Angga terus saja menatap perempuan yang sedang asik memasak di hadapannya itu. Sepertinya, perempuan itu mengetahui kalau Angga memperhatikanya dari tadi.
Entah mengapa menatap Marisa membuat hatinya nyaman,membuat ia tidak ingin mengalihkan pandangannya,membuat jantungnya berdebar tak menentu seperti ini.
Perempuan itu berbalik badan dengan membawa piring berisikan nasi goreng di tanggannya. Pergerakan secara tiba-tiba seperti ini membuat Angga langsung menoleh ke atap, disitu ia merasa seperti orang bego melihat atap untuk apa?,mencari cicak?
"Gausah malingin muka gitu deh, aku tahu kamu ngeliatin aku dari tadi" Marisa berbicara dengan sedikit tertawa kecil. Padahal hatinya sekarang sudah seperti ledakan bom. Karena senang.
Ia mendongka untuk menatap Marisa. Menatapnya dengan begitu tajam dengan mata elangnya yang indah itu "Siapa yang liatin lo?"
Marisa mulai ikut duduk di meja makan berhadapan dengan Angga "Kamu"
Melihat wajah imut Marisa, Angga tak bisa menahan tawanya. Tawanya pecah kali ini, sampai-sampai Marisa menatap heran, tatapan itu membuat Angga sedikit menghentikan tawanya itu.
"Geer aku gak liatin kamu"
Alis Marisa terangkat satu, ia tak mengerti makna dari perkataan Angga tadi. Entah ia harus senang atau bagaimana. "Aku?"
Ia masih sibuk menuang susu kedalam gelasnya dan mendengar ucapan Marisa ia menoleh "Gue, lupa"
Kan untung saja hati Marisa belum berlonjak kegirangan karena ucapan Angga yang memanggilnya dengan bahasa yang lebih sopan, seperti dahulu waktu ia SMA.
Ia meresapi masakan Marisa. Meskipun tiap hari sarapan dengan hidangan yang sama tak sama sekali ada rasa bosannya pada masakan itu. Menurutnya masakan mamanya kalah dari masakan Marisa. Padahal setahu Angga, Marisa itu tidak pandai memasak, ia bingung disini mengapa kalau Marisa baru belajar masakannya sudah se enak ini?
"Lo belajar masak dari mana?" tanya basa-basi Angga.
Marisa meoleh ke arah depan "Mama"
"Tapi setahu gue, lo waktu itu gak sehebat ini"
"Yakan belajar" menghembuskan nafasnya kasar "Aku dibilang hebat?.." ia tersenyum smirk "Makasih, emang masakan aku enak" Geer Marisa.
"Dih kata siapa masakan lo enak? Kan gue ngomong HEBAT bukan ENAK, Ganteng"
Ia berdecak sebal "Ck tadi kamu ngomong hebat secara gak langsung muji masakan aku"
"Iya Iya, terserah lo. Gue juga ujung-ujungnya bakalan kalah sama lo"
Marisa mengulum bibir bawahnya dan tersenyum tipis "Tumben mau ngalah biasanya engga? "
"capek gue debat sama lo mulu"
***
Angga melihat jam yang ada di pergelangan tangannya menunjukan pukul setengah tiga sore, tetapi Sonya tak datang ke kantornya. Kenapa dengan dia? Semenjak kemarin saat bertemu Kevin sikapnya jadi berubah menjadi lebih cuek sekarang. Seperti tadi Angga menelfonnya tak ada jawaban dari si empunya nomor itu.Apa mungkin ia sakit? Kemarin ia sempat berucap kalau ia pusing, tak enak badan.
Angga berniat sepulang kantor ia harus ke rumah Sonya memastiakan wanita itu baik-baik saja.
Mobilnya sudah terparkir rapih di depan halaman rumah Sonya. Berjalan dengan sedikit tergesah-gesah. Menekan bel yang ada di dekat pintu dan munculah seorang peremupan dengan umur yang sedikit tua.
"Ada Sonya? " tanya Angga.
"Non Sonya gak ada di rumah den, dia dari tadi siang pergi"
"Pergi kemana ya bi? "
Menepuk keningnya "Waduh saya kurang tau itu den"
Angga membuang nafas kasar "Yasudah makasih bi" bibinya mengangguk.
'Kemana kamu Son?' batinnya bertanya-tanya.
Memang Angga tak cemburu melihat Sonya memeluk laki-laki lain selain dirinya seperti kemarin. Tapi rasa pedulinyua yang sangat tinggi pada Sonya hingga ia merasa khawatir sekarang karena Sonya tak tahu dimana.
Ia tak tahu perasaannya sudah tak ada untuk Sonya atau masih.tapi pada saat itu Angga mencoba memastikan perasaannya. Menatap lekat-lekat mata wanita itu tapi hatinya tak berdegup kencang sama sekali. Tak ada perasaan aneh menjalar dihatinya.
Author update lagi ni hihihih
Bonus buat kalian karena aku update kelamaan hehehe.
Vomment kawan 😁💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Wedding
RomanceUntuk apa kau menerima tawaran di jodohkan kalau kau sama sekali tak mencintaiku?... -Marisa anjani Apa untuk membuatku hancur karena kesalahan dimasa lalu yang sama sekali tak kulakukan? Apa kau senan...