Galimatias

1.6K 273 94
                                    

➡ Lieblichsten Fehler ⬅

"Suzy?" Lirih Chanyeol hampir tak terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Suzy?" Lirih Chanyeol hampir tak terdengar.

Yang dipanggil tak menjawab, kembali menangis bodoh seperti sebelumnya. Menyadari jika tubuh yang berdiri kokoh kini tak sekokoh kelihatannya.

"Kenapa?" Suara itu terdengar parau, dan Chanyeol bertambah bingung, ia melangkah maju dan saat itu juga Suzy melangkah mundur.

"Kenapa kau melakukan ini padaku?" Suzy ingin bersikap kuat, tapi kalimat yang keluar tak sesuai keinginannya.

Ia tidak ingin terlihat lemah, tapi yang terjadi sebaliknya. Ia lemah dan tak berdaya. Menghadapi Chanyeol seperti ini membuat Suzy sakit.

Menghela nafas, Chanyeol mulai mengerti keadaan yang mereka hadapi saat ini, "Aku bisa jelaskan."

"Untuk apa?"

"Suzy--" Chanyeol mencoba kembali mendekat, tapi lagi-lagi penolakan dari Suzy yang ia dapat.

"Sebenarnya apa artinya aku untukmu?"

Chanyeol tak langsung menjawab, mengepalkan kedua tangan mencoba tegar dan memantapkan diri bahwa ini jalan terbaik yang harus ia lakukan.

"Kau sudah tahu semuanya 'kan?" Satu kalimat tanya yang jelas Chanyeol sudah tau jawabannya, dan ia kembali melanjutkan, "Ya, karena inilah aku berpisah darimu. Aku sakit. Bahkan hidupku tak akan lama lagi." Terdapat jeda yang lama, tubuh itu gemetar ketika gadis didepannya tak juga bersuara, hanya mampu menangis dengan mata memandang terluka.

Ini yang membuat ia tidak suka. Tidak suka ketika Suzy menangis karena dirinya. Dengan sekuat tenaga ia melanjutkan kalimat yang ia yakin akan membuat Suzy kembali terluka.

"Lalu apa yang kau harapkan dariku? Berada disisimu selamanya? Itu mustahil, Suzy."

"Park Chanyeol!" Geram Suzy tertahan. Tapi Chanyeol sama sekali tak gentar. Senyum miring ia perlihatkan, memasukan kepalan tangan pada saku celana bahan miliknya.

"Benarkan? Ah, kau bertanya apa artinya aku untukmu? Jelas kau segalanya untukku, Suzy. Ketika kau terluka, ketika kau bahagia, ketika kau sedih aku selalu mengetahuinya, aku selalu menghiburmu, segalanya tentangmu aku selalu tahu. Bahkan aku berpikir aku terlalu tergila-gila padamu. Tapi... ijinkan aku bertanya." Chanyeol maju selangkah dan kali ini Suzy hanya diam ditempatnya berpijak hingga kini mereka tepat saling berhadapan, saling menatap dalam dengan pandangan yang sama, terluka.

"Apa artinya aku untukmu? Bahkan untuk kesakitan yang kuderita selama ini."

Chanyeol tak sedekitpun memberikan waktu untuk Suzy menjawab, membuat Suzy semakin merasa bersalah.

"Kau terlalu egois. Mementingkan dirimu sendiri, kekanak-kanakan, tidak ber--"

Plak!

Telapak tangan Suzy terasa panas, tatkala bertegur sapa dengan pipi sebelah kiri milik lelaki dihadapannya ini. Ia tidak bisa memperkirakan seberapa keras ia menampar Chanyeol. Yang ia tahu segala kemarahannya berkumpul disana hingga terlampiaskan dengan sebuah tamparan.

"Kau-- brengsek!"

Tepat setelah ia mengucapkan kalimat itu dengan susah payah, ia kembali menjalankan tungkainya. Kali ini bukan hanya sebuah langkah mundur, tapi benar-benar pergi dari tempat itu juga tanpa mengetahui bahwa setelah kepergiannya, setetes air mata keluar dari bola mata milik Chanyeol yang memandang penuh sesal.

"Maafkan aku, Suzy."

♡♡♡

Menyetir ugal-ugalan disaat jalanan cukup ramai membuat Suzy beberapa kali diberondong suara klakson dari mobil lain. Tapi siapa yang peduli ketika suasana hatimu sedang kacau.

Bahkan ketika bahaya yang kapan saja bisa terjadi, tidak juga membuat pikiran sang gadis menjadi normal. Beberapa kali mobilnya hampir bersinggungan dengan mobil lain tapi ia memilih tidak peduli. Dan ketika ia sudah tak sanggup untuk melanjutkan perjalanan, ia memilih membanting stir, merem mendadak dibahu jalan dengan kepala yang ia telungkupkan, membiarkan suara klakson terdengar memekakan telinga, menyamarkan suara tangisan yang terjadi dari beberapa jam yang lalu hingga membuat kedua matanya membengkak sempurna.

"Aku membencimu, Park Chanyeol! AKU MEMBENCIMU!" Teriakan Suzy dengan tangan yang memukul stir mobil berulang kali. Seakan menyalurkan kemarahannya pada benda mati tak berdaya itu.

♡♡♡

Tepat tiga hari sudah Suzy tidak pulang kerumah. Nenek Oh sudah mencoba untuk bertanya pada Sehun perihal mengapa sang istri tidak pulang. Tapi seakan tuli ia sama sekali tidak mengeluarkan suara, bahkan terkesan seperti mayat hidup yang akan pergi pagi dan pulang ketika malam hari.

Sedangkan sang ayah sudah mengerti, berkat informasi dari asisten pribadi Sehun ia mengetahui bahwa sedang terjadi sesuatu dirumah tangga putranya. Walaupun ia tidak terlalu tahu permasalahan apa yang sebenarnya terjadi.

Tapi ia cukup prihatin, ketika mendengar bahwa selama tiga hari ini Sehun tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Membatalkan rapat, pertemuan dengan klien bahkan memutuskan kontrak hanya untuk mencari keberadaan menantunya itu.

Dihari ketiga Suzy menghilang, ingin ia membuka suara menanyakan yang sebenarnya terjadi, tapi terlambat ketika sebuah panggilan mengalihkan perhatian sang putra dari makan malam yang mereka jalani.

Pandangan matanya mengikuti setiap gerak-gerik Sehun yang seketika bersemangat ketika mengangkat telepon yang entah dari siapa. Bangkit berdiri lalu bergegas pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada mereka.

Yang mampu ia tangkap dengar sebelum Sehun benar-benar pergi adalah, "Benarkah? Dimana kau melihatnya?"

♡♡♡

"Nona Bae!"

Suzy menoleh ketika yakin bahwa ia yang telah dipanggil. Diseberang jalan dari tempat ia berdiri, dapat ia lihat sang asisten suami memandangnya sumringah.

Merasa persembunyiannya selama ini telah terbongkar ia mencoba melarikan diri. Namun langkah yang ia ambil telah salah ketika dari arah berlawanan sebuah motor mengarah padanya.

Suzy merasakan tubuhnya terhempas ke jalanan, rasa sakit bercampur perih pada bagian tubuh yang tergesek aspal membuat sang gadis meringis. Tapi itu tak sebanding dengan sakit diperutnya ketika jatuh terguling tadi. Seketika kepalanya pusing, bayangan hitam menggelayuti mata hingga kesadarannya menghilang.

♡♡♡

Dilain tempat, dipersimpangan jalan. Beberapa mobil tergeletak tak beraturan, memenuhi setiap sudut jalan yang seketika berubah menjadi suram.

Asap dimana-mana, begitupun dengan serpihan mobil yang terlepas dari badan mobil tampak memenuhi jalanan. Orang-orang mulai berdatangan, ada yang memanggil ambulans, polisi dan ada pula yang mulai menghampiri beberapa mobil yang menjadi korban dari kecelakaan dahsyat itu terjadi.

Dibalik kemudi mobil putih yang merupakan salah satu korban kecelakaan tersebut, lelaki dengan darah yang memenuhi seluruh kepala itu menghembuskan nafas untuk terakhir kali sebelum akhirnya hilang kesadaran.

Dibalik kepanikan yang terjadi di persimpangan jalan, Jongin menyeringai. Memasang kembali helm miliknya lantas melajukan motor sport-nya tanpa menoleh kebelakang.

Ia telah yakin, bahwa rencana yang mereka susun telah berjalan seratus persen lancar.

Menyingkirkan Oh Sehun dan Bae Suzy.

👉To be continued....

💦

Galimatias : Confused or Unintelligible talk.

Lieblichsten FehlerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang