part 3

37.4K 1.8K 15
                                    


Marisa meringkuk ia merasa badannya menggigil saat bangun dan dugaanku mengarah pada AC yang dikecilkan sehingga membuat badannya menjadi kedinginan.

Matanya menoleh ke arah atas.

"Pantas saja aku kedinginan tekanan udara AC nya 16 derajat, aku bisa mati membeku kalau seperti ini." gerutunya.

Ia langsung bangkit dari lantai hendak mengambil remot AC dekat Angga tetapi perempuan itu malah memperhatikan Angga tidur dan matanya tidak berkedip sedikit pun.

Baru kali ini ia melihat secara langsung bagaimana Angga tidur.

"nghh." gumam Angga menandakan orang itu akan bangun, ia langsung memalingkan matanya agar tidak melihat ke arah Angga.

Marisa meringkuk memeluk tubuhnya "dingin banget sih."

Angga yang hanya mendengar itu hanya diam dan berjalan menuju kamar mandi.

Angga menyadari kalau tindakan yang dilakukan semalam untuk mengecilkan AC memang tepat agar Marisa merasakan kedinginan
Angga tersenyum dalam hati.

'Gue emang mau bikin lo menderita.' ucapnya dalam hati.

Marisa berjalan menuju balkon kamarnya memilih melihat pemandangan pohon-pohon dari atas balkon, cuaca pagi ini sepertinya tidak mendukung langit mulai mendung menandakan akan turun hujan, hujan pun mulai turun.

"Pagi-pagi udah hujan aja."ucap Marisa entah dengan siapa dia berbicara

Marisa jadi teringat waktu semasa sma .

Flashback on

Saat jam pulang sekolah hujan begitu amat deras diikuti angin dan petir Marisa yang mendengar petir dimana-mana hanya mengumpat di kolong meja seolah akan datang badai, tiba-tiba Angga datang ke kelas dan Marisa pun menyadari kalau itu Angga.

"Ga." panggil Marisa yang masih mengumpat di kolong meja .

Angga yang mendengar ada yang memanggilnya tetapi dia menengok ke sekelilingnya tidak ada orang disana bulu kuduknya merinding.

"Angga aku disini." ucap Marisa seolah tahu apa yang dipikirkan Angga.

Angga menuju ke sumber suara.

Melihat ke kolong meja" kamu ngapain disitu ca? " tanya heran Angga.

"aku takut, petirnya nyeremin." ucapnya sambil meringkuk memeluk tubuhnya sendiri.

"ayo ayo sini kamu keluar, gaada yang perlu kamu takutin disini udah ada aku."

Marisa keluar dari persembunyiannya.

"Aku kira kamu udah pulang tadi,soalnya aku galiat kamu pas keluar kelas tadi."

"Tadi aku ke toilet dulu " jawab Marisa.

"Ayo kita pulang." ucap Angga sambil menarik tangan Marisa.

"eh tapi,Ga."

Menahan kakinya untuk melangkah "Kenapa lagi?" tanyanya sambil menghadap ke arah Marisa
"Kamu gausah takut kan udah aku bilang ada aku disini."ucapnya sambil mengelus pipi mulus Marisa.

Mereka menyusuri lorong yang sepi karna beberapa siswa memilih untuk menerobos hujan.

Duarrrrrr suara petir begitu kencang hingga membuat Marisa refleks memeluk Angga dengan begitu erat, melihat itu Angga hanya mengelus rambut Marisa.

"Aku gabisa napas loh Ca kalo kamu meluk aku kenceng begini."

"Eh iya maaf, Ga."
Hanya dibalas anggukan saja

Flashback off

Duarrrr suara petir membuyarkan lamunan Marisa dengan cepat ia masuk ke dalam, disana ada Angga yang sedang menggunakan dasi.

"Kamu mau ke kanton hujan-hujan gini, Ga?"tanya Marisa.
Mendengar itu Angga hanya diam tidak menjawab pertanyaan Marisa seolah itu sudah biasa untuk Marisa di diamkan.

Duarrrrrrrrr suara petir kali ini dua kali lipat lebih keras daripada yang pertama refleks Marisa pun langsung memeluk Angga dengan sangat kencang.

Melihat itu Angga hanya diam dan tidak membalas pelukan Marisa ia malah mendorong tubuh Marisa ke kasur hingga kepalanya membentur ujung tempat tidur membuat darah keluar di pelipisnya.

"Jangan pernah lo sentuh gue!" ucapnya sambil melangkah pergi

Marisa merasa pusing karna luka di pelipisnya, lalu air matanya turun ia menangis bukan karna kesakitan tapi karna sifat Angga yang begitu sangat dingin kepadanya sifat Angga sudah berubah 100% tidak ada belas kasih,tidak ada kasih sayang yang ada malah seperti orang yang sangat benci ketika melihat Marisa.

Difficult WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang