Part 42

9.6K 783 23
                                    

"Bu, sini!" Lana mengangguk dan mereka keluar dari rumah tanpa sepengetahuan siapa pun. Meski ada CCTV, tapi Jansen dan penjaga keamanan rumahnya telah lalai!

Lana mengikuti langkah Loly, dia tersenyum tipis. Lana menggandeng tangan kecil Loly, mereka berdua melangkah pergi—menjauh dari rumah.

"Bu, di sana ada tempat belanja. Kita cari di sana saja dulu, ya." Lana hanya mengangguk. Mereka terus melangkah hingga sampai kini sudah ada di depan Brastagi—Rantauprapat. Lana dan Loly masuk dan segera mereka melangkah menuju tempat di mana tempat buah yang tidak jauh dari kasir.

"Bu, ini jambu airnya!" jerit Loly tertahan dengan raut wajah gembira. Lana mengambil buah jambu air yang sudah di kemas, lalu mereka pergi ke kasir dan membawanya keluar dari Brastagi.

"Loly ingin pulang?" Loly menggeleng.

"Sebentar lagi, ya Bu. Loly bosan di rumah." Lana mengangguk saja. Mereka mencari tempat untuk duduk untuk istirahat sebentar. Setelah mendapat tempat duduk di sekitaran Brastagi, mereka berdua memakan jambu air dengan lahap, termasuk Lana.

"Wah, kalian di sini?" Lana mendongak dan tubuhnya mendadak kaku. Amora dan beberapa orang bertubuh kekar berdiri di depannya.

Lana bahkan tak bisa membuka suara dan tubuhnya, dia masih terkejut.

"Bawa mereka!" perintah Amora yang langsung dilaksanakan anak buahnya. Karena Lana tidak berbicara apa pun, Loly juga hanya diam saja. Bahkan saat mereka dimasukkan ke dalam mobil, Lana belum kembali ke dunianya.

"Bu, kita mau ke mana?" sentuhan hangat tangan Loly berhasil menyadarkan Lana, dan wajah itu langsung berubah panik.

"Amora." Hanya itu yang diucapkan Lana, kesadarannya pun hilang.

"Bu, bangun Bu! Ibu kenapa?" Loly panik dan menangis. Dia menepuk wajah Lana berkali-kali.

"Bibi, Ibuku pingsan! Tolong bawa ke rumah sakit! Ibu...." Loly mengguncang bahu Lana, tidak ada reaksi apa pun membuat Amora yang duduk di kursi depan tertawa kuat.

"Hahaha, biar mati sekalian!" katanya dengan ketus. Loly menggeleng, dia memeluk Lana dan mulai ketakutan.

"Ayah, tolong Loly...." ucapnya dengan getir. Dia terus menangis.

"Ayahmu tidak akan bisa menolong kalian termasuk Ibumu!" Amora tersenyum puas, melirik ke belakang sekilas.

"Tidak! Ayah akan menolong kami! Bibi tidak boleh jahat pada Ibuku! Ibuku baik dan tidak pernah jahat pada siapa pun!" jerit Loly dengan kuat membuat telinga Amora gatal.

"Diam atau kubunuh Ibumu di depan matamu?!" Loly geleng-geleng, dia menyembunyikan wajahnya di dada Lana. Tubuhnya gemetar.

"Ini salah Loly, Ayah tolong kami...." Bisik Loly masih terus menangis.

"Bagus, mereka berdua kudapat dengan mudah! Sebentar lagi akan kuselesaikan semuanya!" Amora tersenyum mengerikan.
Dia sudah tidak sabar lagi menyakiti Lana!

★∞★

Jansen melangkah masuk ke rumahnya dengan hati yang berdebar. Dia memegang serangkaian bunga mawar merah untuk Lana. Dia membuka pintu kamarnya, mendekati tempat tidur dan meletakkan bunga mawar itu di atas tempat tidur.

I Will Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang