Music (G) : Gaduh Berantakan

193 106 20
                                    

[There For You-Martin Garrix & Troye Sivan]

ZIO mulanya berpikir libur seminggu yang Onik tawarkan padanya sangatlah menggirukan dan bisa membuatnya beristirahat sedikit lebih lama.

Pemikiran itu kini bergeser karena nyatanya, Zio tidak bisa beristirahat dengan tenang. Kadang, dia merasa jiwa dan raganya sudah tidak lagi sejalan. Atau mungkin, saat membagi pengalaman lewat pekerjaan-pekerjaannya pada mamanya, Zio tidak lagi bersemangat seperti dulu.

Teman-teman SMA lamanya pun nerasa seperti itu. Saat mereka mengajak Zio untuk nongkrong seperti dulu di salah satu rumah teman mereka, Zio terlihat sedang banyak pikiran dan berakhir tidak menikmati serial bulu tangkis yang sangat mereka gandrungi dulu.

Jadinya, Zio bertanya-tanya sebenarnya apa yang salah pada dirinya akhir-akhir ini.

Uring-uringan Zio itu lantas menghilang saat Nasya meneleponnya.

Pertama kali dalam hidupnya, entah kenapa mendengar suara seseorang berbicara dari seberang telepon, Zio ingin memeluk sebatang kaktus saking senangnya.

Nasya meminta Zio untuk menemuinya di kafe Sirius, ada yang ingin cewek itu bicarakan padanya mengenai kejadian tiga hari yang lalu.

Mengendarai mobilnya sambil menyenandungkan lagu yang terputar di radio mobil, Zio baru mengerti kenapa akhir-akhir ini dia banyak pikiran.

Hal itu disebabkan oleh dirinya yang terlalu khawatir pada keadaan Nasya. Semenjak hari dimana Nasya salah paham dan terjadi perdebatan hebat diantara dia, Nasya, dan Rangga, Zio memang belum pernah menemui atau bahkan menanyakan kabar perempuan itu.

Zio bisa memberimu alasan kenapa melakukannya; Zio hanya ingin Nasya berpikir dengan tenang dan menerima semuanya.

"Sori lama," ucap Zio sebagai pengantar basa-basi. Dilihatnya Nasya yang sedang duduk sambil memainkan ponsel. Satu yang membuat napas Zio tertarik lega, fakta bahwa Nasya baik-baik saja membuatnya sedikit lebih rileks sekarang,

"Sori juga karena mendadak nyuruh lo ke sini di hari libur yang sangat indah," seloroh Nasya bermaksud melupakan seberapa besarnya perdebatan yang mereka lakukan beberapa hari yang lalu.

Zio mengangguk mengerti. "Ada urusan apa sampai-sampai lo manggil gue ke sini?"

"Minum jusnya dulu, gue udah pesenin," kata Nasya tidak menjawab pertanyaan Zio barusan.

Segera saja, Zio meminum jus yang sudah Nasya pesankan. Beberapa minggu belakangan dekat dan sering melakukan kencan, seperttinya Nasya sudah sangat hapal minuman favorit Zio.

Setelah minuman berwarna hijau itu tinggal setengah di dalam gelas, Zio mendongak untuk menunggu apa yang hendak Nasya katakan.

Semuanya baik-baik saja sampai suara Nasya yang kemarin terdenngar lirih masuk ke telinganya.

"Gue suka sama lo, Yo," ucap Nasya pelan.

Jantung Zio nyaris copot saat itu juga.

"Gila lo, Nas?" Zio melongo keheranan saat Nasya mengungkapkannya. "Nggak, lo lagi nggak sadar apa yang lo omongin. Gue pikir, tiga hari gue kasih waktu buat menyendiri, lo bisa berpikir lebih jernih, Nas."

Nasya mengerutkan kening saat mendapat penolakan dari Zio. Kenapa cowok itu tidak percaya? Seharusnya dia senang bukan bahwa hari ini, kesempatan yang Nasya berikan padanya terbukti tidak sia-sia? Zio melakukan banyak hal yang mungkin bisa menyita seluruh perasaan Nasya.

"Yang gue bilang tadi beneran, gue suka sama lo, Yo," ulang Nasya penuh penekanan agar Zio mengerti bahwa dia sedang tidak main-main.

Ditembak dua kali, Zio hanya bisa melongo seperti orang bodoh. Bersikap seolah seseorang baru saja mengatakan bahwa dia akan dipenggal besok. Menyedihkan.

Started With MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang