Repost tanpa perubahan dari versi Wattpad. (28-11-2023)
Versi novel lengkap bisa dibaca di karyakarsa.com/meridian_dev
.
.
#2 [03] Salah Siapa? (2)
✳✳✳
Ada pemandangan yang menarik bagi siswa-siswi Atlanta ketika di kantin hari itu. Lamia dan Shana yang duduk di sekitar meja yang sama. Terlihat akrab. Terlihat bersahabat.Cukup banyak dari mereka yang sesekali melirik tak suka. Bahkan iri. Beh, enak banget itu Shana. Udah bisa dapetin Agam, eh dekat juga dengan si bintang sekolah nomor satu; Lamia.
Memang sih. Insiden pembulian Shana karena jadian dengan Agam sudah mulai berangsur tidak terjadi lagi. Karena apa? Karena 'si peri baik hati' tidak tega ada yang tersakiti.
Tapi meski tidak lagi menyerang secara terang-terangan, tetap saja masih ada yang suka nyinyir di belakang Lamia. Sampai kapan pun, para fans garis keras Lamia-Agam tidak rela si biji cabe Shana merusak suasana.
Meski dia kaya.
Meski dia cantik.
Meski dia terlihat baik.
Karena Lamia ... jelas lebih segalanya dibanding Shana.
Lamia itu ... ah bahkan mereka kehabisan kata-kata untuk menggambarkan betapa sosok Lamia itu terlalu sempurna untuk menjadi manusia.
"Shan, nama IG Kak Agam apa ya? Gue kepo nih. Dari dulu nyoba stalk tapi gak nemu-nemu," celetuk Riana, teman kelasnya Shana.
Di sekitar meja itu, ada enam orang. Shana, Lamia, Tisa, dan tiga orang teman sekelas Shana.
Tadi, Lamia yang awalnya menghampiri Shana di kelas untuk meminjam buku anak kelas 10--berhubung sebentar lagi akan menghadapi banyak ujian, menjadi sekalian mengajak ke kantin barengan. Itu jugalah yang menjadi penyebab tiga orang lainnya antusias untuk bergabung begitu diajak Shana. Ya kapan lagi bisa duduk di sekitar meja yang sama dengan Lamia. Pasti akan banyak yang iri.
Lupakan Mona, Nilam, dan Liza. Shana bahkan sudah tidak bertegur sapa lagi dengan mereka. Ia bahkan sengaja pindah tempat duduk.
Sebenarnya, Shana masih mau-mau saja untuk menegur, bahkan menerima mereka kembali. Dengan catatan tiga orang itu mau meminta maaf padanya.
Tapi tidak sama sekali. Tiga orang itu berpura tidak pernah aja kejadian apa-apa. Membuat Shana jadi sebal sendiri dan memilih untuk juga bersikap seperti mereka.
"Ehm ... gue juga kurang tau," jawab Shana akhirnya setelah sibuk memikirkan jawaban apa yang tepat.
"Serius? Lo gak tau juga, Shan?" tanya Citra.
"Kok lo gak tau? Kan lo udah jadi pacarnya Kak Agam, Shan ...," timpal Dini.
'Ditodong' seperti itu entah kenapa membuat Shana didera perasaan tak nyaman. Memangnya ... kenapa jika ia juga tidak tahu? Salah?
"Kalian gak saling follow-followan di IG apa? Atau Kak Agam gak ngasih tau lo apa aja sosmed dia gitu?" tanya Riana yang super duper kepo.
Lamia yang sejak tadi menyimak, mulai melirik ekspresi Shana yang duduk tepat di sampingnya. Sementara Tisa ... ya dia bodo amat. Bakso di depannya lebih menarik daripada turut nimbrung obrolan yang super duper maha gak penting untuknya.
Lamia menelan makannya terlebih dahulu. Baru kemudian mulai bersuara. Ditatapnya satu per satu dari tiga orang itu.
"Memangnya ... penting banget ya buat Agam ngelaporin semua sosmednya ke Shana?" tanya Lamia santai, disertai kekehan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy on My Bed
Teen Fiction"Kalo suatu saat nanti lo mau pergi, entah karena ngejar orang yang lo suka, atau ... mau mati, lo harus ngomong sama gue ya, Gam? Jangan tiba-tiba menghilang tanpa pamit." Namanya Agam Aderald, si penyebar penyakit mematikan bagi kaum haw...