2.💙(Pandangan pertama)

7.3K 395 5
                                    

Seorang cowok dengan jambul khas nya berjalan tergesa-gesa menuju markas favorit seluruh siswa, tempat yang tak lain bernama Kantin, salah satu surga dunia bagi para siswa setelah jamkos dan libur, karena lewat tempat ini mereka dapat mengembangkan hobbynya, yaitu bersantai, bergosip dan nongkrong bareng teman-teman.

Alvaro yang tak memperhatikan laju jalannya, tiba-tiba ia menabrak seseorang cewek yang berpenampilan layaknya weird Girl , berkaca mata, rambut diikat kepang dan membawa tumpukan buku yang cukup banyak.

"Aduhhh" ringisnya.

Alvaro menghentikan langkahnya spontan. "Sorry ya, gue gak sengaja, gue buru-buru soalnya" Ucap Alvaro sambil merapikan buku-buku yang terjatuh tadi.

Kirana mendongakkan kepalanya, melihat wajah Alvaro sekilas. "I...iy...ya gak apa-apa kok" Ucapnya
Terbata.

Alvaro tersenyum melihat sekilas penampilan cewek dihadapannya, entah kenapa ia begitu menyukainya penampilan Kirana. "Ini buku Lo, gue duluan ya, sekali lagi sorry" Ucap Alvaro sambil berlalu meninggalkan Kirana disana.

Kirana tak henti-hentinya tersenyum sambil menatap punggung Alvaro yang perlahan hilang.

***

"Kemana aja lo?lama bett" Ucap Adit tak sabar menunggu Alvaro.

Alvaro tersenyum tipis. "Tadi ada insiden kecil, nabrak cewek" Ucap Alvaro jujur.

Ketiga temannya mengernyit heran. "Hah? Maksudnya?"

"Ya nabrak orang kaya gimana menurut Lo? Nabrak yaa jatuh" Ucap Alvaro logis.

Adit bergidik ngeri mendengarnya. "Ampun deh gue, gak kuat!"

"Lambaikan tangan di kamera dit" lanjut Alvaro.

Alvin dan Arif pun hanya dapat menggelengkan kepala melihat tingkah kedua temannya ini. "Siapa ceweknya Al?" Tanya Arif penasaran.

"Entah, gue aja baru pertama kali liat dia, maybe murid baru?"

"Lo bisa cerita ciri-ciri nya? Kali aja kita tahu orangnya" Ucap Alvin menyarankan.

Alvaro menghela sejenak. "Kacamata, kepang, buku" Ucap Alvaro to the point.

Ketiga cowok itu sukses membulatkan matanya. "Yakali Alvaro!"

Adit tersenyum manis sambil menatap satu persatu temannya ini. "Gue tau gengs! Yang dia bicarakan itu si Kirana! Kan cuma dia yang masih berpenampilan kaya gitu"

"Kirana namanya? Gue gak sempat nanya nama tadi" Ucap Alvaro tersenyum penuh arti.

Alvin mengernyit. "Lo suka dia?" Tebaknya.

Alvaro terdiam sejenak. "Maybe!"

"Sumpah Al, banyak cewek yang suka sama Lo, Lo tau Sinta kan? Ketua cheers yang diam-diam suka sama Lo? Dia cans Al, kurang apa coba?" Adit memberitahu.

Alvaro menghela nafasnya. "Cinta gak bisa dipaksakan lah dit, Lo gak bakal tau hati Lo bakal jatuh dimana dan Lo gak bakal bisa ngelak perasaan Lo"

Adit tersenyum. "Iya sih Al, gue gak larang Lo mau suka sama siapa? Gue ngerasa aneh aja gitu loh"

"Lo cowok kan Al?" Tanya Alvin tiba-tiba.

Alvaro mengernyitkan dahinya. "Perlu pembuktian? Oke gue buka sekarang!" Ucap Alvaro hendak membuka celananya.

Ketiga cowok itu menahan tangan Alvaro yang sudah melepaskan ikat pinggang nya, mereka heran dengan aksi memalukan ini. "Astaga! Lo ini apa paan sih?" Ucap Alvin menepuk jidatnya.

"Tadi kan Lo meragukan jenis kelamin gue? Makanya gue buktiin sekarang!" Ucap Alvaro penuh keberanian.

Ketiga cowok itu pun tersenyum kecut mendengar ucapan Alvaro yang luar biasa beraninya. "Ya gak usah unjukin juga anjrrrr" Adit menggelengkan kepalanya lagi.

Alvaro mengernyit heran. "Yakali gue unjukin sekarang! Mana bakal ribut nih Kantin, gue gak mau pamer kali, takut dosa!"

"Gue takut cewek-cewek teriak histeris entar" Alvaro tertawa.

"Sumpah Al, gue eneg dengernya" Ucap Arif membuat pengakuan.

"Udah Udah, maksud gue Lo cowok kan?kalo Lo suka sama si Kirana, ya deketin lah, selagi janur kuning belum melengkung Lo bisa tetep deketin dia bro!" Ucap Alvin memperingatkan.

Alvaro tersenyum. "Luar biasa, thank's masukannya gengs, gue cabut dulu ya"

***

"Ati-ati diabetes!" Ucap Dina memperingatkan Kirana yang sedari tadi tak henti-hentinya tersenyum sendiri.

Kirana tersenyum. "Apa sih Din?"

"Gue sahabat Lo Ra, Cerita sama gue sini!"

"Cerita apa?" Kirana heran.

"Alasan mengapa bumi ini bulat?" Pekik Dina tak tahan lagi.

Kirana tersenyum enteng. "Kalau gak percaya, kamu bisa pergi kesana Din, kamu bisa liat sendiri diatas sana" ucapnya polos apa sok polos ya? Kita pilih opsi kedua saja.

Dina menatap tajam Kirana. "Besok gue otw Ra, dan gue niatnya gak bakal balik lagi ke bumi, gue capek dibumi temenan sama orang kaya Lo, gue mau cari planet lain kalo gini caranya!" Cibirnya.

Kirana tersenyum menang. "Bagus idemu Din, aku suka!" Ucapnya tanpa dosa.

Dina tersenyum sinis menatap Kirana yang sungguh menyebalkan ini. "Oke Ra, jangan cari gue, jangan kangen sama gue karena gue ini orangnya ngangenin dan menggemaskan, sampai-sampai Manu Rios ngebet pengen jadi pacar gue!"

"Manu Rios ndas mu, ngimpi wae Din"

"Jadi Lo kenapa tadi? Lo tetep gak mau cerita sama gue?" Dina membalikkan topik awal pembicaraan, 'kembali ke laptop'.

Kirana menghela nafas sejenak. "Itu Din, tadi aku ketemu Dia" Ucap Kirana tersenyum mengingat kejadian tadi.

Dina tersenyum penuh arti. "Uhuyy uhuyy Ada yang lagi kasmaran nih" godanya dan sukses membuat pipi Kirana memerah.

"Seandainya dia tahu perasaanku sebenarnya Din"

Dina menepuk pelan pundak Kirana. "Makanya nyatain sekarang, perasaan jangan pernah dipendam, selagi ada kesempatan Lo mending jujur sama dia Ra, mumpung dia lagi jomblo"

"Masalahnya aku cewek kali Din, masa aku yang mulai duluan?" Ucap Kirana mengelak.

"Yaudah kita berdoa aja supaya Alvaro bisa peka sama Lo ya"

"Semoga Lo bahagia sama dia"






Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang