"Lena" suara itu mengagetkan Lena dari lamunannya. Dia Bintang, salah satu senior yang jadi tim creator di UF tiba-tiba hadir di belakangnya.
"Udah berapa yang input?" Tanya Bintang, seraya tersenyum tipis. Meski cowok itu tersenyum, tapi tetap saja keliatan galak.
"Udah dua kak, lumayan" jawab Lena seadanya sambil menunjukkan catatannya. Kali ini ia sedang menjaga meja pendaftaran band audition yang dibuka sebagai salah satu cara pemasaran oleh UF di kampus lain. Semua panitia yang bisa hadir wajib hadir. Dan anehnya, senior menunjuk anak tenant untuk menjaga meja pendaftaran. Sebal. Mana panas lagi, batin Lena.
"Ganteng, ya?" ujar Ghani, salah satu teman dari tim tenant yang kini duduk disampingnya. Ia baru kenal Ghani di kepanitiaan ini. Ucapan Ghani barusan sedikit membuat Lena membelalakkan matanya, karna Ghani benar-benar jauh dari kata feminin. Tapi ternyata, ngeceng cowok juga.
"Kak Bintang? Engga ah" jawab Lena. Tatapannya kini bergeser ke arah jam dua dari tempat ia duduk. Disana ada Radian yang berdiri tertawa-tawa seraya menyebarkan pamflet kepada mahasiswi kampus yang lewat.
"Kak Vano sih, juara" Lena dan Ghani menoleh ke suara dari belakang mereka. Disana ada Tita, yang satu tim juga dengan mereka. Ghani dan Tita sama-sama dari fakultas hukum. Hanya Lena yang dari fakultas bisnis. Mereka lumayan dekat daripada tim tenant yang lain karena satu angkatan.
Lena bisa merasakan Ghani dan Tita memperhatikan Vano yang sedang merokok di bawah pohon yang jauh bertengger di depan mereka. Sementara Lena kali ini mendapati Ara yang sedang berjalan ke arah Radian, membawakan dua kotak minuman.
Lena menarik nafas panjang seraya menopangkan dagu di punggung tangannya. Senangnya Ara. Ara memang salah satu tim creator yang memegang kontrol di tim talent. Jadi lagi-lagi; dia bersama Radian. Selalu bersama Radian.
Dua sahabat itu kini minum jus bersama. Seraya tertawa. Lena tahu Radian dan Ara tidak bisa melihatnya karena jarak mereka lumayan jauh. Lagipula kali ini Lena duduk dibawah sarnafil yang besar dengan memakai topi. Ia sangat kesal. Ia ingin lari kesana.
"Eh, lihat tuh, Ka Ara sama Ka Radian lagi bareng!"
Lena tersentak, dan menatap cepat Ghani dan Tita. Dua gadis itu sedang melempar pandangan kagum pada Ara dan Radian. Seolah sedang melihat Blake Lively dan Ryan Renolds bersama ㅡserius.
"Kenapa emang?" Ia refleks bertanya.
Tita, si cewek gosip dengan rambut coklat dikeriting dan lense yang membuat matanya terang langsung menjawab dengan semangat. "Ih, lo gatau ya? Mereka itu sering disebut best law couple!"
Lena mengernyitkan alis. Tatapannya kini menatap Ara dan Radian yang sedang sibuk berbagi snack coklat yang dibawa Ara. Lalu Lena mencoba terkekeh, menyembunyikan segala prasangka yang sungguh gak mungkin. "Couple? Mereka kan sahabatan?"
"Ya sahabatan, tapi liat deh, kurang cocok apa mereka?" Ghani menimpali.
"Yup, duaduanya tinggi, cowoknya terkenal gitaris banget di kampus, ceweknya suka nyanyi, jago renang juga, andalan kampus. Ceweknya cantik banget, cowoknya juga ganteng macho. Terus mereka suka lucu-lucu gitu kalau di kampus, kaya sekarang aja. Setiap hari gitu. Deket banget, ga cocok sahabatan" jelas Tita semangat.
"Cocoknya pacaran" ujar Ghani.
"Dan seantero hukum ga kuat liat kegemesan mereka di kampus" timpal Tita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Aileena (COMPLETED)
Romance"Aku udah lama gak kesini" suara Radian itu membuyarkan lamunan Lena. "Aku sebenernya gak suka tempat ini" Lena mengernyitkan alis. Mencari arti dari kalimat-kalimat Radian yang ia tidak mengerti. "Tapi karna aku tau kamu bakal suka tempat ini..." R...