Music (D) : Dampak Dari Sebuah Kehati-hatian

166 106 15
                                    

[Playlist : Little Things-One Direction]

SUDAH satu jam Rangga berputar-putar di rumah Zio. Mulai dari berbicara kepada kedua orangtuanya, menghabiskan waktu bersama sepupu Zio, yang sangat bersemangat, dan saat ini berakhir terbaring lelah di kasur kamarnya setelah jamuan makan malam hangat di ruang makan.

"Jadi, apa yang membuat lo akhirnya menginjakkan kaki ke sini lagi, Agil?" Zio menekankan 'Agil', sebutan ledekan masa kecil mereka yang sukses membuat keduanya terkekeh.

"Yah, gue tipikal cowok yang menepati janji." Rangga mengedikkan bahu. "Waktu gue nggak bisa makan malem di sini bareng anak-anak, gue udah janji bakalan ke sini, kan?"

"Oh," sahut Zio datar. "Terakhir kali lo nginep di sini, mungkin empat tahun yang lalu."

"Dan gue merasa lo sangat kangen," kikik Rangga. Cowok itu mengangkat tubuhnya dan memperhatikan Zio yang sedang menyetel ulang senar gitarnya. "Gila, Gil. Terakhir kali, tangan lo bahkan kesusahan megang gitar."

Zio melempar bantal sofa yang di dudukinya ke arah Rangga. "Senangnya adalah gue sangat peka untuk tau kalau lo baru aja ngeledekin gue pendek."

"Heh? Bukannya emang lo pendek, ya?" Rangga terkekeh saat melihat raut wajah masam Zio. "Dulu cuman sebahu gue, terus sekarang udah setara aja. Oh, Agil, lo tumbuh dengan sehat. Minum susu stroberi terus, ya?"

"Najis lo." Zio memutar bola matanya. "Euhm, Ngga. Di mobil tadi, Nasya bilang mau ngelupain lo."

Senyum Rangga cemerlang saat mendengar itu. "Asik, ada yang sedang berbunga-bunga, nih."

"Nasya ngelupain lo, belum tentu bakalan suka ke gue, jadi buat apa gue berbunga-bunga?" Zio menyahut datar. "Lo cinta pertamanya dia, dan dia bakal ngelupain lo. Dia, cinta pertama gue, dan gue rasa, gue bakal ngelupain dia juga. Mau kayak gimanapun gue dikasih kesempatan, gue selalu temen di matanya Nasya."

Rangga menyiniskan pandangannya saat berkata, "Gue patahin seluruh tulang lo kalau lo ngelakuin itu."

"Apa?"

"Lo nggak boleh ngelupain Nasya."

"Sejak kapan lo jadi emak gue?"

"Nasya suka sama lo, oke?" Rangga mengembalikan bantal yang dilempar oleh Zio tadi dengan cara mendaratkannya mulus di kening Zio. "Seperti kata lo, jangan jadi jahat."

"Maksa dia buat ngeliat gue sementara itu mustahil, jauh lebih jahat, Ngga."

"Lupain." Rangga mengucapkannya dengan lantang, membuat Zio hanya bisa menggeleng pasrah melihat kelakuan sahabatnya itu.

Hening kemudian melingkupi keduanya karena percakapan seperti itu dianggap angin lalu. Mungkin akan dibahas kemudian hari, tetapi ditunda untuk saat ini. Zio kembali larut dengan permainan gitarnya, sementara Rangga memilih memainkan ponselnya.

"Let talks about her," pupus Rangga akhirnya. Cowok itu bangkit dari kasur, dan menunjukkan satu chord gitar yang terpampang di layar ponselnya.

Zio mengerti isyarat bahwa Rangga baru saja menyuruhnya memainkan lagu Little Things dari One Direction, sebuah boyband terkenal yang sayangnya sedang vakum untuk beberapa saat. Jika boleh diingat kembali, Zio tahu bahwa lagu yang kata Magenta romantis itu merupakan bagian dari beberapa lagu yang ada di playlist favorit Nasya.

"Gue yang mulai." Rangga merilekskan diri. "Kata beberapa orang, saat lo membicarakan seseorang secara terus-menerus dan nyebutin beberapa hal, perasaan lo ke dia yang awalnya cuman suka, bisa berubah jadi suka banget."

Zio memutar bola mata. "Ngga, lo membuat gue jijik."

Tetapi, Rangga tidak mau ambil peduli. "Lupain, gue bilang, sekarang kita bakalan ngomongin Nasya."

Started With MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang