#2 [01] Time Is Running Out

178K 12.5K 2.4K
                                    

Repost tanpa perubahan dari versi Wattpad. (24-11-2023)

Versi lengkap bisa dibaca di karyakarsa.com/meridian_dev

.

⚪⚪⚪

#2 [01] Time Is Running Out


⏳⏳⏳

Lapangan Atlanta hari itu tiba-tiba dikerumuni siswa-siswi. Tidak seperti biasanya. Karena biasanya, di jam istirahat seperti ini, kantin adalah tempat tongkrongan paling asyik dan paling ramai. Bukannya lapangan yang biasanya hanya dipadati saat upacara bendera saja.

Tentu bukan karena alasan hal ini terjadi.

Agam.

Nama satu orang itulah yang berhasil membuat para siswa-siswi lebih memilih memadati pinggiran lapangan dibanding kantin sekolah.

Lagi, tidak seperti biasanya cowok itu memilih terlibat dalam cabang olahraga selain judo. Di tengah lapangan sana, Agam bergabung bersama dengan yang lain untuk memperebutkan bola sepak. Ajang kompetisi dadakan yang terjadi di saat jam istirahat seperti ini.

Tentu saja hal itu menarik minat para warga sekolah. Terutama para cewek. Melihat Agam berlarian mengejar bola bisa membuat berkhayal seolah mereka adalah bola tersebut.

Dikejar-kejar oleh Agam. Hal yang tidak mungkin terwujud menjadi kenyataan.

Banyak murid yang menonton di pinggir lapangan, termasuk Shana; pacarnya si biang kerok yang mereka idolai itu. Dan juga Lamia, bintang sekolah yang katanya sahabat si biang kerok nomor satu Atlanta.

Namun bukannya berdiri di tempat yang berbeda, dua orang itu malah berdekatan.

"Hei, Shan!" sapa Lamia ramah, menghampiri Shana yang sudah duluan menonton sejak tadi bersama teman-teman.

Ya, teman-teman. Si Shana itu akhirnya berhasil juga mengumpulkan teman-teman kembali setelah beberapa waktu lalu berhasil menjadi bulian satu sekolah.

Katanya, uang bukanlah segalanya. Memang benar. Tapi, segalanya akan lebih mudah jika memiliki uang.

Termasuk memperbaiki hubungan pertemanan yang sempat retak.

Dengan beberapa usaha yang tentu didukung oleh dana yang tak sedikit, Shana kembali berhasil membuat orang-orang sadar siapa dirinya. Jejeran anak paling kaya satu sekolahan. Cantik. Dan juga tidak sombong seperti anak kaya pada umumnya.

Terlebih lagi dengan sikap Lamia yang sama sekali tidak menunjukkan sikap permusuhan dengan Shana.

Ya, meski tetap tidak bisa membuat semuanya kembali memandang seperti biasa.

Shana mengalihkan pandangannya yang sejak tadi hanya terfokus pada satu orang; Agam.

"Eh hai, Kak Lamia," sapa Shana disertai senyum.

Beberapa orang yang berdiri di dekat Shana juga ikut mengapa Lamia, yang tentu dibalas dengan ramah olehnya.

Lamia lalu melirik Agam di tengah lapangan sana. "Itu si Agam main bola? Gak salah, Shan? Tumben," tanya Lamia heran pada Shana.

Pertanyaan Lamia itu disetujui oleh yang lain, membuat mereka ikut mempertanyakan hal serupa.

"Main bola sih, tapi kok kelihatannya lebih kayak ngajak orang berantem? Nendang bolanya gak selow amat, merebut bolanya juga. Itu tadi sampe ada yang guling-guling di lapangan gara-gara didorong Kak Agam pas bolanya mau direbut," timpal salah satu adik kelas.

Bad Boy on My BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang