"Gak perlu berubah, gue lebih suka lo yang dulu"- Alvaro Ramadhan -
Melihat jarak yang terlampau jauh antara dirinya dan teman-temannya, membuat hati Alvaro sedikit tertegun, ia merasakan efek yang amat fatal, tak dapat dipungkiri bahwa ia memang begitu merindukan mereka, bagaimanapun mereka adalah sahabatnya, keluarganya, dan mereka adalah orang yang selalu ada untuknya.Hari ini Alvaro mengumpulkan keberanian untuk mengatakan ucapan menyesalnya telah egois seperti ini, ia melihat Alvin, Adit dan Arif sedang duduk dikursi belakang sedang melakukan rutinitas yang selama ini selalu mereka lakukan setiap hari, yaa apa lagi kalau pukul-pukul meja dan bernyanyi dengan suara lantangnya sampai membuat teman-temannya dikelas teriak protes.
Dan hari ini mereka melakukannya tanpa Alvaro, yaa tanpa dirinya, Alvaro mencoba menghampiri ketiga cowok itu, melihat Alvaro mendekati mereka, mereka terdiam sejenak menghentikan aktivitas nya.
Alvaro menggaruk tengkuknya. "Maafin gue! Gue tau gue yang salah kemarin dan gue minta maaf sama kalian" Ucap Alvaro tulus.
Adit tersenyum. "Maafin gue juga ya gengs, kemarin gue kelepasan"
"Gue juga Al, maafin gue" Ucap Alvin tersenyum pada Alvaro.
"Maaf Al, gue mancing emosi Lo kemarin" Ucap Arif menyesal.
Alvaro tersenyum pada ke-tiga cowok ini. "Maaf, gue gak bisa tahan emosi gue!"
"Uhuyy Akhirnya kita Lengkap!" Ucap Adit antusias.
"Eh Al, Lo sama dia gimana? Gue denger Lo tembak dia?" tanya Alvin tiba-tiba.
Alvaro terdiam sejenak. "Siapa?" Ucap Alvaro pura-pura melupakan, yaa memang kejadian kemarin membuatnya berniat untuk melupakan segalanya yang berkaitan dengan Kirana.
"Kirana?" Ucap Alvin mengingatkan.
Alvaro tersenyum kecut. "Dia gak terima gue, Gue mundur aja" ucapnya pasrah.
Alvin mengernyit."Lah ko gitu? Harusnya lu perjuangin dia lah" ucap Alvin menyarankan, agar Alvaro tidak menyesal dikemudian hari.
"Gue rasa perjuangan gue gak ada harganya dimata dia!"
***
"Gue rasa perjuangan gue gak ada harganya dimata dia!"
DEG !!!
Kirana tersentak, entah kenapa perkataan Alvaro membuat hatinya begitu sakit, mungkin ini yang dinamakan sakit hati? Tapi tidak! Harusnya Alvaro yang merasa sakit hati karena ia tak jujur dengan perasaannya sendiri.
Seandainya ia bisa menahan emosi kemarin, ia pasti akan jujur pada Alvaro, tapi kini Nasi sudah menjadi bubur, semuanya tak dapat terjadi kembali.
"Dina kamu dengar kan?"
"Hmm iya Ra"
"Lo yang sabar ya, gue ngerti posisi Lo kemarin, Gue juga gak bisa nyalahin Alvaro saat ini, dia juga hancur, cuman menurut gue dia terlalu berlebihan aja, Lo sabar ya Ra" Dina menepuk-nepuk pundak Kirana pelan.
"Ini emang aku yang salah Din" Ucap Kirana menyesal.
"Stop nyalahin diri kamu Ra"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
Teen FictionIni adalah kisah kita, kisah kau dan aku... Kisah sederhana namun berharga disetiap detik yang ku lalui denganmu. (Alvaro and Kirana) Book-1 (Akan direvisi jika sudah tamat) Copyright©2017 by Russwdy