Lena berjalan memasuki atrium bioskop semangat. Setelah membeli tiket film, ia duduk di kursi sofa coklat sederhana yang disediakan di dalam bioskop. Radian memang belum datang, namun ia tetap senang karena akhirnya hari ini Radian punya waktu kosong.
Kursi tempat ia duduk berada di tengah atrium, mengarah langsung pada tempat pembelian tiket dimana ditaruh layar besar dibelakangnya yang berfungsi untuk memutar trailer-trailer film yang sedang tayang. Lena melipat bibirnya sambil menatap tiket yang ia lihat, sebenarnya ia tak tahu itu film apa, katanya sih based by best seller novel, namun yang paling penting..... pemainnya Ryan Gosling! Meski Radian gak suka genre romantis, tapi karena Ryan Gosling, Radian harus suka.
"My baby!" mulut Lena kontan berteriak tanpa suara secara refleks saat kali ini Ryan Gosling hadir di layar besar dihadapannya itu. Cuplikan-cuplikan cerita terlihat dan Lena bisa tahu benar film ini merupakan film action-romance, yaaa... lumayan. Namun alis Lena mengernyit saat dirinya melihat sosok baru berwajah asia di film itu. Siapa, ya?
"Len"
Suara berat yang sangat ia kenal itu hadir di belakang pundaknya. "Hey, Rad" ujar Lena dengan senang seraya berbalik, namun yang ia temukan hanya Radian yang mematung menatap ke arah layar itu.
Matanya... marah?
Lena menoleh lagi ke arah layar itu, dimana gadis berwajah asia itu masih hadir dalam cuplikan trailer film tersebut. Kenapa?
Seolah-olah, kali ini, sel-sel otak Lena yang tadinya tidak bekerja mulai membangun ingatan-ingatan seadanya yang cocok dengan apa yang ia lihat. Gadis itu memang tidak asing. Ia kerap melihat gadis itu di beberapa iklan, tapi... iklan kecil dan ia tidak tahu nama gadis pendatang baru itu, dan... sepersedetik kemudian ia sadar.... Ia bahkan pernah bertemu gadis itu.
"Kintan....?"
***
Tentu Radian tidak setuju saat Lena bilang bahwa mereka menonton film itu.
Dan tentu, Lena lebih tak mau lagi.
Kenapa dia bodoh sekali? Kenapa dia tidak menyadari bahwa Kintan adalah gadis yang sama dengan peran di film itu hanya karena berbeda nama dan gaya rambut?
Dirinya menelan ludah dan dilihatnya Radian yang masih termenung disampingnya. Kali ini, mereka berakhir duduk di kursi coffeeshop di mall itu.
Sebegitunya, ya, Kintan mempengaruhi mood Radian?
"Jadi... mmm.... Kintan main film sekarang?" Lena memulai pembicaraan dengan kikuk. Serius, sedari tadi di bioskop, Radian hanya diam dan minta pergi. Hal itu membuat Lena risau. Sangat. Kintania Sara.
Bisa membuat Radian seperti itu. Membuat dia sedingin itu?Kenapa rasanya Kintan sangat mempengaruhi Radian hanya karna hal kecil? Bukankah Radian sudah melupakan Kintan? Lalu kenapa jika ia harus menonton Kintan di satu film yang mungkin teksnya tak sampai 10 menit? Ia kesal, namun juga penasaran, namun juga ragu, namun juga takut.
Tanpa Lena sangka, Radian akhirnya mencoba menjawab dengan santai. "Iya, dia emang fokus di bidang itu dari kecil." Kali ini, senyum tipis hadir di bibir laki-laki itu. Hati Lena terasa berdebar.
Namun ini bukan debaran menyenangkan.
"Segitu betenya ya, liat Kintan?" tanya gadis itu, kesal, namun perlahan. Ingatannya kembali mengingat saat-saat Radian sebenarnya tidak pernah sungguh-sungguh menjelaskan hubungannya dengan Kintan. Dia hanya bilang,
"Udah, aku sama Kintan cuma temen masa kecil, gak lebih"
"Kintan dan aku cuma dulu aja"
"Kintan udah gak ada di Indonesia, kok, Len"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Aileena (COMPLETED)
Storie d'amore"Aku udah lama gak kesini" suara Radian itu membuyarkan lamunan Lena. "Aku sebenernya gak suka tempat ini" Lena mengernyitkan alis. Mencari arti dari kalimat-kalimat Radian yang ia tidak mengerti. "Tapi karna aku tau kamu bakal suka tempat ini..." R...