Proyek Bersama

161 5 0
                                    

Lena menyentuh sampul buku tersebut dan membuka halamannya sekilas. Lalu kemudian ia membalikkan buku itu untuk melihat label harganya, sebelum ada seseorang yang menarik buku itu cepat.

"Ih!"

Dia menoleh ke orang dibelakangnya yang selalu jahil, seperti biasa, seperti dulu. Radian.

Radian memasang muka mengejek, lalu menatap buku jurnal berwarna hijau toska yang sebelumnya dipegang Lena. "Buat kuliah?"

Lena memutar matanya. "Kaya gatau aku aja?"

Radian mencibir, "Iya tau deh penulis"

"Maksudnya, aku emang suka koleksi ih"
Lena berdalih sambil tertawa, sementara wajahnya tetap malu-malu. Direbutnya buku itu untuk Radian, dan disimpannya kembali di rak toko buku yang sedang sepi itu.

"Gak beli?" Tanya Radian, sedikit berseru. Lena sudah berjalan menjauhinya ke arah luar toko buku.

Gadis itu menggeleng tanpa menoleh ke arah Radian, dan menjawab pelan "Mahal, lagian mau pipis"

Radian terdiam, lalu menatap buku catatan hijau toska yang masih bertengger di rak itu.

***

Lagu dari Auburn berjudul Perfect Two memenuhi seluruh penjuru mobil. Jalan malam itu macet, membuat Radian tidak bisa mengendarai lebih cepat lagi.

"Len nenek kamu gapapa ditinggal sendiri?" Tanya Radian seraya melihat Lena yang sedang anteng melamun. Dilihatnya gadis itu tersenyum. "Gak apa, dia gak pernah lupa kunci pintu kok"

Radian hanya ber-oh ria, sambil kembali melihat jalan. Dirinya melirik lagi ke arah Lena yang masih melamun, dan tanpa sadar ia memperhatikan bentuk wajah gadis itu.

Kali ini rambut Lena lebih panjang dari sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Kali ini rambut Lena lebih panjang dari sebelumnya. Pertama kali ia bertemu Lena rambut itu jatuh tepat di bahu ;sekarang di dada. Gadis itu sedikit mengeritingnya. Pilihan potongan rambutnya sangat tepat bagi gadis itu. Dia terlihat sangat manis.

Saat Aileena sedang sedang diam, melamun, menulis, atau apapun... dia terlihat seperti bunga yang rapuh, dan akan hancur untuk didekati. Matanya seperti selalu menceritakan mimpi yang hanya gadis itu miliki.

Namun, saat gadis itu tersenyum, tertawa... rasa-rasanya bisa membuat orang yang melihatnya merasa lega, terbang, dan nyaman. Rasanya seperti menemukan bantal super besar berwarna pink dengan harum bunga saat gadis itu tertawa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear My Aileena (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang