Kakaotalk
Taehyung : ra
Taehyung : jimin sekarat
Taehyung : anak bangtan ngga ada yg bisa ngurus
Taehyung : tolong yaHyera : HAH
Hyera : SEKARAT GMN MKSUDNYA!Taehyung : sakit anjir
Taehyung : keyboard gue knp dah malah ngetik sekaratHyera : NGAGETIN AJA NJING
Taehyung : GAK SOPAN!
Hyera : BODO AMAT!
(^ sebuah contoh chat tidak faedah)
Setelah mendapat pesan dari Taehyung seperti itu. Ia memilih untuk menghubungi member lain, yang lebih jelas.
Kakaotalk
Hyera : bang
Hyera : jimin sakit?
Hyera : gabisa dihubungi diaNamjoon : iya ra
Namjoon : lo ke apartemennya deh
Namjoon : urus sana bayi loHyera : bayi apaan anjir segede gitu
gede apanya ra( ͡° ͜ʖ ͡°)
-
"Jimin?"
Saat Hyera memasuki apartemen Jimin, ia berjalan menuju kamar Jimin.
Apartemen itu terlihat sepi sekali.
Ceklek
Ia tersenyum tipis begitu melihat Jimin yang tidur sambil ditutupi selimut tebal.
Hyera mendekat lalu duduk didekat Jimin. Ia memegang dahi Jimin untuk memastikan suhu tubuhnya.
"Hm, demam." Gumam Hyera pelan.
Ia lalu beranjak mengambil sesuatu untuk mengompres Jimin.
Setelah menaruh kompresan didahi Jimin, ia pergi kembali ke dapur. Memasakkan sesuatu untuk Jimin saat bangun nanti.
Ia menghela nafas kasar begitu melihat pemandangan dapur yang tidak enak dilihat.
Piring kotor menumpuk, sampah yang berisi bungkus makanan.
Hyera menggelengkan kepalanya lalu membersihkan dapur sebelum memulai masak.
-
Ia kembali ke kamar Jimin setelah menyelesaikan masakannya.
Hyera kembali mengompres Jimin sambil sesekali mengelus pipi pria itu.
Sepertinya Jimin menyadari keberadaan Hyera. Ia perlahan membuka kedua matanya.
"Ra?" Panggil Jimin saat Hyera sedang memeras air dari sapu tangan itu.
"Udah bangun?" Ia mengelus kepala Jimin sayang. "Ngurusin apa kamu sampe demam gini, hm?"
Ujung bibir Jimin terangkat membentuk senyuman. Ia menggerakkan badannya untuk mendekati Hyera.
Jimin memilih untuk menaruh kepalanya diatas paha Hyera daripada diatas bantal.
Hal itu membuat Hyera tersenyum tipis lalu mengelus kepala Jimin.
"Kamu tidur disini ya?" Suruh Jimin.
Hyera tertawa. "Makan dulu yuk."
Jimin mengangguk lucu membuat Hyera tertawa gemas melihatnya.
-
Hyera kembali menyuruh Jimin untuk kembali ke kamar setelah selesai makan. Sedangkan ia mencuci piring di dapur.
Selesai mencuci piring, Hyera menghampiri Jimin yang sedang berbaring diatas kasurnya.
"Minum obat dulu, pak." Ujar Hyera sambil tersenyum.
Kemudian Jimin mendudukkan dirinya lalu minum obat yang dibawakan oleh Hyera.
"Dah. Tidur sana." Hyera berdiri dari tempatnya lalu menarik selimut sampai menutupi setengah badan Jimin.
Saat ia hendak berbalik, Jimin menggenggam pergelangan tangannya.
"Disini aja." Jimin menepuk kasurnya, menyuruh Hyera untuk tetap tinggal.
"Iya bentar aku mau mandi dulu."
Jimin menggeleng, "Temenin sampe aku tidur."
What?
Refleks Hyera tertawa keras.
"Najis, Jimin." Ia memukul lengan Jimin pelan. "Tidur ya tinggal merem aja, susah amat."
Jimin merengek lucu, ia mengerucutkan bibirnya. Seperti tidak ingin ditinggal oleh Hyera.
Bukannya gemas dengan Jimin, kekasihnya itu malah terlihat menatap Jimin jijik.
"Dih? Ngapain sih?"
Jimin kembali merengek sambil memukul kasur dengan kedua kakinya.
Akhirnya Hyera menyerah, ia lalu tidur telungkup dengan Jimin yang memiringkan tubuhnya menghadap Hyera.
Jimin melihat kekasihnya yang sedang bermain ponsel, mencari satu lagu untuk mengiringi Jimin tidur.
Tiba-tiba Jimin tersenyum jahil saat melihat sesuatu.
"Ra, keliatan, aduh mataku." Ujar Jimin sambil menutupi matanya.
Hyera mengalihkan pandangannya dari ponsel lalu menatap Jimin bingung.
Kemudian ia menunduk dan terbelalak kaget saat ia baru sadar belahan dadanya terlihat.
Dengan cepat ia merubah posisinya menjadi duduk menyila sambil berusaha menutupi dadanya.
"Yang, tutupin dong, gimana sih." Jimin bicara sambil mengintip dari sela-sela jarinya.
"Ish! Jimin ih!" Refleks Hyera memukul kepala Jimin cukup keras.
Mengakibatkan Jimin meringis kesakitan.
"Woi, aku kan lagi sakit!" Protes Jimin.
Mendengar itu Hyera hanya mencibir Jimin. Ia kembali bermain dengan ponselnya saat tiba-tiba Jimin mengetuk pahanya berkali-kali.
"Apa?" Hyera menaruh ponselnya lalu menangkup kedua pipi Jimin. "Tidur gih."
"Kangeeen." Rengek Jimin sambil merangkul perut kekasihnya.
Dengan perlahan, Hyera menjauhkan kepala Jimin dari perutnya.
"Ngapain sih?"
Jimin mengerucutkan bibirnya, "Kangeeen."
"Dih."
"Kangeeeennnn."
Semakin lama Hyera mendengarnya, ia semakin menatap Jimin aneh. Ia beranjak dari tempatnya hendak keluar dari kamar Jimin.
Perlahan, ia mengambil bantal milik Jimin.
"Raa, siniiii. Aku kangeen."
Begitu Jimin selesai berbicara, Hyera langsung melemparkan bantal yang ia pegang sampai terkena wajah Jimin.
"Najis Jimin! Udah sana tidur!" Hyera menutupi tubuh Jimin dengan selimut lalu kembali membuka bantal yang menutupi wajahnya.
"Tidur ya sayang." Suruh Hyera lembut dengan diakhiri kecupan singkat dibibir Jimin, membuat pria itu tersenyum manis.
Setelah itu Hyera langsung melarikan diri keluar dari kamar Jimin.
--
jimin kangen ngapain?( ͡° ͜ʖ ͡°)
eh kangen siapa maksudnya
GAAEEESSSSS
SEKOLAH GUEEEEE
FULL DAY!!!!!!!!
AHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHA
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend -p.j.m
FanfictionHow is like to be Jimin's boyfriend. [written in Bahasa]