Marisa menatap roti selai kacangnya yang sedari tadi belum ia makan, perutnya sangat melilit sekarang ini membuatnya enggan untuk makan. Mungkin karena dari kemarin ia belum makan,sibuk mengurusi urusan kantor yang deadline.
Angga menghentikan langkahnya untuk naik ke kamarnya, ia memperhatikannya, wajahnya pucat, dan ia sedari tadi melamun mendiamkan roti yang ada di atas mejanya.
Ia menghampiri Marisa, ingin memastikan bahwa perempuan itu baik-baik saja.
"Kenapa?" Marisa menoleh.
Ia diam, karena ia masih marah pada Angga sudah hampir dua minggu ia memberikan sikap dingin dan ketus pada Angga.
"Kenapa?" Merasa tak ada jawaban ia mengusap kasar wajahnya "Jawab!"
Marisa tak bisa menyembunyikan mimik rasa sakit pada perutnya itu, saat rasa melilit itu datang ia mencekram bajunya. Dan Angga melihat itu.
"Sakit perut?"
"Hmm" Marisa hanya berdehem saja.
Angga menarik kursi ikut duduk di samping gadis itu.
"Maag lo kambuh?" Marisa masih memegangi perutnya lalu menggediakan bahu."Lo pasti gak makan ya kemaren? Gak usah bohongin gue deh gue tahu persis lo gimana"
"Tahu apa kamu soal aku?!"
Angga menghembuskan nafasnya pelan "Udah deh, gue lagi gak mau adu mulut sama lo" Ia menangkup wajahnya "Mau ke dokter?"
"Gak" Marisa lalu bangkit dari tempatnya mengambil tas yang sudah ia letakan di meja dan bergegas menuju kantor.
Angga menggelengkan kepalanya melihat itu. Semakin hari wanita yang sekarang menyandang status sebagai istrinya itu semakin dingin dan ketus padanya padahal, ia sudah sebisa mungkin bersikap manis. Tetapi tetap saja Marisa sekarang acuh tak acuh padanya.
***
"Udah deh, gue gak mau bahas masa lalu!" Pria itu berjalan ke ruangannya diikuti gadis berpakaian formal di belakangnya."Tapi,Lang. Aku bisa jelasin semuanya"
Gilang mengeraskan rahangnya,merasa kesal "Ini di kantor!" Tegasnya.
"Aku cuma minta waktu kamu sepuluh menit doang buat jelasin semuanya"
Gilang duduk di kursi kebesarannya lalu tersenyum kecut mendengar perkataan Mika.
"Semua nya dari dulu udah jelas, gak usah jelasin apa-apa lagi sekarang, mending lo keluar dari ruangan gue se-ka-rang!"
Mika menghapus air matanya yang sudah ia bendung dari tadi, ia tak mau terlihat lemah di mata Gilang yang ada ia hanya di kira minta belas kasih.
"Kamu dari dulu belum dengerin penjelasan aku,Lang jadi tolong beri aku kesempatan buat jelasin itu"
"KELUAR!!" Ia berteriak membuat tubuh Mika bergetar dan menutup matanya kaget.
"Ada apa ini?" Suara itu sontak membuat keduanya menoleh ke arah sumber suara.
Mika masih mengusap air matanya itu. Dan Gilang tampak berdiri menghampiri Marisa.
"Gak ada apa-apa kok"
Marisa berjalan menuju arah Mika,ia menghadapkan badan Mika supaya menghadap ke arahnya. Meskipun ia sudah mengelap air matanya tapi matanya tak bisa berbohong, ia terlihat sekali habis menangis.
"Kenapa,Mik?"
Mika tersenyum berusaha tegar "Engga kok,Sa"
"Jangan bohong deh" Marisa menyipitkan matanya "Kamu habis nangis kan?" Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Wedding
RomanceUntuk apa kau menerima tawaran di jodohkan kalau kau sama sekali tak mencintaiku?... -Marisa anjani Apa untuk membuatku hancur karena kesalahan dimasa lalu yang sama sekali tak kulakukan? Apa kau senan...