Kraftaverk

2.4K 366 156
                                    

➡ Lieblichsten Fehler ⬅

Sepersekian sekon Sehun lalui dalam diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepersekian sekon Sehun lalui dalam diam. Membuai mata pada satu titik fokus tuju. Anggap saja ia tidak sopan, mencuri pandang pada seseorang yang hilang kesadaran.

Kendati demikian, kembali ia melempar pandangan. Menahan dalam-dalam satu hentakkan penuh pada dada, saat irisnya menangkap lapisan perak di jari manis dengan ukiran namanya di sana. Perasaan itu membuncah, kebahagiaan yang ia tekan di dalam hati agar tidak ada yang tahu.

'Kau istriku!'

Dengan bangga ia menyeruakkannya dalam hati. Tersenyum kecut kemudian ketika sadar, perasaan itu tertahan di sana tanpa bisa terluapkan. Satu pertanyaan muncul dalam benak ;

'Haruskah membuatmu amnesia, agar dapat memulai semuanya dari awal bersamaku?'

Dan semuanya buyar tatkala satu gelengan keras ia lakukan. Menatap kembali wajah dengan mata tertutup sempurna. Dua detik setelahnya, senyum tipis yang tercipta lenyap seketika. Dua iris kelam itu menatapnya dengan lurus. Ingin hati merengkuhnya dalam-dalam, menciptakan suasana haru dari dua orang yang merindu.

"Kau terbangun karenaku?"

Bukan kata rindu, Sehun berpikir realistis bahwa tidak pantas ia mengucapkan kalimat berkonotasi pada suatu perasaan yang ia punya. Mungkin saja Suzy tidak bisa menerima ungkapannya 'kan?

"Kau merindukanku?"

"Eh?!"

"Jika iya, peluk aku!"

Perubahan emosional yang dapat Sehun rasakan pada pancaran mata gelap berkelabu. Seakan memberitahu apa yang terucap bukan hanya candaan. 'Inikah dirimu? Atau hanya ilusiku?'

Sepenggal kata masih sukar terucap, pandangan mata masih terpaut dengan kepala yang berbenak.

Lelah menunggu, Suzy bergerak. Merengkuh leher Sehun yang tertegun. Bisikan lirih dengan makna yang dalam menuntut Sehun untuk berpikir keras.

Satu helaan nafas menyadarkannya dari ketertegunan. Dengan ragu mengangkat tangan, membelit dengan rindu tak berujung pada wanita yang berada di satu ranjang dengannya.

"Ya. Aku merindukanmu juga!"

Tidak ada kebohongan, itu jujur dari hatinya yang terdalam. Walau logika membuatnya terjatuh pada dasar yang menyakitkan.

'Benarkah kau merindukanku seperti yang terucap, atau hanya karena dorongan penyakitmu yang terkuak?'

Sehun tidak ingin berpikir terlalu jauh, cukup menikmati moment sesaat mereka yang mungkin esok hari tidak akan terulang kembali.

♡♡♡

Kaca mata minus membingkai apik kedua mata tua yang asyik menyimak setiap kata pada selembar koran di tangan.

Lieblichsten FehlerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang