Part 11

22.8K 2K 32
                                    

“Suatu hari aku ingin menjadi sesuatu yang berharga bagi orang lain”. (Gaara)

"Lyly!" Panggilan kuat itu membuat Loly tersentak. Dia langsung berlari menuju arah suara itu yang berasal dari ruang makan.

"Iya, Ayah! Loly sudah siap!" Jeritnya. Jansen memangku Loly dan membiarkan putrinya itu makan sendiri.

"Loly, ibumu di mana?" Loly mengangkat bahunya cuek.

"Ly...."

"Apa, sih Ayah? Cari saja sendiri kalau kangen!" Loly menutup mulutnya menahan tawa.

"Hah, dasar anak nakal...." Jansen mengelus rambut Loly.

Loly memakan sarapannya dengan cepat. "Ayah, nanti Loly di jemput Ayah? Ayah, besok acaranya. Ayah dan Ibu datang, kan?"

"Iya, Loly. Ayah pasti datang."

"Kalau Ibu, Yah?" Jansen mengangguk.

"Tapi, Yah ... jangan marah-marah, ya nanti."

"Iya. Sudah selesai? Ayo kita berangkat!"

"Sudah. Tapi tunggu Ibu selesai, ya. Ibu ikut."

"Terserah Loly saja," desah Jansen menghela napasnya.

"Ayah, itu Ibu!" Jerit Loly langsung minta turun dari pangkuan Jansen. Loly berlari mendekati Lana yang berdiri mematung di dekat meja makan.

"Ayo, Bu. Semua sudah selesai!" Lana tersenyum simpul, dia menggandeng Loly.

"Ayo, Ayah!"

"Hah, awas saja kalau kau nakal, Lana!" Lana mengerucutkan bibirnya, begitu juga dengan Loly.

"Baiklah, ayo kita berangkat!" Jansen berdiri dan dia melewati Lana dan Loly yang saling menatap.
Lana dan Loly mengangguk. Mereka mengikuti Jansen dari belakang.

"Bu, Sebenarnya ... Ayah kangen pada Ibu," bisik Loly, Lana kembali tersenyum. Senyum yang dipaksakan.

"Cepatlah, Ly!" Teriak Jansen saat sudah ada di depan mobilnya.

"Iya, Ayah...." Loly masuk ke dalam mobil, tepatnya di belakang.

"Di depan, Loly." Loly menggeleng, dia menutup pintu belakang.

"Ibu duduk di depan saja, bersama Ayah!" Lana mengerutkan keningnya. Dia menatap Jansen yang juga menatapnya tidak suka.

"Ayo, Bu, Ayah! Nanti Loly terlambat!" Lana tetap diam di tempat. Ragu-ragu untuk masuk ke dalam mobil.

"Masuk, Bodoh!" Geram Jansen. Lana mengangguk.
Dia masuk sambil bersungut-sungut dalam hati.

Kenapa dia galak sekali?

"Pakai sabuk pengamannya, Lana!"

"Hah?" Lana mulai kebingungan.

"Kau benar-benar membuatku kesal!" Jansen mendekati Lana.

"Kau ini maunya apa, sih?" Lana langsung mendorong bahu Jansen agar menjauh darinya.

"Diam!" Jansen mencengkeram tangan Lana. Sementara Loly menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

"Kau ini kenapa, sih?" Lana menarik tangannya.

Jansen melepas tangan Lana, lalu dia memasangkan sabuk pengaman untuk Lana.

"Dasar, pemikiran sempit! Bodoh pula!" Jansen menjauh dari Lana, lalu dia melajukan mobilnya.

"Ayah suka sekali marah." Loly mengelus bahu Jansen.

I Will Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang