Mammina

2K 351 96
                                    

➡ Lieblichsten Fehler ⬅

Sehun terbangun dari tidurnya, menggeliat pelan dengan mata yang berusaha ia buka paksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun terbangun dari tidurnya, menggeliat pelan dengan mata yang berusaha ia buka paksa. Jarum pendek jam tepat berada diangka dua, yang artinya ia kembali terbangun ditengah malam.

Ia diam sejenak, memandang langit-langit kamar yang temaram, berusaha mengumpulkan kesadaran ditengah rasa kantuk yang mendera. Dirasa cukup, Sehun menyibak selimut yang menutupi kakinya, turun dari tempat tidur dengan terhuyung sebelum berhenti tepat di ujung ranjang.

Matanya telah terbuka sempurna, memandang seseorang yang tertidur nyenyak dengan selimut yang membungkus tubuhnya.

"Apa tidak sakit tidur disitu?" Lirihnya pada dirinya sendiri. Senyum tipis tersungging dibibirnya, melangkah mendekat dan berjongkok tepat didepan tubuh Suzy yang tidur menyamping.

Cukup lama ia memandangi wajah polos yang tertidur nyenyak itu. Tangan kanannya terangkat, mengelus pelan pipi sedikit gembul itu dengan jemarinya.

"Bisakah kau menerimaku sebagai suamimu? Suami sah-mu, bukan kontrak" jeda untuk beberapa saat sebelum Sehun kembali membuka suaranya yang terdengar serak, "Jujur, aku mulai menyukaimu, mencintaimu. Kau wanita pertama dan satu-satunya yang membuatku berkeinginan besar untuk melupakan masa lalu. Memulai semuanya dari awal, bersamamu. Aku tahu aku terdengar egois, mengkhianati perjanjian yang telah kita sepakati. Tapi untuk kali ini saja, biarkan aku egois untuk memilikimu. Bisakah Ji?"

Setetes air mata mengalir disana. Sehun segera bangkit berdiri, menghapus jejak air mata itu dengan jemarinya. Lalu ia memilih keluar kamar, segelas air mungkin bisa meredakan tenggorokannya yang terasa kering.

Blam!

Ketika suara pintu itu tertutup dan menyakini bahwa Sehun telah pergi, Suzy mulai membuka matanya. Darahnya berdesir sedari ia mendengarkan setiap kalimat dari bibir Sehun yang terdengar tulus, dan entah kenapa itu menyakitinya ketika pria itu memintanya dengan suara serak yang lirih.

"Bodoh! Kau bodoh, Oh Sehun!" Lirih Suzy dengan mata berkaca-kaca. Menarik selimut semakin merapat pada tubuhnya, membenamkan wajah dengan air mata yang keluar. Kenapa hatinya mulai goyah di saat seperti ini?

♡♡♡

Suzy melirik Sehun ketika pria itu memasuki ruang makan dengan rambut yang berantakan. Ia dan nenek Oh sedang memasak pancake untuk menu sarapan pagi ini.

"Pagi nek" sapa Sehun, memeluk sang nenek dari belakang lalu mencium singkat pipinya yang disambut sang nenek dengan senyuman.

"Pagi. Kau tidak menyapa istrimu?" Nenek Oh menepuk pipi Sehun pelan, mengerlingkan mata pada Suzy yang mencoba menyibukkan diri dengan pancake yang ia tata.

Lieblichsten FehlerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang