Vor Hochzeits

2.2K 343 139
                                    

➡ Lieblichsten Fehler ⬅

➡ Lieblichsten Fehler ⬅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masalah apa?"

"Hati!"

Minhyuk hampir saja menyemburkan tawa, jika saja matanya tak bersitatap langsung dengan mata Sehun yang menatapnya penuh peringatan. Ia hanya mampu terkekeh kecil dengan tangan yang menutupi mulut.

"Apa aku tidak salah dengar?"

Sehun berdecak, memalingkan wajah kearah televisi yang menyala. Menghiraukan tawa menjengkelkan dari pria yang lebih tua darinya itu.

"Baiklah. Baiklah. Jadi masalah hati seperti apa yang sedang kau bahas" ucap Minhyuk pada akhirnya.

Ia menghentikan tawa dan menampakkan wajah serius saat Sehun meliriknya dari sudut mata yang memincing.

"Perasaan aneh yang kurasakan pada Suzy" jawab Sehun menerawang.

"Maksudnya? Seperti perasaanmu tujuh tahun lalu?"

"Heh?!"

"Perasaanmu pada Yulhee" Jelas Minhyuk yang mulai terdengar serius.

"Jangan ungkit nama itu lagi!"

"Wae? Kau masih belum berdamai dengan masa lalumu?" Minhyuk menatapnya dengan alis terangkat, mencoba mencari jawaban dari mata Sehun yang bergerak tidak nyaman.

"Kumohon hentikan, Minhyuk!" balas Sehun menatap tajam pria itu.

"Kau masih merasa bersalah pada gadis itu?" tanya Minhyuk tak gentar.

"Kubilang hentikan!" Sergahnya dengan mata berkilat marah.

Minhyuk terdiam, membalas tatapan Sehun yang menghujamnya dengan datar.

"Sudah kubilang itu bukan salahmu jika mencintainya"

"Kau tidak bisa diam, hah?" Minhyuk menampakkan wajah menantang tatkala Sehun mencengkeram kerah kemejanya dengan kedua tangan pria itu.

"Inilah sebabnya, kenapa kau sulit untuk lepas dari trauma sialan itu. Kau masih belum bisa berdamai dengan masa lalumu. Kau pria bodoh yang memilih hidup dalam kenangan kelam tanpa mau berjalan maju. Kau itu pria, sadarlah Oh Sehun. Bersikaplah seperti kau adalah pria yang kuat, bukan pria lemah seperti ini!" Minhyuk memekik dengan tangan yang mendorong bahu Sehun kuat, hingga cengkeramannya terlepas dan pria itu terduduk lemah diatas sofa.

Sehun mengusap kasar wajahnya yang memerah. Duduk tanpa bertenaga dengan bahu yang bergetar. Ia menangis kembali untuk hal yang sama setelah tujuh tahun lamanya.

"Maafkan aku Yulhee-ah" bisiknya dengan isakan pelan.

"Jangan mengulang kesalahan yang sama Oh Sehun. Kecuali kau memang benar-benar mencintainya dan ingin menjaganya dengan sungguh-sungguh. Maka aku akan membantumu" tepukan dibahunya membuat Sehun mendongak.

Lieblichsten FehlerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang