[16] Tertangkap Basah

212K 15.1K 476
                                    


.

.

.

[16] Tertangkap Basah

🔫🔫🔫

Sering terlintas di pikiran, kita ini mempertahankan hubungan atau ... sedang menunda perpisahan.

***


Agam memiringkan badan di depan kaca kamar mandi. Melalui pantulan diri di cermin, ia menatap luka yang berada di punggung sebelah kiri.

Tidak berdarah. Luka tembakan itu sudah tidak mengeluarkan darah lagi.

Semalam, ia mendesah lega ketika jahitan lukanya tidak terbuka meski ia banyak bergerak. Berlarian ke pasar malam, menemani Lamia ke sana sini, hingga menggendong cewek itu di punggung.

Sebelum menemui Lamia, ia memang meminta bantuan dulu pada Aska, meminta orang itu untuk memperban lukanya dengan banyak lilitan dan juga erat. Dan berhasil. Lamia bahkan tidak menyadari kalau semalam bersandar pada luka yang diperban rapat.

Kata Joker, tugasnya kali ini agak berbahaya. Ya, memang benar-benar agak berbahaya sampai-sampai harus dilakukan berdua dengan Aska.

Agam berhenti menatap pantulan diri di cermin. Ia lalu sepenuhnya menghadapkan diri. Disentuhnya luka goresan di leher. Dibanding luka di punggung, goresan ini jelas bukan apa-apa.

Setelahnya, ia melangkah menuju pintu kamar mandi. Ia memang sengaja mandi pagi lebih cepat, bahkan sebelum Lamia bangun. Sengaja dilakukan agar Lamia tidak sampai melihat punggung kirinya.

Dengan hanya memakai handuk di pinggang, Agam membuka pintu, lalu melangkah keluar. Baru tiga langkah cowok itu berjalan ke arah kamar, sebuah suara membuatnya terpaku.

"Itu kenapa?"

Agam sempat terdiam, lalu cepat-cepat membalikkan badan. Di sana, bersandar di tembok dekat pintu kamar mandi, Lamia menatapnya. Bahkan kotak obat sudah dipegang cewek itu.

"Kok lo udah bangun, La?" Jelas saja Agam heran. Karena tadi sebelum ia masuk kamar mandi, sudah dipastikannya Lamia masih tertidur.

"Gue tanya itu kenapa, Agam? Punggung lo kenapa?"

"Bukan apa-apa," bohong Agam.

Lamia melemparkan tatapan sedih. "Agam, please."

Cowok itu mengusap rambutnya gusar. Sial, ketahuan!

Kalau sudah begini, bagaimana lagi dia bisa menyembunyikannya dari Lamia? Cewek ini pasti akan khawatir. Akan ... melemparkan tatapan sedih sialan seperti barusan.

"Cuma luka kecil, La." Akhirnya, Agam mengaku juga. Meski tidak sepenuh benar.

Lamia melangkah mendekati Agam. Ia berdiri di belakang cowok itu, mengamati secara saksama luka tembak yang telah dijahit itu.

"Kenapa? Mau liat juga? Ah, padahal lo udah sering liat gue beginian, La."

Saat insiden nyaris naked di kelas itu, Agam tidak membual. Lamia memang sering melihatnya begini, bahkan lebih pun pernah. Seperti sekarang. Cewek itu terang-terangan menatap badannya yang hanya tertutupi handuk di bagian bawah.

Agam sedikit tersentak ketika jemari Lamia menyentuh luka jahitannya, luka yang belum sempat ia perban sendiri. Karena rencananya, setelah masuk kamar, ia akan mengobati dan menutup luka itu sendiri. Bukan hal sulit, mengingat Agam sudah ahli dalam bidang ini.

Bad Boy on My BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang