Music (H) : Haluan Musik Berbatas

179 107 15
                                    

[When You Love Someone-James TW]

MOBIL yang dikendarai oleh Nasya dan Zio memisahkan diri dari rombongan. Setelah selesai menghadiri acara besar-besaran yang diadakan forum komunitas sebuah Universitas di Jakarta, dua orang itu segera menuju mall terdekat untuk mencari kado.

Besok ulang tahun Nafisha akan diadakan.

Nasya dan Zio memutuskan untuk memberikan kado bersama untuk gadis kecil itu.

"Apa yang paling lucu buat anak kecil seumuran Nafisha?" tanya Nasya sambil memilah-milah barang-barang berwarna merah muda di salah satu toko.

"Euhm ... senyuman lo kali," jawab Zio bercanda.

"Serius, Yo." Nasya memutar bola matanya sebal. "Kalau boneka, dianya udah kebanyakan di rumah. Kalau baju, dia nggak terlalu suka gonta-ganti baju. Tas apa, ya? Atau aksesoris?"

"Waktu lo kecil lo suka apaan?"

Nasya terlihat berpikir. "Suka kamu," selorohnya lalu dihadiahi sentilan tangan Zio di keningnya.

"Tadi dia yang minta serius," ledek Zio geleng-geleng kepala.

"Masih kecil, Mas. Jangan serius-serius," kekeh Nasya sambil mengerling. "Yang tadi bercanda doang, kok."

Sudah seminggu lamanya sejak Nasya dan Zio resmi berpacaran. Nasya mulai mencoba untuk menyesuaikan diri dan menjadi dirinya yang apa adanya di depan Zio.

Dengan alasan dan status pacar Zio itulah, Nasya sekarang lebih berani menghadapi kenyataan bahwa Rangga memang sudah memiliki pacar. Nasya sudah mulai terbiasa dan berusaha sebisa mungkin perlahan melupakan cowok itu.

Awalnya sulit, tetapi ketika dua hari yang lalu Eagle mengajak Midia untuk turut serta dalam acara makan malam mereka, Nasya menyadari satu hal bahwa Midia memang adalah perempuan yang sangat tepat untuk Rangga.

Perempuan itu sangat cantik juga bisa bertutur sopan. Nasya membayangkan sikap Midia yang hangat tentu bisa mencairkan seberapa dinginnya Rangga dulu. Perempuan itu beruntung bisa mendapatkan Rangga sebagai kekasihnya.

Tidak juga, Nasya pun sebenarnya merasa beruntung karena dicintai sama besarnya seperti Rangga mencintai Midia, oleh Zio. Cowok yang menyukainya diam-diam sejak pertama kali bertemu itu sudah banyak melakukan hal-hal manis yang bisa membuat Nasya terbang jauh ke atas sana.

"Ukelele kecil?" tawar Zio ketika dia mendapat sebuah ide. "Sekarang ada variannya gitu, berwarna. Cocok banget deh buat anak cewek. Lagian, nanti hadiah ukulelenya bisa lo pake buat ngabisin waktu bareng Fisha, kan?"

Nasya tersenyum senang saat ide itu diajukan oleh Zio. "Bener juga lo."

"Namanya juga Zio," ujarnya membusungkan dada.

Nasya memutar bola mata kemudian mendengus. "Jadi, kita ke toko musik nih?"

"Kenapa?"

"Nggak apa-apa," jawab Nasya sambil tersenyum.

Zio langsung menggandeng tangan Nasya lalu membawanya menuju toko musik langganannya di mall ini. Tidak butuh waktu lama untuk mereka mendapatkan apa yang mereka mau karena Zio dengan gampangnya bernegoisasi dengan pemilik toko yang sudah akrab sekali dikenalnya.

"Gitar kualitas terbaik nih, harga juga gue potong," ujar penjualnya ketika Zio menyerahkan uang bayaran. "Bolehlah kalau gue foto bareng lo berdua?"

Zio mendengus pelan. "Enggak boleh. Gue sibuk."

"Dih, sok." Rama, pemilik toko yang merupakan teman lama Zio itu mendengus. "Kemarin diajak ke tongkrongan ngakunya sibuk. Sekarang, sibuk. Sibuk aja terus kerjaan lo."

Started With MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang