30.💙(Menjadi pendampingku?)

3.5K 170 19
                                    

"Setidaknya mengikuti kata hati tidak akan membuatmu kecewa dikemudian hari"


London, 00:01 AM

Dari beribu detik ia arungi waktu, telah sampailah saat ini, saat dimana suatu harapan, kebahagiaan, penyesalan, kerinduan, akan terbalaskan tanpa adanya lagi deraian air mata disana. Ya! Lusa Ia akan mendapatkan kembali gadisnya.

Alvaro menyeka gusar peluh yang sedaritadi mengguyur permukaan dahinya. Ia menghela pelan. "Bismillah..." Ia berharap semua akan berjalan sesuai harapan.

Tiba-tiba ponselnya berdering, sontak ia menyambar benda pipih itu dinakasnya. "Hallo Vin..." Sahutnya, ya! Orang itu Alvin, salah satu sahabatnya.

"Lo jadi berangkat besok kan?"

"Jadi Vin, gimana?"

"Disini Ok Al, Lo kesini aja dulu!"

        
"Ok, pesawat gue 1 jam lagi  meluncur"

"Oke!"

Alvaro memutuskan sambungan nya, ia menghela sejenak sebelum pergi menuju Airport . Ia menyunggingkan senyum disudut sana. Dengan sigap ia menarik kopernya.

***

H-1 Wisuda

Tak henti-hentinya Kirana tersenyum, memperlihatkan lengkungan indah disudut bibirnya, pipinya pun kini merah merona. Ya! Ia sangat bahagia, perihal esok adalah hari Wisudanya, hari dimana seluruh mahasiswa maupun mahasiswi menunggu akan datangnya hari itu, hari pelulusan setelah 4 tahun lamanya menempuh pendidikan Strata satu disebuah universitas.

Kirana bahagia karena esok ia resmi mendapat gelar S.Stat nya. "Ciee yang besok wisuda, bahagia banget kayanya" cibir Dina, berusaha menggoda sahabatnya ini.

"Makanya kuliah yang bener, biar cepet diwisuda Din" goda Kirana, ia mencoba untuk memotivasi Dina agar cepat wisuda. Karena Dina salah satu Mahasiswi yang tertunda wisudanya.

Dina menatap tajam Kirana, seakan tak menerima jika Kirana mengolok-oloknya, bisa turun harga sembako jika itu terjadi, eh harga diri maksudnya. "Siapa yang gak mau sarjana Ra? Cuma gue lelah aja sama tugas, makanya gue sering bolos" ucapnya jujur, diselingi tawa yang menggelegar.

Kirana menatap dingin wajah sahabat konyolnya ini. Ia menghela sejenak. "Nah itu dia masalahnya, makanya jadi orang jangan banyak malesnya, kamu ikutin aja prosesnya, percaya Din proses gak akan mengkhianati hasil". Kirana menepuk pelan bahu Dina.

Dina tersenyum licik. "Gue sering bolos bukan karena sepenuhnya malas, ada tujuan terselubung disana, Lo mau tau Ra?" Kini ia mendekatkan wajahnya pada Kirana.

"Apa?"

"Lo tau hobby gue waktu SMA dulu?"

Kirana mengerutkan keningnya. "Gak!"

Dina tersenyum kecut. "Kentut kalo makan baso?"

Dina menggeleng.

"Suka Es Kebo?" Kini Dina menggeleng, ia mulai frustasi.

Kirana memikirkan sejenak. "Oh, Pipis dicelana kan? Pasti itu, iya kan?" Ucap Kirana yakin, tanpa sedikitpun keraguan terlihat disana.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang