Setibanya di rumah gue langsung ngadu ke kak Barka, minus kejadian dimana gak sengaja gue botakin kepala orang.
Karena ini obrolan serius dan kak Barka penasaran dengan keabsahan cerita gue, kak Barka maksa buat ketemuan sama mereka.
Kak Barka nelan ludah, natap kak Gaga ngeri setelah ngelontari semua pertanyaan yang bikin nyesek. Kebetulan Nabil masih kejebak macet, katanya.
"Lo kebanyakan makan bunga bangke, ha? Gimana ceritanya lo bisa jadi suka batang-batangan begini? Kebanyakan nonton BL lo"
Kak Gaga jitak kepala kak Barka, gak terima. "Enak aja. Noh, adek lo yang ini ni hobinya nonton begituan" kak Gaga nunjuk gue.
Gue juga gak kalah ganas jitak kak Gaga. "Gue yang hobi kenapa lo nya yang malah jadi homo? Heran gue"
"Itu berarti virus lo nular ke kakak lo, begok" ganti kak Barka jitak kepala gue.
Gue menghela nafas.
Gue emang fujoshi sejak gue kenal yang namanya cowok ganteng pacaran sama cowok ganteng nan cantik yang sering gue sebut sebagai lady boy, kecantikannya kadang bikin gue meradang, mikir 'Gue gagal jadi cewek'. Gue jadi terobsesi sama homo.
Gue bukannya gak setuju dengan hubungan mereka, tapi radak gak rela kakak gue sendiri lakonnya.
Dan lagi...
"Btw, lo jadi apanya?" tanya gue, pertanyaan yang sedari tadi nyantol di otak gue.
"Jadi apanya?" kak Gaga loading mikirin pertanyaan gue.
"Hubungan lo"
"Nanyak yang jelas!"
Mata gue muter kemana-mana. "Lo Bottom apa Top?"
Kedua kakak gue natap gue horor, justru gue masang muka bloon.
"Dia Bottom..." jawab Nabil yang tiba-tiba nongol dari pintu. Kita emang sengaja pesan ruang VIP di restoran. "Gue Top nya" sambung Nabil bikin nafas gue lagi-lagi berhenti. Melotot gak percaya ke arah kak Gaga, gitu juga dengan kak Barka.
"Bangke...lo bagian di serang donk" kak Barka histeris.
"Taik. Gini ceritanya gue nggak SE-TU-JU. Enak aja lo jadi Bottom. Malu donk lo punya perut kotak-kotak, otot dimana-mana. Percuma lo pergi fitness tiap hari. Dan lo..." tunjuk 2 jari gue tepat depan matanya, yang di tunjuk malah nyengir. "Cari batangan lain"
"Woooo nggak bisa gitu. Kita udah pacaran 4 tahun, selama itu juga kita mati-matian kalahin ego dan belajar masang muka tembok"
"Tapi lo Bottom kak, BOT-TOM"
"Apa salahnya jadi Bottom? Nggak usah berlebihan deh lo"
"Gue tetep nggak setuju"
"Berarti lo nggak keberatan donk kalo kita pacaran" suara Nabil ngintruspi gue buat natap dia.
"Lo nggak denger tadi gue bilang apa? Gue nggak SE-TU-JU" emosi gue naik.
"Habisnya lo bilang nggak setuju setelah lo tau kenyataan kalo kakak lo jadi Botty" balas Nabil cuek.
"Ya iya lah"
"Kalo dia jadi Top baru lo setuju?" seringai Nabil bikin gue kikuk.
"Y-ya..."
Nabil berdecak. "Tapi sayangnya, jiwa Gaga lebih condong ke cewek. Jadi, gue bisa apa" dia angkat tangan acuh.
Kak Barka nyenderin badan lemes. Nyerah dengan keadaan yang sebagian besar bener. Kalo gue bandingin sekilas dari segi emosi, sifat, dan tentunya ukuran tubuh, omongan Nabil ada benernya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Greatest Blessing
Romance[Completed] Dikelilingi cowok-cowok kampret bin absurd, bikin dunia gue ikutan jungkir balik. Dimana gue punya 2 kakak cowok, yang pertama namanya kak Barka yang udah jadi playboy bertahun-tahun dan hoby nya suka kawinin anak perawan orang dan kakak...