D'Amour

2.5K 368 83
                                    

➡ Lieblichsten Fehler ⬅

➡ Lieblichsten Fehler ⬅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kling!

Langkah kaki Suzy terhenti, tepat setelah jemari lentiknya mendorong pintu kaca sebuah coffee shop di daerah gangnam, Lavida coffee. Siang hari menjelang sore, ditemani gerimis hujan dimusim semi, menghantarkan Suzy pada sebuah pertemuan yang mendadak direncanakan pagi tadi.

Dengan mengenakan kaus oblong berwarna putih dengan potongan setengah perut, berlabel Supreme, dipadukan dengan jeans ketat dan black lighter sock boots dari Vetements, Suzy melangkah dengan percaya diri kearah seorang pria yang fokus pada Ipad ditangan.

Sreet!

"Kuharap kehadiranku tidak mengganggumu."

Setelah mengatakan kalimat itu, Suzy meletakan tas bermereknya diatas kursi, meletakkan kaki kanan diatas kaki kiri seraya mengambil buku menu yang tergeletak diatas meja.

Sehun menatapnya, mematikan Ipad lalu memasukkan benda itu kedalam tas.

"Kau selalu sibuk."

Ia mencoba berbasa-basi. Bukan karena sang pria perhatian, hanya ingin menghilangkan suasana canggung diantara mereka.

"Sedikit. Jangan berlebihan." respon Suzy yang kemudian memanggil pelayan.

Pria itu tersenyum kecil, "Satu mochaccino latte dan satu red velvet cake breadtalk."

Gadis itu terdiam sejenak, lalu mengembalikan buku menu ditangannya kearah sang pelayan yang mengangguk sopan. Ia memperbaiki posisi duduknya, menghilangkan rasa aneh akibat sikap Sehun.  Bagaimana pria itu bisa tahu apa yang ingin ia pesan tadi?

"Tidak perlu bingung. Aku sedikit mempelajari apa yang kau suka dan tidak dari asistenmu. Siapa namanya ya? Jennie?" ucap Sehun yang terlihat berpikir.

"Ya. Namanya Jennie, Kim Jennie." jawab Suzy, merutuk dalam hati atas kekurang ajaran Jennie yang membeberkan tentang atasannya sendiri. Gadis maniak nail art itu harus diberi pelajaran setelah pertemuan ini selesai.

"Lalu, ada urusan apa kau meminta bertemu hingga harus mengancam akan datang keperusahaanku?" Suzy menatap tepat pada kedua manik kelam milik Sehun.

Bodoh. Suzy terlihat bodoh sekarang. Kenapa dengan berani ia menatap Sehun seperti itu, jika pada akhirnya ia akan kehilangan kontrol diri.

Mata itu, Suzy merasakan ia ditarik masuk dalam kelamnya kedua bola mata pria itu, tatapan yang terlihat tajam dan hangat secara bersamaan. Terdapat kesedihan dan sedikit kehampaan dalam sirat matanya. Suzy ingin menyelaminya semakin dalam.  Mengetahui apa yang sedang Sehun rasakan adalah keinginannya, saat mata itu bersitatap dengan milik sang gadis. Sehun berdeham, memalingkan wajah pada jendela kaca disamping kanan.

Lieblichsten FehlerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang