Demi-soeur

2K 356 95
                                    

➡ Lieblichsten Fehler ⬅

Sehun duduk bersimpuh, kedua tangan terkepal erat di atas pahanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun duduk bersimpuh, kedua tangan terkepal erat di atas pahanya. Matanya terlihat awas, menatap wanita paruh baya yang mondar mandir di hadapannya. Membawakan selimut tebal dan bantal tradisional Korea. Rumah minimalis ini terlihat nyaman tanpa perabotan yang berlebihan.

Kembali Sehun mengalihkan pandangan ketika sang ibu kini duduk di hadapannya setelah meletakkan peralatan tidur itu di samping tubuh Sehun.

Wanita itu tidak menatapnya, membuat hati Sehun sedikit terluka. "Kau datang dengan tiba-tiba. Eomma tidak sempat menyiapkan apa-apa." kalimatnya terbata, masih dengan sorot mata yang tak terfokus padanya.

Sehun berusaha tersenyum, menyembunyikan perih dihati, "Tidak apa-apa. Aku sengaja ingin memberikan kejutan padamu. Dan kurasa berhasil." kekeh Sehun pelan, berusaha mencairkan suasana yang terlihat kaku di antara mereka.

Wanita itu mengangkat kepala, menatap dengan nanar anak yang ia tinggalkan dulu. Anak yang kini telah tumbuh dewasa tanpa pengawasannya sebagai seorang ibu.

"Sudah cukup lama kita tidak bertemu. Dua puluh tahun bukan, eomma?"

Aliran air mata menggenang dari dua bola mata tua sang wanita. Menutup mata dan mulut dengan jemarinya. Menahan isak tangis agar tak semakin kencang terdengar.

Sehun merasakan matanya ikut memanas. Memilih mengalihkan pandangan pada luar jendela. Pandangannya terpaku pada tubuh Suzy dan seorang gadis yang tengah duduk berdampingan di teras depan rumah.

"Dia istrimu?" Teguran itu membuat Sehun kembali menatap wanita tua yang kini mengamati istrinya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ne. Maaf tidak memberitahumu terlebih dahulu." Sehun menunduk, meremas jemarinya yang bertaut.

Wanita itu tersenyum, menatap Sehun yang terlihat bersalah. "Kapan kalian menikah?" Tanyanya terdengar parau.

"Tiga hari yang lalu." jawabnya masih tertunduk.

"Kau mencintainya?" pertanyaan kali ini membuat Sehun mengangkat kepala. Menatap tepat di bola mata sendu itu lalu tersenyum tipis, "Ya. Aku mencintai istriku."

♡♡♡

Suzy menatap hamparan pasir pantai dari tempat ia terduduk. Cukup jauh, tapi sanggup menghantarkan desiran angin laut untuk menerpa wajah.

"Kau... siapanya oppa?" Suzy menoleh, menautkan kedua alis dengan raut wajah menyelidik.

"Kau... siapanya Sehun?" Kembali ia membalikkan pertanyaan. Menyipitkan kedua mata dengan kepala memiring, mengamati dengan seksama struktur wajah gadis remaja disamping ia duduk.

Lieblichsten FehlerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang