Part 40

23.1K 857 19
                                    

Marisa menatap sendu ruangan Angga, disana pria itu terbujur tak sadarkan diri. Ia terus menyalahkan dirinya karenanya semua ini terjadi, karenanya Angga mengalami kecelakaan yang berakibatkan koma.

"Bangun,Ga" lirihnya sambil masih melihat dari kaca ruangan Angga berada.

"Mama mau ngomong sama kamu" tiba-tiba mama mertuanya itu entah dari mana datangnya, membuat Marisa kaget.

Ia menghapus air matanya lalu mengikuti arah mamanya, duduk.

Marisa menunduk, siap menerima hinaan,ocehan,amarah dari Mama mertunya itu, karenanya Angga seperti ini.

Erly mengusap pelan rambut Marisa lalu memeluknya, Marisa dengan spontan membulatkan matanya.

"Mama gak marah sama aku?"

Erly menggeleng lalu air matanya tumpah disana "Mama gak akan pernah bisa marah sama kamu"

Marisa terisak, melihat mertuanya menangis tersedu-sedu ada rasa iba di hatinya yang membuatnya ikut menangis "Tapi ini semua gara-gara aku, Ma. Gara-gara aku Angga jadi kaya gini"

Erly mengangkat kepala Marisa supaya mendongak ke arahnya "Jangan pernah salahin diri kamu,sayang. Kamu gak salah,ini memang sudah terjadi biarlah terjadi"

"Tapi,Ma..." ucapannya terhenti kala telunjuk Erly berada tepat di depan bibirnya.

"Kamu gak salah" lalu ia menghapus air mata yang berada di sudut mata Marisa.
"Mama boleh minta sesuatu?"

Marisa menatap serius Erly "Apa,Ma?"

"Kembalilah dengan Angga, mama tahu Angga udah buat hati kamu hancur. Tetapi begitu khawatirnya dia, begitu kecewanya dia terhadap dirinya sendiri. Dan mama baru lihat Angga sekacau ini saat kamu memutuskan pergi dari rumah,maafkan lah dia sayang"

Marisa menunduk "Untuk memaafkan, aku udah maafin Angga. Tetapi untuk menjalin hubungan lagi aku rasa semuanya udah gak bisa di pertahankan. Bukan rumah tangga namanya jika hanya aku yang mempertahankan sedangkan Angga selalu menggoyahkannya"

"Apa kamu gak bisa ngasih kesempatan sekali lagi untuk Angga?"

"Aku udah ngasih dia banyak kesempatan,Ma. Bahkan saat kita sedang ribut besar aku meminta Angga untuk menceraikan aku tapi dia tetap bersikeras gak mau, dan ya aku ngasih kesempatan itu. Dan sekarang dia bersikap lebih dari itu. Aku capek"

"Maafin aku, aku gak bisa balik untuk nengok ke belakang lagi,Ma. Dan itu hanya membuat aku sakit, maaf" lalu ia menangis sejadinya.

Melihat itu Erly langsung memeluk Marisa, ia bisa lihat jelas dari sorotan mata wanita itu, sangat terlihat jelas sekali kalau ia saat ini sedang terluka dan luka itu di sebabkan oleh putranya sendiri.

Marisa dan Erly menoleh saat terdengar suara langkah kaki berjalan menuju arahnya.

"Gimana Angga?" Tanya Rita khawatir.

"Angga koma" ucap Erly seraya menghapus air matanya.

Rita langung memeluk Erly dengan begitu erat.

"Kenapa kecelakaan ini bisa terjadi?" Kali ini papanya ganti bertanya.

Erly hanya menatap papa tanpa berbicara, seolah ia tak punya jawaban untuk ini.

"Ini semua karena Marisa,Pa"

"Maksud kamu?"

"Angga nyusulin Marisa ke Bandung karena Marisa pergi dari rumah dan dalam perjalanan dia menabrak truk" Marisa menghirup udara saat dirasa nafasnya mulai habis karena menangis sesenggukan. "Semua ini salah aku"

Difficult WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang