Marisa hanya berdiam diri memanjakan matanya dengan melihat bintang-bintang di langit yang kelam itu, mengingat kejadian tadi pagi hanya membuat hatinya sakit ia tidak percaya bahwa Angga sudah berubah sepenuhnya.
Angga yang dahulu tidak pernah sama sekali melakukan kekerasan kepadanya. Bukan, bukan hanya kepadanya tetapi pada wanita. Memikirkannya saja dia tidak mau apalagi berbuat seperti itu, namun sekarang Angga melakukannya.
Tanpa ia sadar air matanya jatuh rasa kecewanya kepada Angga sungguh besar dan kesedihannya tidak bisa ditahan lagi, kalau ia terus menahan semuanya hanya membuat dadanya sesak, ia ingin mengeluarkan kesedihannya malam ini saja dan tidak akan menampakan cengeng nya lagi, cukup malam ini.
Angga masuk ke dalam kamar dan ia mendengar suara orang menangis dengan sesenggukan dan ia menghampiri sumber suara itu, dilihatnya Marisa yang sedang membelakanginya.
"Dasar cengeng" cibir Angga, hingga membuat Marisa menoleh.
"Apa menurut kamu aku cengeng? Ngeliat perubahan sifat kamu yang berubah dan kasar ke aku ,kamu tuh nggak seperti dulu, Ga. Kamu udah beda. Apa aku gaboleh nangis? Kamu masih ngangep aku cengeng?" Tegas Marisa masih dengan menangis sesenggukan.
"Yaelah gue dari dulu juga kaya gitu kali, lo aja yang nganggep gue cowok baik padahal nggak."
"Kamu yang selalu yakinin aku saat aku bimbang, kamu yang ngelawan ketakutan aku sama petir, kamu yang selalu ada buat aku disaat aku butuh, kamu yang buat aku yakin kalo kamu baik."
"Terlalu baper lo, gue cuma gamau lo nyusahin gue, yang setiap pulang sekolah mama lo nelfonin gue dan bilang 'tolong jagain Marisa ya nak Angga' gue gamau buat masalah itu rumit dan gue ngikutin permintaan mama lo udah itu aja gak lebih."
"Aku tahu kok kamu berubah gara-gara masalah Sonya kan?"
"Nggak usah bah..."kalimatnya terpotong
"Kamu yang terlalu percaya sama dia dan kamu yang ga percaya sama aku, aku waktu itu mau jelasin ke kamu tapi kamu malah gak mau dengerin dan bilang apa yang aku ucapin itu bohong jadi kamu gak mau ngedengerin penjelasan aku, apa kamu gatau yang dia perbuat, dia galebih dari ular ,kam......"
"Berhenti bahas masa lalu." ucap Angga menggengam lengan Marisa sangat kuat. "Gue gamau lo bahas itu lagi."
"Aku ternyata salah nilai kamu, kamu nggak lebih dari cowok buruk yang cuma pakai topeng."ucapnya sambil meringis kesakitan.
"aku salah udah nangisin kamu, karna sifat kamu berubah, toh aku nangis juga gabakalan buat sifat kamu berubah kan?"ucapnya kali ini tangisnya menjadi-jadi.
Marisa berlari ke luar kamar dengan tangis yang meledak.
Malam ini ia berniat untuk tidur di sofa karna mama mertuanya juga tidak ada di rumah jadi ia memilih tidur di sofa daripada harus sekamar dengan Angga
Angga hanya melihat ponselnya dan menunggu Marisa datang tapi ia tak kunjung datang untuk tidur.
Angga melangkahkan kakinya menuruni tangga ia ingin melihat di mana Marisa berada, dan ia melihat Marisa tertidur dengan pulas di sofa dan Angga pun berbalik ke kamar
"Baguslah dia gak minggat, kalo iya gimana cara gue buat bikin dia tambah sakit."gumamya sambil tertawa licik
****
"Marisa."
Suara itu membuat Marisa terbangun dari alam mimpi"Marisa kenapa kamu tidur di ruang tamu gini?" tanya mama mertuanya
Erly melihat begitu jelas sembab di mata Marisa
"Tadi aku ketiduran disini, Ma." jawabnya bohong.
"Yaudah kamu pindah sana ke kamar sekarang masih tengah malem lho."
"Mama kok pulangnya malem-malem banget?" tanya Marisa
"Iya tadi macet mama kira nyampenya bakalan besok taunya tengah malem."
"Oh begitu, mama udah makan? "
"Udah kok sayang tadi kan mama arisan makan juga. Yaudah sana ke kamar tidur lagi."
Hanya dibalas anggukan saja oleh Marisa.
Angga yang belum terlelap mendengar suara knop pintu dibuka lalu ia langsung berubah posisi menjadi duduk, melihat mata Marisa sembab dan merah
"Ngapain lo kesini?" tanyanya dengan nada ketus
Marisa yang mendengar pertanyaan Angga hanya diam tidak menggubris memilih berbaring di sofa dan tidur.
"Gue nanya ngapain lo kesini? Udah bagus lo di luar."
Angga benar-benar membuatnya jengkel setelah ia membuatnya menangis ia tidak minta maaf malah berkata seperti itu.
***
"Semalem kenapa?" tanya Erly.
"kenapa apanya, Ma." ucap Angga
"Marisa semalem nangis kan?"
"Aku? Engga aku gak nangis,Ma." kali ini Marisa buka mulut
"Mama liat kok semalem mata kami sembab habis nangis. Ada masalah apa?"tanya Erly.
"Nggak ada masalah apa-apa, Ma."ucap Angga menatap tajam Marisa "Cuma masalah sepele doang." katanya.
Marisa yang mendengar itu hanya bergumam dalam hati 'masalah sepele katanya, apa dia sudah tidak waras'
Hola..
Vote and coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Wedding
RomanceUntuk apa kau menerima tawaran di jodohkan kalau kau sama sekali tak mencintaiku?... -Marisa anjani Apa untuk membuatku hancur karena kesalahan dimasa lalu yang sama sekali tak kulakukan? Apa kau senan...