12.💙(Move-On!)

3.3K 214 4
                                    

   

  Hari demi hari terus berjalan, Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu seakan begitu cepatnya berganti, itulah yang dirasakan oleh sang Most Wanted Guy , Alvaro kini tengah disibukan dengan kegiatan yang ia ikuti saat ini, berharap bisa menyibukan dirinya sendiri, ya... ia memang ingin sekali cepat melupakan masa lalunya.

Pagi ini seperti biasa ia mengikuti kegiatan amal yang diselenggarakan oleh kampusnya, Alvaro memang sangat menyukai kegiatan yang berkaitan dengan kemanusiaan seperti acara amal ini, ia sangat bahagia bisa bergabung karena baginya kegiatan ini sangat bermanfaat.

Tak terasa, kini jam sudah menunjukkan pukul 13:00 WIB  Alvaro dan teman-teman nya beristirahat sejenak untuk melaksanakan Shalat Dzuhur. Setelah Shalat mereka duduk untuk beristirahat, menghilangkan rasa dahaga dengan meneguk sebotol air mineral.

" Masih ada lagi gak airnya ?" Ucap Alvaro mengagetkan ke-3 sahabat nya.

Sontak ketiga sahabatnya pun membulatkan bola matanya " Eh buset Al, tadi Lo udah minum banyak " ucap Alvin.

" Emang aus banget? " Tanya Adit dengan polos.

" Nih... " Ucap seseorang. Sontak Alvaro dkk menoleh kearah sumber suara itu berasal.

" Masih ingat gue kan? " Ucap seseorang itu lagi.

Alvaro masih diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun " Gue... Saghara... yang waktu itu makan bareng Kirana di Cafe " lanjut seseorang itu lagi.

Alvaro mencoba untuk tersenyum, biasa disebut dengan *senyum paksaan*  " Ohh elo Saghara. .. iya iya gue inget "

" Nih.. " ucap Saghara sembari memberikan sebotol air mineral yang digenggamnya.

" Eh enggak bro makasih " ucap Alvaro menolak pemberian Saghara.

" Munafik Lo, pantes Kirana benci sama Lo, Eh ternyata kelakuan Lo yang kek bocah.. " ucap Saghara sembari tersenyum sinis.

Adit dkk mencoba menahan emosi Alvaro . " Apa sih mau Lo? Kalo Lo masih sayang sama tuh muka, pergi sana jangan cari masalah Lo " ucap Arif tak tega temannya dipermalukan.

" Eitss Santai, urusan gue bukan sama Lo ... " Ucap Saghara sembari menunjuk Arif.

" Tapi sama si Pengecut itu.. " lanjut Saghara sembari menunjuk kearah Alvaro.

' BRUKHH ' Satu pukulan pun sukses mendarat diwajah Saghara, Amarah Alvaro kini tak bisa ditahan lagi, ia tak terima jika seseorang menjelek-jelekkan dirinya.

" Sagharaaaa !!! "

•••

  Kirana P.O.V

Pagi yang cerah, secerah hatiku ini, ya... aku bahagia hari ini karena sahabatku mengajakku jalan jalan, Saghara mengajakku ke taman, tempat ke-2 yang aku sukai setelah rooftop . Kami berjalan berkeliling... hingga akhirnya kakiku tak kuat lagi untuk berjalan.

" Ga duduk yuk sana ! " Ucap ku pada Saghara.

Ia pun menganggukan kepala tak lupa memberiku senyumannya.

" Lo haus Ra? Ya udah gue beli minum dulu ya " ucapnya sembari berjalan menjauh dariku.

10 menit berlalu dan kini ia belum saja kembali, perasaanku tak enak kali ini, akhirnya aku pun berusaha mencari keberadaan nya.

" Sagharaaaa !! " Ucap ku ketika melihat Saghara dipukul oleh seseorang. Aku tak bisa melihat persis siapa orang yang telah memukul Saghara.

•••


Sontak Alvaro membalikan badannya agar dapat melihat siapa yang sedang berteriak memanggil nama Saghara itu.  Alangkah terkejutnya Alvaro ketika melihat sosok Kirana berada di sana.

Sama halnya dengan Kirana, dirinya pun terkejut dan tak menyangka jika ternyata Alvaro lah sang pelaku yang memukul Wajah Saghara tadi.

" Ki...Kira..na " ucap Alvaro samar.

" Gak nyangka Al, ternyata kamu sejahat itu " ucap Kirana sembari menatap Alvaro.

Alvaro hanya terdiam mendengar perkataan Kirana. " Tapi Ra Alvaro cuma... "

" Shuttt... Udah Vin " ucap Alvaro memotong perkataan Alvin.

" Ayo Ga... " Ucap Kirana sembari membantu Saghara untuk berdiri.

Alvaro hanya diam mematung sembari menatap langkah demi langkah Kirana yang semakin menjauh darinya. Ia tau Kirana memang salah paham terhadapnya, tapi bagaimana percuma saja jika ia menjelaskan itu, Kirana tak akan percaya padanya.

" Al Lo kenapa sih gak jelasin semuanya aja " Ucap Adit .

Alvaro diam tanpa berbicara.

" Udah udah, Alvaro mungkin punya alasan dit " ucap Alvin.

•••

  Pagi ini Kirana akan pergi ke supermarket dekat rumahnya, membeli kebutuhannya sehari-hari.

Dalam perjalanan ia masih memikirkan hal kemarin, Ia masih tak menyangka kenapa Alvaro bisa melakukan hal sekejam itu. Namun ia juga menyesal tidak memberikan waktu untuk Alvaro menjelaskan kejadian itu, sebenarnya ia ingin mendengar penjelasan Alvaro, ia tau Alvaro tidak akan melakukan hal itu jika tak mempunyai Alasan, walau bagaimanapun juga ia tahu sifat Alvaro yang sesungguhnya.

" Kirana... " Ucap seseorang membangunkan nya dari lamunan.

Kirana menatap sinis orang itu " Apa hah? Gak puas mukul Saghara sampai babak belur " .

Alvaro diam tanpa berkata apapun.

" Jelasin Al, kenapa kamu tega ngelakuin itu? " Tanya Kirana .

" Percuma Ra, gue ngejelasin juga Lo pasti gak bakal percaya " ucap Alvaro sembari tersenyum masam.

" Aku tau kamu, kamu gak bakal mukul orang tanpa alasan " ucap Kirana lagi sembari memasang ekspresi memohon.

" Gak perlu dijelasin " ucap Alvaro datar.

" Ya udah kalo itu mau kamu " ucap Kirana sembari menatap bola mata Alvaro.

Alvaro menghela nafas sejenak . " Dia bilang gue pengecut, Lo benci sama gue karena sifat gue kek bocah , gue gak terima perlakuan dia. puas lo dengernya? " Ucap Alvaro tanpa menatap sang lawan bicara.

" Apa? " Ucap Kirana tak percaya.

" udah gue bilang Lo gak bakal percaya sama gue "

" Kenyataanya Lo lebih milih dia dibandingkan gue .. gue tau ini karma buat gue, tapi inget ra gue janji gue bakal Move On.. "

Alvaro menghela nafasnya panjang...

" Walau kenyataannya Bilang Move-on gak segampang itu.. " ucap Alvaro lirih.

***

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang