Drunk 2

2K 282 25
                                    

Malam itu, Hyera duduk ditepi kasur Jimin sambil menatap pria itu yang sedang terlelap.

Ia menghela nafas pelan. Kemudian Hyera melihat isi kamar Jimin yang berantakan.

Baru saja beberapa hari ia tidak kesini, keadaan kamar Jimin sudah seperti ini.

Bagaimana jika ia berpisah dengannya, sudah seperti apa keadaan kamarnya nanti?

Ah, tidak-tidak.

Hyera menggeleng cepat berusaha menghilangkan pikiran itu.

Ia beranjak dari tempatnya untuk membersihkan kamar Jimin. Sambil sesekali melirik pria yang masih tidur dengan tenang disana.

Tiba-tiba telinganya mendengar suara Jimin. Hyera langsung menoleh dan mendapati Jimin yang mencoba membuka matanya.

Ia berjalan mendekati Jimin sambil mengusap tangannya yang kotor.

"Tidur dulu aja, Jimin." Hyera mencoba untuk tidak menatap mata Jimin, ia masih tidak bisa.

Jimin masih terbaring diatas kasur, ia memiringkan badannya untuk menatap Hyera yang duduk ditepi kasur.

"Tidur ya? Aku mau buatin sup du─"

Ucapan Hyera terpotong saat Jimin menarik pergelangan tangannya.

Bersamaan dengan Jimin yang merentangkan satu tangannya diatas bantal.

Dengan begitu, Hyera langsung jatuh diselah Jimin. Tepat disebelah Jimin. Badannya menghadap Jimin.

Tetapi ia masih tidak berani menatap Jimin.

"Kamu diem disini." suruh Jimin pelan.

Kedua matanya menatap lekat wanita dihadapannya yang sedang menundukkan kepala.

"Ra, lihat aku."

Dan saat itu juga, barulah Hyera akhirnya berani menatap mata Jimin.

"Jelasin. Semuanya." Ujar Jimin dengan penuh penekannya.

Hyera menelan ludahnya gugup. Matanya tidak dapat terlalu lama menatap Jimin.

Pada akhirnya Hyera mamalingkan wajahnya, berusaha untuk melepaskan diri dari Jimin.

"Jimin, kamu masih mabuk. Aku buatin su─"

Lagi-lagi ia tidak dapat melanjutkan ucapannya karena ditarik kembali oleh Jimin.

"Aku udah nggak mabuk." Jimin menangkat dagu Hyera agar ia dapat menatap Jimin. "Ngomong."

Terjadi keheningan beberapa saat setelah itu.

Pada akhirnya, Hyera memberanikan diri untuk berbicara pada Jimin.

"Iya aku emang udah tau tempatnya disana. Aku ngga berani ngomong sama kamu soalnya pasti ngga dibolehin."

"Terus?"

Hyera membasahi bibirnya yang kering. Ia gugup.

"Ya aku akhirnya bohong sama kamu. Aku cuma pengen kumpul sama temen-temen lagi."

Jimin menghela nafasnya pelan, ia mengusap bagian belakang kepala 'kekasihnya'.

Tanpa Hyera sadari, ia meneteskan air mata. Tentu saja ia merasa bersalah pada Jimin saat ini.

Kedua matanya menatap Jimin lekat-lekat.

"Maafin aku ya?" ungkapnya pelan.

Jimin tidak berucap apapun. Ia terdiam menatap balik wanita dihadapannya ini.

Matanya menelusuri setiap inci wajah Hyera. Perlahan, ujung bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis.

"I love you." Jimin langsung mendekap tubuh Hyera kedalam pelukannya setelah itu.

Ia mengelus bagian belakang kepala Hyera berkali-kali. Jimin memejamkan mata saat dirasa air matanya sudah mengganggu pandangannya.

Hyera ikut memejamkan mata saat wajahnya tenggelam didada Jimin.

Pria itu mendekapnya erat, seakan tidak ingin kekasihnya pergi tanpa sepengetahuannya lagi.

"Besok-besok jangan bohong lagi ya. Aku nggak bakal marah kalo kamu jujur." Jimin berucap halus.

Diakhir dengan kecupan manis dikepala Hyera.

Kekasihnya itu mengangguk cepat mendengar ucapan Jimin.

Jimin tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya.

...a tight hug after a fight.

--

pendek ya

yang penting mereka ngga berantem lg:((

boyfriend -p.j.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang