#2 [09] Tak Pernah Masuk Lingkaran

154K 12.5K 5.1K
                                    

.

.

#2 [09] Tak Pernah Masuk Lingkaran

⚪⚪⚪

"Shan, Shan, gimana? Enak gak sih jadi pacarnya Kak Agam?"

"Iya, Shan! Ayo cerita dong! Lo belum pernah bagi cerita nih."

"Kita kan penasaran banget, Shan. Bagi-bagi info dikit gak apalah."

Riana, Citra, dan Dini nampak begitu antusias melempari Shana dengan tanya. Keempat orang itu masih berada di kelas. Masih duduk berdekatan karena sebelum bel istirahat ini, mereka habis ngerjain tugas kelompok.

Shana rapikan dulu bukunya sebelum balas menatap satu per satu dari mereka. "Ehm ... ya gitu. Enak kok."

"Terus, terus??" Mata Riana berbinar antusias.

Shana diam-diam mengigit pelan bibir bawahnya. "Ya udah gitu ...."

"Yah, Shan, ayo dong cerita. Jangan pelit gitulah."

"Emang kalian mau gue cerita apa?"

"Cerita apa kek gitu. Kayak ... ah iya! Hal spesial apa yang udah kalian lakuin gitu. Atau hal romantis apa yang pernah Kak Agam lakuin buat lo," cetus Dini.

Shana terdiam. Hal romantis ya? Hal romantis ... apa?

"Eh, Shan! Kok  bengong sih?" Citra menepuk bahu Shana, menyadarkan cewek itu yang tiba-tiba tersedot dalam pemikiran sendiri.

Shana tersadar, lalu tersenyum canggung. "Ah kalian apa sih. Pada kepo deh," ucapnya berusaha agar teman-temannya ini tidak banyak tanya. Karena sejujurnya ia pun bingung mau menjawab apa. Atau lebih tepatnya ..., ia tidak punya sesuatu yang patut dibanggakan untuk diceritakan pada mereka.

Riana malah tersenyum lebar. Disenggolnya bahu Shana, bermaksud menggoda Shana. "Ciyeeee mentang-mentang jadiannya sama most wanted guy Atlanta, jadi kicep sendiri gitu. Tenang aja, Shan, Kak Agam gak bakal sampe tau kok kalo lo cerita ke kita."

"Iya. Lagian, Kak Agam pasti gak bakalan marahlah. Masa sama pacar sendiri mudah banget marahnya?" timpal Dini.

"Dia kan emang gahar sama orang lain. Tapi kalo sama pacar sendiri, ya enggaklah. Ya kan, Shan?"

Shana menoleh linglung. "E-ehm iya gitu."

"Eh tapi Kak Agam sama Kak Lamia juga gak pernah marah tu. Keren, kan?" cetus Dini tiba-tiba. Seketika membuat suasana hati Shana berubah.

Dan tiba-tiba saja teman-temanya jadi lebih tertarik membahas kedekatan Lamia dan Agam.

"Bener banget! Selama ini juga terkenal banget kan kalo Kak Lamia itu kayak semacam pawangnya Kak Agam? Kalo Kak Agam lagi ngamuk, panggil aja Kak Lamia. Udah, pasti kelar itu masalah."

Dan blablabla lainnya yang membuat kuping Shana tiba-tiba saja terasa panas. Bahkan tanpa sadar, ia sampai menghentakkan ponselnya ke atas meja. Membuat ketiga orang itu seketika berhenti bicara dan kembali fokus ke Shana.

"Eh, Shan, sori. Kita gak maksud kok," ucap Riana duluan.

Shana sendiri bahkan sampai tidak sadar kalau ia seemosi itu. Ia pengennya santai aja. Tapi entah kenapa dadanya terasa sesak.

"Ah iya gak apa, santai aja kok. Gue tadi gak sengaja ngelakuinnya." Shana kembali memamerkan senyumnya, membuat tiga orang itu kembali percaya kalau Shana baik-baik saja.

"Oh iya, Shan. Ngomong-ngomong, lo pernah cemburu gak sih sama Kak Lamia? Secara kan ya mereka itu deket banget."

Shit. Lamia lagi. Lamia lagi.

Bad Boy on My BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang