karena itulah Rika bisa mengambil kesimpulan kalau Agam dan Lamia mungkin aja udah nikah.
"Soalnya udah biasa sama-sama dari dulu, Rik," jawab Lamia tenang.
"Oleh karena itu Agam jadi nyariin lo terus? Kayak anak ayam nyari induknya?"
Lamia kembali tertawa kecil. "Mungkin."
Rika mendengus pelan. "Kok mungkin sih, Laaa? Terus jawaban pertanyaan gue apa? Lo sama Agam apa hubungannya?" Rika terus menuntut jawaban.
"Eh, Rika! Lo kok kepo banget sih. Terserah mereka lah mau punya hubungan kayak apa. Kenapa kalian pada yang sewot," sembur Tisa, mulai tidak tahan karena pekerjaan tugas ini jadi tersendat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy on My Bed
Teen Fiction"Kalo suatu saat nanti lo mau pergi, entah karena ngejar orang yang lo suka, atau ... mau mati, lo harus ngomong sama gue ya, Gam? Jangan tiba-tiba menghilang tanpa pamit." Namanya Agam Aderald, si penyebar penyakit mematikan bagi kaum haw...