Part 42

22.2K 911 80
                                    

Marisa terdiam, menatap ruangan yang ada di depannya saat ia pertama kali membuka pintu itu lagi.

Ada seperti rasa yang tak karuan, seperti rindu akan semua kegiatan yang pernah di lakukan disini.

Ia melangkahkan kakinya masuk, berjalan menuju sofa, menepuk sofa agar debu itu hilang lalu duduk. Matanya masih menjelajahi sekitar ruangan. Tanpa terasa matanya terasa panas saat mengingat masa-masa dimana ia dan Angga bersama-sama disini.

Ia ingin sekali melupakan semuanya, ingin sekali menghilangkan semua ingatan yang dilaluinya bersama Angga. Marisa hanya ingin mencoba terbiasa saja nantinya, toh ia hanya menunggu Angga sadar lalu setelah menyerahkan berkas itu dan di tandatangani, Marisa bukan lagi istrinya.

"Sa?" Marisa menoleh lalu menghapus air matanya.

"Kenapa?" Marisa menggeleng.

Alex sebenarnya paham sekali, mengapa Marisa bisa menangis, tetapi ia tak mau menanyakan lebih rinci lagi yang ada hanya membuat Marisa tambah sedih.

"Angga udah siuman,pagi tadi Tante nelfon gue. Dia bilang gak mau ngasih tau lo, biar lo tahu sendiri nanti pas sampe rumah sakit, dia takut lo malah gak mau nemuin Angga kalau lo udah tau Angga siuman"

Alex yang tadinya hanya berdiri di depan pintu kini berjalan menuju sofa lalu duduk.

"Lo gak akan lakuin hal itu kan?"

Sebenarnya Marisa memang tidak ingin menemui Angga saat Angga sudah siuman seperti ini.

Tetapi apa boleh buat, ia harus menemui Angga agar tidak mengecewakan Erly.

"Aku bakal kesana"

Alex tersenyum tipis "Udah gue duga lo gak akan se egois itu"

Mendengar perkataan Alex tadi, mebuatnya malu pada dirinya sendiri. Jika ia tidak pergi artinya ia egois, menahan dirinya untuk tidak menemui Angga, bagaimana pun juga Angga saat ini masih sah suaminya.

Banyak yang ia ingin jelaskan nanti disana, tentang perceraian ini.

"Mau berangkat sekarang?"

"Iya sekarang aja"

Alex sedikit menyampingkan rambut Marisa yang menutupi pipi, ada bercak merah yang di dapatinya disana. Pasti ini ulah Sonya kemarin.

"Masih sakit?"

"Udah engga" ucapnya bohong.

***
Marisa menggigit bibir bawahnya sesekali meremas tangannya sendiri saat berjalan dari basement menuju ruangan Angga.

Jujur ia tidak sanggup melihat semua nanti, ia tidak kuat nantinya bertatapan muka langsung dengan Angga rasa,malu,kecewa,marah,rindu bercampur aduk rasanya.

"Kenapa berhenti?"

Marisa menatap lurus ke depan, tak terasa membayangkannya membuat ia menghentikan langkahnya.

Ia lanjut berjalan berdampingan dengan Alex.

Dari kejauhan ia bisa melihat di depan ruangan Angga sudah banyak sekali orang. Mulai dari ,Papa, Mama, Erly,Bram,Sonya,Mika,Kevin,Dan Gilang.

Jadi kek reunian:v

Marisa merasa risih,karena dari kejauhan orang-orang itu sudah memperhatikannya dari jauh.

Alex mengikuti arah mata-mata orang yang dari jauh memperhatikan mereka berdua, ia salah ia kira mereka memperhatikannya tetapi mereka semua menatap Marisa yang sejak tadi menunduk.

Alex dan Marisa duduk bersebelahan dengan Erly dan juga Rita.

"Angga gimana,Tan?"

"Dia lagi di periksa dulu sama dokter" ujar Erly.

Difficult WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang