Repost tanpa perubahan dari versi Wattpad. (25-11-2023)
Versi novel lengkap bisa dibaca di karyakarsa.com/meridian_dev
.
.
⚪⚪⚪
#2 [02] Salah Siapa? (1)
✳✳✳
Pukul enam lewat dua puluh menit. Motor hitam itu memasuki area parkiran yang masih sepi. Belum banyak terlihat kendaraan maupun siswa-siswi di tempat itu.
Setelah memarkir motornya di tempat yang pas, Agam mematikan mesin. Ia lepaskan helm dan mengaitkan benda itu. Lalu ditolehnya kepala ke belakang, berusaha melirik seseorang yang masih setia melingkarkan kedua tangan di pinggangnya dengan erat.
"La, udah sampe. Yuk turun."
Tidak ada sahutan. Mata Lamia masih terpejam dan masih diam dengan posisinya yang bersandar di punggung Agam.
Agam sedikit gerakkan bahunya. "La? Ayo bangun dari tidur ayam lo. Bandel banget ya lo, bisa-bisanya berusaha tiduran pas lagi dibonceng. Kalo lo jatoh, gimana? Nyungsep di aspal, terus diserempet mobil," celoteh cowok itu.
Mendengar celotehan panjang Agam itu, Lamia akhirnya bereaksi. Ya meski masih dengan matanya yang sepertinya berat sekali untuk terbuka.
"Gak bakal jatuh kok, Agam. Kan gue pegangan yang kuat di sini. Nih, kayak gini," sahut Lamia, semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Agam. Dan, tetap bersandar dengan nyaman di punggung cowok itu.
Agam berdecak kesal. Ia lalu menguraikan pelukan erat itu. "Awas, gue mau turun."
Dan tanpa menunggu persetujuan Lamia, Agam turun dari motor--tentunya dengan hati-hati agar cewek itu tidak sampai terjengkang ke belakang gegara tindakannya.
Lamia masih belum bergerak walau kini Agam sudah berpindah tempat, tidak bisa lagi ia jadikan sandaran untuk tidurannya.
Agam menghela napas. Lamia ngantuk berat rupanya gara-gara bergadang semalaman untuk mempelajari materi ulangan hari ini.
Cowok itu lalu mengerakkan tangan untuk melepas helm yang dipakai Lamia. "Bangun, La. Kan lo sendiri yang pengen dateng cepet," ucap Agam sambil menaruh helm di kaitan motor.
"Iya, emang. Tapi kayaknya lo bawa motornya kecepatan deh, Gam. Masa gue baru mejem sebentar, udah sampe aja." Menyerah, akhirnya Lamia mulai membuka mata. Dan langsung saja tatapannya bertemu dengan kedua mata Agam.
Agam memutar kedua bola matanya. "Iya, iya. Gue yang bawa motornya kecepatan. Intinya, gue yang salah. Udah, sekarang lo turun dan kita jalan ke kelas."
Lamia menatap Agam dengan sorot geli. Menurut, ia pun akhirnya mengerakkan kaki untuk turun.
Namun bukannya berdiri dengan benar ketika kakinya menapak, Lamia malah sempoyongan dan nyaris terjatuh jika saja Agam tidak cepat-cepat menangkapnya.
"Hati-hati, La," ucap Agam, membantu Lamia berdiri dengan benar.
Tapi, bukannya melepas pegangan pada Agam, Lamia malah makin mendekatkan diri dan kembali melingkarkan kedua tangan di pinggang cowok itu. Kali ini, bukan lagi memeluk dari belakang. Tapi langsung memeluk dari depan.
Dan, kembali mata Lamia terpejam.
Cewek itu menguap sebentar, lalu berkata, "Gue ngantuk banget, Agam ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy on My Bed
Teen Fiction"Kalo suatu saat nanti lo mau pergi, entah karena ngejar orang yang lo suka, atau ... mau mati, lo harus ngomong sama gue ya, Gam? Jangan tiba-tiba menghilang tanpa pamit." Namanya Agam Aderald, si penyebar penyakit mematikan bagi kaum haw...