Di rumah Jansen
Pukul sepuluh pagi"Lana, bangun Sayang...." suara itu begitu lembut, senyuman juga mereka di bibirnya.
"Lana, bangun...." Lana menepis tangan yang menepuk wajahnya sejak tadi.
"Aku masih mengantuk. Sebentar lagi, dua menit," ucap Lana yang enggan membuka matanya.
"Lana, Putriku...." Lana langsung membuka matanya, dia terduduk saat melihat Diamond yang duduk dekat dirinya.
"Ibu...." Lana langsung memeluk Diamond. "Kenapa Ibu membuangku?" tanya Lana dengan sedih. Diamond memeluk Lana dengan erat. Tak kuasa menahan air matanya.
"Ibu tidak pernah membuangmu, Nak. Justru Ibu mencarimu selama tujuh belas tahun ini. Ibu selalu menunggu keajaiban itu agar kau kembali padaku, Nak...." Lana melepaskan pelukannya. Dia menatap sekeliling, tidak melihat Jansen, Loly, dan Lyan.
"Bu, Jansen sangat jahat padaku. Dia tidak suka padaku. Dia tidak mencintaiku, dia juga tidak sayang padaku, Bu." Lana mengusap air matanya.
"Lana...."
"Bu, Jansen hanya mencintai Andrea. Ibu yang di rumah sakit jiwa mengatakan kalau Jansen tidak suka pada kehamilanku." Diamond mengerutkan keningnya. Dia menggenggam tangan Lana dengan erat.
"Siapa ibu yang kau maksud, Lana?"
"Ibunya Amora, Bu." Diamond menggeleng.
"Jangan mendengarkan apapun yang dia katakan, Lana! Dia yang membunuh ayahmu, Sayang...." Diamond menundukkan kepalanya, tangisnya semakin menjadi.
"Ayah? Jadi dulu aku punya ayah seperti Loly?" Diamond mengangguk.
"Dania membunuhnya. Aku tidak tahu apa alasan dia membunuh ayahmu, Nak. Padahal ayahmu itu adiknya sendiri." Diamond memeluk Lana. "Jangan percaya pada apapun yang dia katakan. Semuanya bohong. Oke?" Lana mengangguk.
"Bu, jadi ayah di mana?" Diamond mengelus punggung Lana, tidak menjawab pertanyaan putrinya itu.
"Kalian kenapa menangis?" Lana melepas pelukannya saat mendengar suara Lyan.
"Ibu, ternyata dia ini ibu kandungku." Lana mengusap air mata Diamond, dia tersenyum. Lyan mendekati tempat tidur dan duduk di sebelah Diamond.
"Apa maksudmu, Lana? Hei...." Lyan menyentuh tangan Diamond.
"Iya, dia putriku yang hilang. Aku tahu saat Lana memberitahu soal Amora. Tapi aku belum yakin memberitahu Lana karena Jansen seperti tidak suka padaku."
"Jansen memang jahat padaku, Bu. Aku tidak mau tinggal di sini. Dia membuang cincin pernikahan kami. Dia lebih memilih memakai cincinnya bersama Andrea." Lana mengepalkan kedua tangannya. "Jansen juga pernah menyebut nama Andrea padaku saat kami melakukan hubungan suami istri. Dia melakukan itu karena mabuk, bukan karena ingin. Dia terus menyebut nama Andrea." Lyan menatap ke arah pintu, melihat Jansen yang tidak jadi masuk.
"Lana, benarkah? Jadi kau hamil karena Jansen memperkosamu? Bukan karena dia ingin?" tanya Diamond, Lana mengangguk dengan sedih.
"Aku kelaur sebentar. Lana, Diamond, kalian harus makan, ya." Lana dan Diamond mengangguk. Diamond menarik tangan Lana agar putrinya itu mandi.
Sementara itu, Lyan mengejar langkah Jansen yang tergesa-gesa. Menatap Jansen yang masuk ke dalam sebuah kamar.
Lyan berlari dan membuka pintu. Ternyata dikunci.
"Jansen, buka! Aku ingin bicara denganmu!"
"Aku ingin sendiri, tolong tinggalkan aku, Tante!"
Lyan menghela napasnya, lalu dia pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Still Love You
RomanceLoly tidak punya ibu, tapi Loly sering menanyakan pada ayahnya di mana ibunya, tapi kadang ayah membentak Loly karena menanyakan ibunya terus. Karena Loly belum pernah melihat ibunya, Loly ingin punya ibu seperti teman-temannya di TK. Loly terus men...