Part 33

22.9K 915 30
                                    

Pria itu terus mengumpat dalam hati,tatapannya sendu melihat mobil yang melaju di depan matanya.

Perempuan itu lebih tepatnya istrinya lebih memilih diantar pulang oleh Gilang,Angga yang rela-rela untuk menjemputnya tak ia gubris sama sekali. Ia menolak ajakan Angga mentah-mentah,padahal ia satu atap tetapi Marisa lebih memilih diantar Gilang.

Setelah perdebatan tadi di kantor membuat beberapa karyawan menontoninya. Dimana aksi adu mulut terjadi di antara ketiganya.

Marisa menepuk dadanya berharap rasa sesak itu hilang,ia menghapus air matanya yang berada di sudut matanya.

Gilang menoleh lalu menepikan mobilnya. Ia menyentuh pundak Marisa pelan.

"Jangan nangis" gumamnya.

Marisa terisiak,ia menutup mukanya rasanya malu harus menangis seperti ini untuk kesekian kalinya di depan Gilang.

Gilang menghapus air mata Marisa lalu menyandarkan kepala perempuan itu di dadanya.

"Aku selalu ada buat kamu" lirihnya. "Meskipun  kamu merasa gak di cintain sama orang yang kamu cinta,tetapi kamu harus liat kebelakang kalau masih ada aku disini yang setia nunggu kamu sampai kapan pun"

Marisa bangkit dari dekapan Gilang berusaha menahan tangisnya agar berhenti,lalu ia tersenyum.

"Makasih kamu selalu ada buat aku" Gilang mengangguk lalu menghapus air mata yang masih berada di pelupuk mata gadis itu.

"Jangan pernah nangis lagi gara-gara cowok itu" ia mengusap pelan rambut Marisa.

Lalu ia melajukan mobilnya berlalu dari sana.

Sejak ia sampai rumah ia tak keluar sama sekali dari kamarnya. Ia malas kalau sudah berurusan dengan Angga sekarang. Ia mengendap-endap berjalan ke arah dapur saat larut malam seperti ini. Ia ingin menghilangkan rasa dahaganya sejak tadi. Ia menuangkan air di dalam gelas lalu meminumnya,tak cukup satu gelas, ia menuangkan lagi tetapi belum sempat ia meneguk air itu suara pria itu terdengar di gendang telinganya.

"Tadi kenapa gak mau pulang bareng gue?!!"

Marisa hanya memutar bola matanya malas "Terserah aku lah mau pulang sama siapa"

"Lo udah kelewatan!!"

Marisa tersenyum kecut "Yang udah kelewatan aku atau kamu?" Ia menaikan alisnya satu "Pacaran sama cewek lain disaat udah nikah aku biarin,meluk cewek dengan begitu mesra juga aku biarin,apa kaya gitu gak kelewatan?"

Mampus kau Angga terjebak omongan sendiri sekarang.

"Gue..."

"Apa aku gak boleh seperti kamu,yang seenaknya aja pacaran?"

"Inget lo itu istri gue sekarang!!"

Marisa mendengus sebal "Apa bedanya,kamu juga suami aku sekarang tapi kamu selingkuh"

"Ya tapi lo gak..."

"Gak boleh gitu? Jangan egois,biarin aku sama yang lain,kalau kamu aja sama yang lain"

"Tapi gue gak mau lo sama yang lain" lirihnya.

"KAMU EGOISS!!" ia kembali menjatuhkan air matanya yang sudah tak tahan ia bendung "Biarin aku sama yang lain kalau gak bisa sama kamu"

Deg

Jantung Angga seperti berhenti sejenak,perempuan itu tadi bilang apa? seperti mengarah menunjukan perasaannya.

"Aku mau kita pisah" ia langsung berlari menaiki tangga dan ke kamarnya.

Sedangkan Angga masih diam di tempat,ia akan pisah?
Tidak Angga tak akan membiarkan itu terjadi.

Difficult WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang