Marisa hanya menatap teh nya, tatapannya kosong dan air mata pun jatuh ke pipi mulusnya.
"Memangnya apa yang udah aku perbuat sampe Angga bisa marah kaya gitu."
Lalu ia menghapus air matanya dan berjalan ke arah dapur, membuatkan Angga kopi sepertinya ide yang bagus.
Angga berjalan menuruni anak tangga dan Marisa pun langsung mengejar Angga yang sudah sampai di ambang pintu.
"Angga, tunggu aku"
Angga masih diam saja dan masih berjalan.
Marisa berdiri di hadapan Angga supaya berhenti berjalan dan menatap ke arah Marisa.
Angga hanya membuang muka ke lain arah melihat wajah orang di hadapannya membuatnya naik darah.
"Kamu kenapa sih, Ga?" ucap lembut Marisa.
Angga masih tidak menjawab.
"Kita ke dalem dulu yuk, aku udah buatin kamu kopi sama sarapan"
Marisa merasa dirinya sedang berbicara dengan tembok tak ada balasan sama sekali.
"Ga?"
Angga berjalan ke arah mobilnya dan saat ia ingin membuka mobil dengan cepat Marisa menutupnya.
Angga menatap Marisa dengan tajam "Sebenernya apa sih mau lo?" ucapnya dengan lantang.
Marisa diam seribu bahasa setelah Angga membentaknya, padahal ia sudah merangkai banyak pertanyaan saat Angga berbicara kepadanya, tetapi seolah semuanya sirnah.
Angga masih menatap Marisa yang tertunduk "Apa lagi yang mau lo perbuat?" tangannya mulai mencengkram lengan Marisa dengan kuat. "Gak cukup bikin hidup gue berantakan?."
"Kamu ngomong apa sih, Ga. Aku gak pernah buat hidup kamu berantakan"
Marisa meringia kesakitan "Aw sakit, Ga".Angga malah semakin mencengkran lengan Marisa dengan sangat kuat dan mendekatkan wajahnya ke wajah Marisa "Asal lo inget ya, sekarang gue udah gak mau baik-baik sama lo lagi"
Lalu Angga menghempaskan tubuh Marisa membuatnya terjatuh ke tanah.
Dengan cepat Angga masuk ke dalam mobilnya dan mengendarai dengan kecepatan tinggi.
Marisa pun berdiri dan memegang lengannya ada bekas telapak tangan disana hingga menimbulkan warna merah.
Ia mencoba menahan air matanya agar tidak turun lagi karena, ia sudah lelah terus-menerus menangis, ia tidak mau menjadi wanita lemah.
'Aku harus kuat' batinnya.
***
Tok tok tok"Ya, masuk"
"Angga sampai kapan kamu mau natap layar laptop terus sih? "
Suara perempuan membuyarkan fokus Angga pada laptop dan ia menatap ke arah depan.
"Ini udah jam makan siang loh, ayo aku temenin kamu makan."
Seperti kesambet Angga langsung tersenyum dan berdiri dari tempat duduknya dan mengenggam tangan Sonya.
Wajahnya tersenyum sumring " Ayo kita makan."
Dibalas senyuman saja oleh Sonya dan keduanya pun keluar dari ruangan Angga.
Ia melihat lekat-lekat wanita yang ada di depannya yang sedang memakan, inilah saat-saat yang Angga rindukan melihat wajah lucu Sonya saat sedang makan, wajahnya yang baby face membuat Angga gemas.
"Kamu mau liatin aku apa mau makan?"
"Heh iya" kekeh Angga."Aku kangen ngeliat kamu lagi makan kaya gini" sambunya.
Mendengar itu membuat Sonya tertawa "Kok kamu ngangenin yang aneh sih?"
Tangan Angga mengusap ujung bibir Sonya yang terdapat nasi disana "Itu menurut aku gak aneh, karena semua keanehan kamu itu yang aku suka" ucapnya sambil tersenyum manis.
"Kamu udah beda ya.. " Angga menaikan satu alisnya "tambah gombal" kekeh Sonya sambil mecubit hidung Angga.
"Coba aja dulu aku gak mutusin kamu, pasti sekarang aku yang diposisi Marisa"
"Kamu pasti bakal dapetin posisi itu" ucap santai Angga.
"Aku jadi istri kedua kamu gitu?hah?"
"Engga, kamu bakalan jadi satu-satunya yang aku banggain karena milikin kamu"
"Terus kamu cerain Marisa?" alisnya menaik satu "Sebenernya aku rada gak setuju sama kamu, Ga. Bagaimanapun dia itu perempuam sama kaya aku punya perasaan yang sama" sambungnya.
"Tapi dia yang udah bikin kita pisah, kamu masih aja ngebelain dia, jangan terlalu baik jadi orang"
***
Marisa mondar mandir dari tadi sudah dari pukul 21:00 ia menunggu Angga tetapi Angga tak kunjung pulang. Jam sudah menunjukan pukul 23:56."Apa Angga gak pulang ya? Gara-gara marah sama aku? "
Suara mobil terdengar jelas dan munculah sosok pria yang ditunggunya dari tadi.
Marisa langsung berjalan ke arah Angga.
"Kamu kemana aja kok baru pulang? "
Angga tidak menjawab dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya diikuti Marisa di belakangnya.
Saat Marisa ingin ikut masuk ke kamar Angga tapi Angga malah menutup pintu kamarnya dengan sangat kencang, membuat jari Marisa yang berada di amabang pintu terjepit dan mengeluarkan darah.
Marisa hanya meringis kesakitan seakan jarinya akan patah.
Holaa.
Gimana ceritanya?Vote and komen 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Wedding
RomanceUntuk apa kau menerima tawaran di jodohkan kalau kau sama sekali tak mencintaiku?... -Marisa anjani Apa untuk membuatku hancur karena kesalahan dimasa lalu yang sama sekali tak kulakukan? Apa kau senan...