Music (E) : Empat Saja Sudah Cukup

154 105 10
                                    

[playlist : can i be him?-james arthur]

DUNIA hiburan berarti sudah harus siap dengan segala resiko tentang gerak-gerikmu yang selalu menuai perhatian publik. Mulai dari dengan siapa kamu menghabiskan hari dan tertangkap kamera, postingan di media sosialmu, serta bagaimana kamu bersikap dengan seseorang di depan layar televisi.

Nasya sudah mahfum dengan resiko itu.

Jikalau hendak mimpinya tercapai, dia memang sudah harus bersikap biasa saja dan bersikap professional. Tugasnya sekarang hanyalah mendedikasikan hidup sepeuhnya pada musik, berlatih dengan giat, tampil dengan maksimal di hadapan orang banyak, dan menyenandungkan lagu-lagu dengan perasaan penuh agar totalitas tercapai.

Acapkali di sela-sela kesibukannya sekarang Nasya merindukan rumah. Ingin menghabiskan waktu luangnya untuk mengamati bagaimana senyum bahagia Nafisha sekatang yang sudah mendapat perhatian dan kasih sayang yang sama dengan Barata dari neneknya. Atau mungkin ingin menghabiskan waktu di sekolah, untuk belajar—karena demi apapun, homeschooling serta tutor yang hanya akan datang di saat jadwalnya tidak padat, tidak akan cukuo membantu Nasya untuk mengisi pengetahuan.

Postingan teman-temannya, tentang agenda mereka hangout bersama. Setelah melihat postingan itu, Nasya akan langsung merasa rindu pada masa remajanya dulu. Masa dimana dia masih menjadi orang biasa, Nasya yang biasa.

Masa dimana dia tidak perlu menggunakan masker atau tudung jaket demi menutupi identitasnya saat berkeliaran di tempat umum.

Masa belajarnya di sekolah, mengerjakan PRdan sejenisnya.

Masa dimana dia bisa tertawa lepas dengan keenam temannya yang lain.

Masa dimana dia dengan lahapnya makan di rumahnya sendiri.

Masa dimana namanya belum berubah dari mulut ke mulut menjadi, "Nasya vokalis Eagle."

Masa dimana seseorang hanya mengenalnya sebagai remaja tujuh belas tahun bernama Nasya Afaysh Syahza, yang merupakan anak yatiim. Hidup bahagia bersama keluarga kecilnya yang sudah tidak utuh dan keenam temannya.

Nasya rindu

Bulan November mengundang hujan untuk membasahi bumi akhir-akhir ini. rintik hujan yang kadang deras dan kadang hanya menuai gerimis itu tidak berhasil menghentikan kesibukan ibukota. Membuat Nasya terkadang didera malas saat sedang beraktifitas sebagai publik figur di ranah musik.

Karena itu, Zio mengajaknya untuk duduk di salah satu kafe di daerah Kemayoran, Zio mengatakan padanya akan menikmati hujan dan melihat bagaimana rintik yang satu itu bisa mengundang dingin. Nasya tertark dan menyanggupi ajakannya.

Keduanya duduk di meja dekat jendela. Menikmati bagaimana udara bulan November serta jalanan yang sebagian penuh disesaki oleh payung-payung yang mengembang warna-warni. Suara deru kendaraan yang melintas kubangan air kecil akibat pengaspalan yang kurang sempurna juga menjadi latar belakang suasana nyaman di sini.

Sewaktu senyum Nasya tersungging manis sampai lesung pipinya menjorok ke dalam, Zio ikut tersenyum. Dipujinya betapa tertularnya senyum itu.

Dalam diamnya, Zio menggumamkan terima kasih kepada tiga temannya yang duduk di meja lain tanpa sepengathuan Nasya. Tentu kau tahu bahwa hal-hal seperti ini adalah ide-ide ajaib Rangga. Cowok yang kini tengah merangkul Magenta dan mengamati ia dan Nasya itu yang tadi menyuruhnya untuk mengajak Nasya mengunjungi kafe ini dengan embel-embel ajakan 'melihat hujan'.

Beberapa minggu belakangan, Nasya dan Zio memang dekat. Sering menghabiskan waktu bersama. Dan tanpa sepengetahuan Nasya, semua skenario dari ajakan-ajakan romantis Zio itu berawal dari perntah Rangga pada Zio.

Started With MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang