Part 37

23.3K 962 53
                                    

Angga hanya mematung, menatap selembar kertas yang masih di baluti amplop coklat, ia tak ada niatan untuk membacanya sama sekali. Yang ia tahu surat itu pasti surat gugatan cerai.

Ia menutup matanya, rasa kesal pada dirinya semakin memuncak.

Ia membuka matanya. Matanya merah, rambutnya terlihat acak-acakan, kemeja yang sudah keluar tak beraturan itu gambaran kekalutan Angga saat ini. Entah mengapa mendapatkan surat dari pengadilan agama membuatnya kalut di tambah Marisa yang sekarang entah di mana keberadaannya.

Tangannya memukul dinding yang berada di sampingnya, lalu berteriak frustasi.

Saat ia mau memukul lagi, tangannya terhenti oleh cekalan.

"Hey,lo kenapa?!" Alex menuntun tubuh Angga supaya duduk di sofa.

"Lo keliatan sangat kacau, ada apa?" Wajah Alex bingung tak mengerti dengan temannya ini "Baru juga gue tinggal selama tiga hari ke Surabaya" kekeh Alex.

"Bukan itu!" ucap serius Angga.

"Terus?"

Angga melemparkan amplop coklat berisikan surat gugatan cerai dan kertas berwarna putih, surat dari Marisa. Saat Alex membaca ia sesekali membulatkan matanya, kaget.

"Anjir lo!" Ucapnya sesudah membaca keduanya.

"Terus gue harus gimana sekarang?"

Alex mengeraskan rahangnya, kesal dengan temannya ini. Emosinya sangat meluap mengetahui Angga memberikan ciuman kepada Sonya, ya meskipun itu adalah nafas buatan tetapi sama saja, memakai bibir. Ia tak tega sekali dengan Marisa, bagaimana perasaan Marisa saat menyaksikan kejadian itu di depan matanya. Sakit bukan kepalang.

"BODOOHH!!" Ia menatap sinis ke arah Angga. "Lo bisa-bisanya ngasih nafas buatan saat Marisa di depan mata lo?" Alex menggelengkan kepalanya. "Emang kayaknya lo itu bagusnya di panggil brengsek dan biadab, Ga!! Gue udah pernah bilang kan ke lo, kalau Marisa itu suka sama lo tapi lo malah terlihat acuh gitu aja, menurut gue dia disini benar, daripada makan hati mulu sama lo ya mending cerai."

"Gue minta solusi lo,Lex bukan malah lo ikut gibah gue juga!"

"GUE GAK GIBAH LO TAPI GUE NGELANCARIN OTAK LO YANG DI PIKIRAN LO CUMA SONYA DAN SONYA, LO GAK PERNAH NGELIAT KEBELAKANG SEKEDAR MENGETAHUI SIAPA YANG TULUS SAMA LO. GUE SANGAT PEDULI DENGAN SEMUA PEREMPUAN TERMASUK MARISA, KARENA PEREMPUAN ITU MAKHLUK PALING ISTIMEWA, GAK KAYA LO. MAININ HATI CEWEK MANA AJA YANG LO MAU. SEKARANG LO NYESEL KAN HAH? GAK ADA KATA PENYESALAN DI AWAL, ASAL LO TAHU!!"

"Iya emang gue ngaku kalau gue salah, lalu gue harus apa? Apa gue masih bisa pertahanin hubungan ini?"

"Ntah, hanya Marisa yang tahu jawabannya. Entah dia mau nerima lo lagi atau justru bakalan bunuh rasa dia dalam-dalam, ya gue sih tahu jawabannya. Sebagai orang yang pintar dia gak bakalan mau nerima lo lagi secara lo kan udah buat dia jatuh berkali-kali" Alex menghembuskan nafasnya pelan "Putusin dari sekarang! Lo mau milih siapa?"

Angga menggedikan bahunya. "Akan gue pikirin nanti"

Alex tersenyum meremeh "Laki macam lo mah gak punya pendirian sama sekali!"

Dengan perkataan Alex seperti itu membuat Angga berkecil hati, ia meyadari itu. Kecil kemungkinan Marisa akan kembali padanya.

***
Angga menatap perempuan di depannya, ia justru malah memikirkan bahwa di depannya itu adalah Marisa.

"Aku mau bicara serius sama kamu" Angga mengerjapkan matanya.

"Apa?"

"Maaf aku udah buat hubungan kamu sama Marisa hancur, mungkin aku bisa dikatakan sebagai pelakor" ia menghapus air matanya. "Maafin aku"

Difficult WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang