"Ga, kamu gak makan dulu?" Tanya Marisa.
Angga hanya geleng-geleng dan berjalan ke garasi.
Marisa sudah memaafkan Angga karna perkara lalu ia berpikir untuk apa ia mendiamkan Angga terlalu lama yang ada malah ia nanti seperti orang gagu.
Kring kring kring
"halo ada apa Sar"
"siang ini setelah makan siang kita ada meeting dengan klien"
"oh baiklah kalau begitu, jam makan siang saya akan datang ke kantor, tolong kamu urus berkas-berkas."
"baiklah bu, kalau gitu saya akan urus berkas-berkasnya"
Tut tut tut
***
"huh lelah sekali hari ini, bagaimana nanti kalau aku sudah sepenuhnya mengurus perusahaan sendiri" ucapnya sambil berjalan ke dalam rumah.
Jam sudah menunjukan pukul 10 malam dan Marisa baru pulang jam segini.
Dilihatnya sekelilingnya begitu gelap dengan cepat ia menyalakan senter yang di handphonenya.
"apa Angga belum pulang?" ucapnya entah dengan siapa.
Tiba-tiba lampu menyala Angga yang sedang berdiri di dekat tangga melihat Marisa dengan tatapan tajam seperti seekor mangsa, Marisa langsung berjalan ke arah Angga.
"kamu udah pulang daritadi? " tanyanya.
Angga hanya diam tidak menjawab pertanyaan Marisa, matanya masih menyoroti gadis didepannya dengan tangan menyila di dada, Marisa ingin melangkahkan kakinya ke anak tangga tapi dengan cepat Angga menahan lengannya.
"apa pantas seorang wanita yang sudah bersuami pulang larut seperti ini? " tanya Angga dengan suara dingin.
"maaf" hanya kalimat itu yang terlontar dimulut Marisa.
"asal lo inget ya, jangan malu-malu in gue depan publik apa kata orang nanti Angga prawira pengusaha muda mempunyai istri yang pulang larut malam?"
"iya aku tahu aku salah aku minta maaf itu juga tadi ada meeting jadinya pulangnya malem." jelasnya
Angga menggenggam lengan Marisa begitu kuat "Gue Gamau Denger Alesan Lo." kalimatnya ditekankan
"aw sakit, Ga." ucapnya sambil mencoba melepaskan genggaman Angga
Angga melepaskan genggamannya dan Marisa langsung berjalan ke kamarnya.
"lihat apa yang dia lakukan lenganku sampai biru begini karna ulahnya." gumamnya
"tapi aku tahu sih aku yang salah aku yang pulang terlalu larut pasti dia seperti ini karna khawatir kepadaku" katanya sambil menyisir rambutnya.
***
Angga menyirami lantai dapur dengan air, ia berniat mengerjai Marisa supaya Marisa terpeleset dan jatuh. Mengingat rencana yang semalam ia buat membuat ia tertawa jahat.
'gue bakalan ngerjain lo' ucapnya dalan hati sambil tersenyum sinis
Setibanya ia di ruang tamu ia mendapati Marisa yang tengah berjalan
"buatin gue kopi" ucap Angga dingin
Sebenarnya ini pertama kali Angga meminta Marisa untuk membuat kopi, karna ia ingin meluruskan rencananya"pake gula gak? "tanyanya
"dikit aja"
"oh oke" jawab Marisa sambil tersenyum
Saat perjalanan ke dapur Marisa senyum-senyum sendiri entah apa yang ia rasakan saat ini
'kenapa aku jadi senyum-senyum sendiri gini ya' gumamnya dalam hati sambil menggeleng-geleng kepala
Marisa tidak menyadari kalau lantai dapur basah.
Saat ia ingin berjalan ke arah ruang tamu untuk memberikan kopi tetapi kakinya tergelincir.
Prankk
Suara gelas pecah terdengar sampai ke tempat Angga duduk, Angga yang mendengar itu hanya tersenyum licik lalu ia berjalan ke arah dapur."aw, kenapa bisa licin gini sih lantainya." ucapnya sambil mengelus tangannya yang melepuh karna terkena kopi panas itu.
"kenapa? " tanya Angga sambil berjalan ke arah Marisa.
"lantainya licin trus aku kepeleset deh" ucapnya sambil memonyongkan bibir.
"trus kopi gue? "
"nanti biar aku buatin lagi"
"ah gausah gue udah telat" kata Angga sambil berjalan keluar.
"bukannya bantuin istrinya berdiri dulu dia malah pergi ke kantor gak ada manisnya sama sekali dia itu" rutuknya
***
Marisa sedang berjalan ke dalam kantornya dan beberapa karyawan menyapanya hanya dibalas senyuman saja oleh Marisa, dan Marisa langsung duduk di ruangannya
Tok tok tok
"masuk" ucap Marisa
"ada berkas-berkas yang harus, ibu tandatangani" ucap sekertarisnya sambil menyodorkan lembaran-lembaran kertas, lalu langsung diambil oleh Marisa
"kita gak ada meeting lagi kan hari ini sar?" tanya Marisa
"gak ada bu" ucap sarah sekertarisnya
"ini" menyodorkan lembaran-lembaran kertas yang sudah ditandatangani
"baiklah bu, saya permisi"
Hanya dibalas anggukan saja oleh MarisaMarisa merasa lengannya panas dan perih dan saat ia melihatnya lengannya sudah melepuh.
"aww, pasti ini gara-gara tadi deh" ucapnya entah dengan siapa
Halooooo author balik lagi nih hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Wedding
RomanceUntuk apa kau menerima tawaran di jodohkan kalau kau sama sekali tak mencintaiku?... -Marisa anjani Apa untuk membuatku hancur karena kesalahan dimasa lalu yang sama sekali tak kulakukan? Apa kau senan...